Dua Puluh Empat

1.4K 89 2
                                    

Haqeem menatap wajah cantik Aviany yang sedang menatap tiga buah dress dihadapannya dengan aura bingung. Tampak wanita itu sulit memutuskan mana yang harus dipilihnya. Haqeem menghampirinya dan memeluknya lalu mengecup bibirnya mesra. Banyak orang yang menatapnya tapi Haqeem tak peduli.

" Hei, calon istriku yang cantik. Ada apa?" Sapa Haqeem dengan sayang. Aviany menatapnya dengan senyum.

" Cepat sekali kau sampai, terbang ya." Gerutu Aviany. Haqeem terkekeh.

" Yap, as soon as possible kalau calon istri memanggil."

Haqeem memeluk Aviany semakin erat. Dia begitu menyayangi calon istrinya itu. Tampang garang Haqeem akan terlihat melembut jika Aviany berada disisinya. Seperti saat ini. Lelaki itu mengulas senyum walaupun samar. Matanya menyorot teduh.

" Ada apa sayang?" Suaranya pun akan terdengar lembut dan penuh kasih.

" Aku bingung memilih, merah, putih atau hijau?" Tanya Aviany.

Wanita itu selalu manja bila bicara dengan kekasihnya itu. Haqeem menyukai itu. Dia sudah benar benar dibuat jatuh cinta oleh Aviany.

" Semuanya saja." Jawabnya dengan tampang tenang.

" Se..mua...jangan gila." Gagap Aviany dengan mata melotot.

" Aku gila karena cintamu." Ujar Haqeem santai. Bibirnya mencium bibir Aviany. Haqeem tidak peduli berada dimana saat ini. Aviany sudah terlalu terbiasa dengan perlakuan lelaki itu. Dia menerima saja tanpa protes.

" Aku tidak bercanda. Tolong bantu kasih saran." Suara Aviany memohon. Haqeem mengacak sayang rambut kekasih hatinya itu.

" Semuanya aku bilang. Ketiga tiganya." Ucapnya meyakinkan.

" Tapi ini mahal sekali sayang." Aviany menatap ragu Haqeem.

" Tidak akan membuatku bangkrutkan?" Tanya Haqeem dengan senyum. Dia merangkul tubuh mungil itu.

" Haqeem.." Mata Aviany mendelik kesal.

" Ya sayangku. Calon istriku. Aku bilang semua."

Haqeem mengambil ketiga dress itu dan menyerahkan kepada pegawai butik yang dari tadi berdiri disana dan menatap dengan tersenyum gemas pasangan itu. Pegawai butik itu berlalu meninggalkan pasangan itu sambil membawa ketiga dress yang tadi diserahkan Haqeem.

" Baiklah. Percuma aku memintamu datang. Tidak memberikan solusi." Aviany berseru pasrah.

" Aku sudah memberikan solusi sayang." Haqeem membela diri. Dia menatap Aviany.

" Aku minta memilih, bukan mengambil semuanya." Ketus Aviany. Haqeem tertawa.

" Tapi itu juga solusi kan." Ucap Haqeem tak mau kalah. Dia kini memeluk Aviany. Wanita itu diam saja.

" Solusi tidak bermutu." Sungutnya kesal. Haqeem gemas sekali. Dia mencium lama pipi wanitanya. Dia tahu Aviany tidak benar benar marah. Lalu dia meregangkan pelukannya.

" Sudahlah. Aku bilang ambil semua. Kita bayar dan minta diantar ke rumah barangnya. Aku akan mengajakmu menemui seseorang disuatu tempat." Haqeem mengandeng tangan Aviany menuju meja kasir. Dia menyerakan kartu debetnya.

" Menemui siapa dan kemana?" Tanya Aviany sambil menatap Haqeem.

" Ikut saja sayang." Ucap Haqeem dengan senyum lembut.

" Tapi aku ingin tahu, mau kemana dan bertemu siapa?" Aviany terus bertanya. Haqeem menatap wanita cantiknya. Tangannya lembut mengusap pipinya.

" Percaya aku, aku tidak akan mencelakakanmu." Ucapnya di depan wajah cantik itu.

" Tentu, aku sangat percaya itu." Avianya mengangguk pasti.

Haqeem membimbing tangan halus wanita itu menuju mobilnya. Sebelum mobil melaju, Haqeem terlebih dulu menghubungi seseorang.

" Kami pergi sekarang."

Hanya itu yang diucapkannya. Kemudian dia memasangkan seatbelt Aviany terlebih dulu baru memasangkan punyanya sendiri. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Aviany terdiam. Pikirannya menerka nerka kemana dia akan dibawa dan bertemu dengan siapa. Tapi tidak ada satu pun gambaran yang terlintas dipikirannya. Dia menggeleng lemah. Matanya menatapi jalanan dengan dengan perasaan tak menentu.

" Ada apa, kau terlihat gelisah?" Tanya Haqeem dengan mata menatapnya sekilas.

" Tidak ada apa apa. Hanya sedikit bertanya tanya dengan kemisteriusanmu." Jawabnya tanpa menatap Haqeem. Lelaki itu terkekeh.

" Bukankah aku memang seperti itu  sehingga membuatmu penasaran dan jatuh cinta?"

Haqeem memegang dagu Aviany tanpa menoleh. Matanya fokus menatap jalanan di depannya. Aviany diam tanpa kata. Dia juga hanya memperhatikan jalanan yang sedikit ramai. Mobil terus melaju menuju keluar dari kota. Menuju tempat yang hanya Haqeem yang tahu. Sesekali lelaki itu melirik kekasihnya yang terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Haqeem tersenyum samar melihatnya.

True Love ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang