Delapan Belas

1.5K 87 2
                                    

Haqeem mengucek matanya yang sedikit perih karena sinar mentari yang menerobos masuk melalui kaca jendela yang tirainya telah terbuka.

" Ouh Shit!!" Umpatnya sedikit kesal.

Dia berusaha mengangkat tubuhnya yang sebenarnya masih ingin tidur. Tangannya menggapai handuk yang ada di nakas, sebelah tempat tidur. Dengan malas dia melingkarkan handuk itu disekeliling bagian perutnya.

" Hai, sudah bangun, tidur lagi saja kalau masih mengantuk. Kau kan baru tidur jam lima dan sekarang baru jam delapan." Haqeem menatap Aviany yang sudah rapi dan segar,  dengan kaos putih dan celana pendeknya.
" Aku masih ingin tidur, tapi sinar matahari nakal itu yang terus membangunkanku." Aviany tergelak.

" Sorry, harusnya tadi tirainya tidak kubuka dulu."

" Ouh ini semua karena ulahmu ya?"

Suara serak Haqeem terdengar malas. Haqeem menarik tangan wanitanya. Tubuh kecil itu terjatuh menindihnya. Haqeem segera memeluk dan menciumi wajahnya.

" Aaah...Qeem..please, sorry.."

Aviany berusaha melepaskan diri. Tapi Haqeem memeluknya lebih erat.

" Kau nakal sayangku."

Haqeem terus menciumi wajahnya. Berpindah melumat bibirnya. Aviany terkekeh.

" Qeem, please..let me go.."

" No, never baby." Haqeem tidak akan pernah melepaskannya.

" Oh my gosh."

Aviany melotot menatap Haqeem yang kini tidak lagi memakai handuk. Pergumulannya dengan Aviany membuat handuknya terlepas. Haqeem malah tertawa tawa.

" Kau harus bertanggung jawab." Geramnya.

" Hei..why me, Haqeem..oh my God." Aviany memukuli punggung Haqeem yang sibuk membuka kaos dan celana pendek yang dipakainya.

" Ini efek karena mataku perih terkena sinar matahari." Aviany tergelak.
" Tidak ada efek seperti itu."

" Okay, ini efek karena ketika bangun aku tidak menemukanmu disisiku dan malah melihatnya sudah rapi dan wangi." Haqeem melumat lembut bibir wanitanya.

" Wanitaku yang cantik dan nakal. Cintanya Haqeem yang selalu membuatku turn on."

Aviany mendesah menerima perlakuan Haqeem yang kini menciumi lehernya.

Bunyi ponsel menghentikan kegiatan mereka. Haqeem mengangkatnya ketika terlihat nama Bayou yang tertera disana.

" What?"

" Oh my gosh Haqeem, what are you doing. Gila lo..tutupin dulu, ada Aryani disini."

Ternyata itu Video call. Haqeem yang sedang berada diatas tubuh Aviany membuat Bayou shock. Haqeem tergelak. Dia menyimpan ponselnya dan berguling ke samping lalu menutup tubuhnya dan Aviany dengan selimut. Lalu kembali mengambil ponselnya. Terlihat Bayou cemberut di sana.

" Aduh gila lo, man."

" Udah ah..bawel lo. Ada apa, Bro?

" Nih liat gua dimana coba?"

" Ehm...kayak di rumah sakit."

" Iya gua di rumah sakit Qeem, Aryani mau lahiran."

" What..ah elo kenapa ga bilang dari tadi, baby ayo kita mandi, kita harus ke rumah sakit. " Haqeem terlihat sibuk. Aviany terkekeh.

" Qeem mandinya jangan berdua." Bayou mengingatkan.

" Emang kenapa?"

" Lama Qeem, pasti nanti lo ga cuma sekedar mandi."

Haqeem tergelak begitu sadar maksud ucapan Bayou.

" Aku sudah mandi ko, bang." Aviany ikut bersuara.

" Good. Cepet mandi Qeem dan jangan minta dimandiin."

" Ihh, lo lama lama kayak ibu, bawel dan so peramal." Haqeem menggerutu.

" Ibu disebelah gua Qeem."

" Ups..Sorry bu, I love you."

Haqeem memutus Video Call dengan Bayou dan bergegas ke kamar mandi. Aviany beringsut dari tempat tidur dan memakai kembali kaos dan celana pendeknya yang tadi sempat dibuka Haqeem.

Sekitar lima menit Haqeem sudah keluar dari kamar mandi. Dia langsung memakai pakaiannya. Aviany menatapnya.

" Cepat sekali mandinya."

" Kita harus segera ke sana."

" Kau begitu perhatian sekali pada Aryani." Bibir Aviany mengkerut.

" Ya..of course. Aku sayang dia."

" Ehm,.."

" Hei..jangan cemberut begitu, Aryani itu kakak sepupuku. Dia yang ikut menjaga dan mengurusku sejak orang tuaku meninggal." Haqeem memeluk Aviany lalu mengecup keningnya.

" Jangan cemburu, kau cintaku. Kau pusat duniaku."

Haqeem mencium ringan bibir wanitanya. Kemudian dia memperhatikan Aviany.

" Ada apa?"

" Bisa ganti pakai celana panjang?"

" Ya..but why?"

" Aku tidak mau ada yang mengagumi paha putih mulus ini. Aku takkan tahan untuk tidak membuatnya babak belur jika itu terjadi." Aviany memutar bola matanya.

" Okay Mr. Jealous, aku segera ganti."

Haqeem mengacak sayang rambut Aviany yang tersenyum mengejek.

True Love ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang