Tiga belas

1.5K 98 5
                                    

Hari hari Haqeem terlihat begitu cerah ceria. Senyum dan tawa riang gadisnya selalu menemani langkahnya. Dia selalu tanpa malu memeluk dan mencium gadisnya dimana pun dan kapan pun. Sebenarnya Aviany sedikit terganggu dan malu. Tapi Haqeem seolah tidak peduli dan Aviany jadi terbiasa dengan perlakuannya.

" Aku akan mencium dan memelukmu sesuka hatiku. Dimana pun dan kapan pun."

Kata kata itu yang diucapkan Haqeem ketika Aviany meringis kesal dengan perlakuannya.

" Dasar bocah gila." Rutuk Bayou ketika dia mendengarnya. Aryani tertawa dan menatap seolah tak percaya.

" Haqeem ketularan kamu, love." Suara lembut Aryani membuat Bayou terkekeh.

" I love you, babe." Bayou mengecup lembut bibir istrinya.

" See..lo sendiri. Halaaah..."

Haqeem meninju pelan lengan Bayou yang tertawa keras menanggapinya.

" Kalo gua udah sah, man. Halal dong." 

Haqeem kesal dengan guyonan Bayou. Dia mengumpat keras.

" Shit..!!"

Bayou dan Aryani tergelak. Aviany sendiri hanya menatapnya dengan senyum. Tangan halusnya mengusap lembut lengan bertatoo itu. Haqeem merasakan ketenangan lewat usapan gadisnya. Dia menatapnya lalu mengecup lembut bibirnya.

" Ayo kita pindah ke kamar."

Haqeem menarik lembut tangan gadisnya. Aviany menurut dan mengikutinya. Bayou dan Aryani saling tatap.

" Bener bener jatuh cinta tuh bocah." Gerutu Bayou. Aryani tersenyum menatap suaminya.

" Kita harus segera menggelar pesta pernikahan sepertinya." Bayou terkekeh.

" Ayo kita bicara dengan ibu."

" Ide bagus sayangku."

Haqeem yang masih dapat mendengar percakapan sepasang suami istri itu tersenyum. Ada kebahagian yang tak terucap yang dia rasakan. Dia menatap gadis yang duduk disebelahnya.

" Kau dengar pembicaraan mereka?"

" Ya..sangat jelas."

" Lalu.."

" Lalu apa?"

" Tanggapanmu?"

" Apa tidak terlalu cepat?" Haqeem tergelak.

" Terlalu cepat?"

" Ya..ini baru sekitar enam bulan sejak kita bertemu pertama kali."

" Kau menghitungnya?" Aviany mengangguk.

" Tidak ada yang terlalu cepat, sayangku. Aku pun tidak tahu apa aku kuat menahan diri yang selalu berdekatan denganmu. Aku laki laki dewasa, dear. Usiaku 25 tahun."

Haqeem menatap dalam gadis di depannya. Wajahnya merona membuatnya gemas.

"Aku gadis berusia 18 tahun dan bukan gadis kecil. Jadi jika memang itu terjadi, lakukan saja dan jangan berhenti."

Suara itu membuat Haqeem menegang. Dia mendadak kaku dan bisu. Dia menatap gadis di depannya. Gadis cantik yang membuat hatinya selalu bergetar dan jantungnya berdegup hebat. Haqeem melumat bibir gadis dihadapannya. Aviany membalasnya. Mereka saling melumat. Menyecap hasrat yang bergulir. Gairah memenuhi setiap titik tubuh Haqeem. Dia mengerang frustasi.

" Sayang, aku tak bisa berhenti." Ucapnya disela lumatannya. Aviany mendesah pasrah.

" Maka jangan berhenti. Lakukanlah."

Suara gadis itu terdengar serak dan diliputi gairah. Haqeem kehilangan akal sehatnya. Dia terus mencumbui gadis yang berada dibawahnya. Di dalam kungkungannya. Gadis yang terlihat menanti untuk dipuaskan. Haqeem menggeleng resah. Aviany masih terlihat canggung ketika tangan Haqeem menyingkap kaos yang dipakainya.

" Jangan menutupinya sayangku. Jangan menutupinya dariku."

Suara Haqeem serak berkabut gairah. Avianya membiarkan Haqeem melakukan apa pun yang dia mau. Yang Aviany tahu dia pun menikmati dan menginginkannya.

" Kau yakin?" Bisiknya.

Dan anggukan Aviany yang membawanya melakukan semuanya. Menyesap manisnya kenikmatan dan memberikan rasa yang tidak akan pernah dilupakan oleh gadisnya. Memilikinya seutuhnya. Berdua mereka menghela napas dan mengaturnya. Hasrat itu terpenuhi menggapai gairahnya.

" Kau telah jadi miliku kini, seutuhnya. You're mine baby."

Haqeem mengecup lama kening gadisnya. Aviany tersenyum lembut.

" I love you." Bisiknya.

" I love you more, baby."

" Jangan pernah ada yang melihat dan menyentuh tubuhmu selain aku."

Haqeem memeluk gadisnya. Aviany mengangguk dalam pelukan Laki laki itu.

" Tidak akan pernah." Bisik Aviany.

Haqeem mempercayai ucapan itu. Dia mengecupi pelipis gadisnya.

" Aku pun akan menjaga diriku tanpa kau minta." Haqeem berbisik di telinga gadisnya. Avianya menggangguk.

" Terima kasih." Lirihnya.

Haqeem merasa begitu dihargai. Dia memeluk erat gadisnya. Menciumi puncak kepalanya dengan sayang.

" Aku tak akan pernah melepasmu. Tak akan pernah, apa pun yang terjadi." Janjinya.

Dia terus menenggelamkan tubuh itu dalam pelukannya. Menghirup aroma tubuhnya yang membuatnya merasa nyaman dan meresapi sentuhan tangannya yang mengelus lembut yang membuatnya tenang.

True Love ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang