Semua orang mengenal Haqeem El Barrack, ketua Gank Serpent Blanc. Apalagi kota ini tidak terlalu besar. Sehingga mudah sekali untuk saling mengenal. Dia laki laki yang keras dan dingin. Tidak ada yang berani bermain main dengannya. Bahkan Theodore Marc yang memimpin daerah hitam dikota itu pun menaruh hormat kepadanya.
Haqeem orang yang tidak pernah membuat masalah dengan siapa pun. Gank nya bersih dari masalah dengan pihak berwajib ataupun pemerintahan. Mereka segan dengan sikapnya yang selalu tidak mau ikut campur dengan urusan dan masalah orang lain. Kota kecil itu selalu dijaga Haqeem agar tetap damai dan aman.
Dia dan anak buahnya mendapat penghasilan dari menjaga keamanan taman hiburan, pabrik, perusahaan atau jasa bodyguard orang orang penting. Haqeem juga membuka tempat Gym dan Dojo yaitu bangunan tempat kompetisi, pertandingan, latihan dan belajar untuk semua cabang seni bela diri.
Setiap hari Haqeem akan mampir ke tempat Gym untuk mengeluarkan keringat dan menyambangi Dojo dimalam hari untuk sejenak meregangkan otot ototnya. Malam ini seperti biasa dia mampir ke Dojo untuk sedikit melatih gerakannya. Walaupun terkadang tidak ada yang mau diajaknya untuk beradu kemampuannya.
Malam ini ketika dia memasuki Dojo, semua orang yang ada disana menganggukkan kepalanya. Dia hanya membalas dengan tatapannya yang tajam tanpa senyum. Semua orang sudah terbiasa, jadi mereka tidak mengambil hati akan sikapnya itu. Tatapannya terhenti, begitupun langkahnya ketika matanya bertemu tatap dengan sepasang mata yang menatapnya dengan tajam. Tidak ada senyum dibibir mungilnya seperti yang lain. Haqeem cepat memalingkan tatapannya lalu bergegas memasuki ruangannya. Entahlah dia seolah merasa kalah dengan tatapan tajam tadi. Ada sesuatu yang aneh dirasakannya. Sedikit membuat linu dadanya tapi terasa begitu nikmat.
" Ini tidak pernah terjadi sebelumnya." Desisnya kesal.
" Siapa gadis kecil itu." Lanjutnya.
" Aviany Haniffa Albany. Orang baru, pindahan dari Dojo Ryu Jepang. Dia cukup menguasai gerakannya. Lincah, luwes dan berbakat."
" Aduh..brengsek lo..ngagetin gua aja.." Haqeem melotot menatap Bayou, assistantnya.
" Hehehe..sorry..gua tahu..lo pasti merhatiin dia kan. Cewek tanpa senyum."
Bayou duduk dihadapan Haqeem dan menyerahkan data gadis yang disebutnya tadi.
" Katanya dia baru pindah. Orang tuanya meninggal dibunuh saingan bisnis ayahnya. Dia tinggal disini sama Tante Yentri. Lo kenal kan..yang punya mini market diujung jalan ini. Dia ponakan Tante Yentri." Haqeem menatap Bayou tanpa kedip.
" Gila lo..sejak kapan jadi detektip. Waah..bisa kalah dong Pa Yanto detektip kebanggaan kita." Bayou tergelak.
" Gua jadi detektip buat lo...biar lo ga jomblo terus...abis semua cewek lo tolak. Termasuk Jemima yang seksi itu, yang sampe nangis bombay ngarep cinta lo. Trus Sarah yang sampe balik ke negeri asalnya..trus Ania..trus Ranine..trus.." Haqeem menatap Bayou tanpa ekspresi.
" Trus..trus..udah ah..ntar nubruk lo.." ketusnya. Bayou nyengir tanpa dosa.
" Tapi gua saranin lo sabar sama yang satu ini. Dia rada tempramen, tomboy, cerewet, kadang manja tapi lugu... Belom pernah pacaran. Dia masih kelas satu.."
Bayou tertawa keras. Haqeem yang merasa dipermainkan hanya menarik ujung bibirnya sekilas. Bayou memang sudah seperti saudaranya. Usianya tiga tahun diatasnya. Hanya Bayou yang selalu menemaninya. Bayou juga yang selalu mengingatkannya akan segala hal. Bayou dan ibunyalah yang memberikan kasih sayang ketika dia menjadi yatim piatu diusianya yang masih sangat kecil. Ibu Bayou adalah orang kepercayaan Mommy Haqeem. Jadi ketika Daddy dan Mommy Haqeem meninggal. Ibu Bayou berperan menggantikannya. Sampai sekarang ini.
" Yah..malah bengong nih dia. Buruan gih ajakin sparing tuh cewek. Seru kayaknya." Haqeem tersenyum samar.
" Males ah..lagi ga mood gua."
" Alaaah..males apa takut kalah Bro.."
" Ah..gila lo..masa gua kalah sama tuh cewek."
" Ya kali Bro...siapa tahu konsentrasi lo buyar karena natap mukanya yang cantik banget itu."
" Cantik banget..gua ko ragu ya..."
" Siapa yang cantik banget..?" Sebuah suara lembut membuat mereka menoleh.
" Naah mampus deh lo." Umpat Haqeem. Bayou terkekeh. Dia merangkul pemilik suara lembut tadi dan mengusap perut buncitnya perlahan.
" Aryani yang cantik banget. Cintanya Bayou."
Pemilik suara lembut yang tak lain adalah istri Bayou yang sedang hamil tersenyum.
" Gombal." Desisnya, " Ayo pulang..kasian ibu sendirian di rumah. Haqeem kami duluan ya."
Bayou mengikuti istri cantiknya yang menarik tangannya. Haqeem menggelengkan kepalanya. Dia juga beranjak dari ruangannya. Tujuan ke tempat latihan untuk mengikuti saran Bayou. Sepertinya tidak ada salahnya, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love ( Completed )
General FictionHaqeem El Barrack tidak pernah menyangka, dikehidupannya yang selalu berteman dengan kekerasan dan kegelapan ternyata menemukan cahaya dari cinta tulus seorang gadis lugu. Gadis yang tanpa malu dan takut mengakuinya sebagai kekasihnya. Selama ini Ha...