Tujuh belas

1.4K 88 4
                                    

Haqeem menaiki tangga menuju lantai tiga dengan tergesa. Dua tangga sekaligus dilewatinya. Setelah sampai diatas, lalu dia berbelok ke kanan. Berjalan menyusuri selasar yang temaram. Diujung selasar dia mendapati pintu berwarna putih. Tanpa ragu dia membukanya. Perlahan. Dia tahu gadisnya sedang tidur dan dia tidak ingin membuatnya terbangun. Ruang kamar yang temaram tidak menghalanginya untuk mengenali sosok yang tertidur menelungkup dengan memeluk guling. Harum tubuhnya dapat dia kenali. Dia mencari tombol untuk menyalakan lampu. Lalu dia menghampiri gadisnya.

" Hai baby.." Haqeem berbisik lalu mengecup lembut pipinya. Gadis itu spontan terbangun dan langsung terduduk. Wajahnya terlihat begitu kaget.

" Hei..hei..baby..it's me." Aviany menghembuskan napasnya.

" Aku kaget sekali." Ketusnya. Suaranya serak. Haqeem terkekeh.

" Sorry, babe."

Haqeem menyentuh wajah cantik di depannya. Aviany menepis tangannya. Haqeem malahan memeluknya.

" I miss you, baby."

" Ish, mengganggu orang tidur saja."

Suara serak itu mengumpat. Haqeem tertawa pelan. Dia senang melihat wajah cemberut kekasihnya itu.

" Kau lucu kalau cemberut begini." Aviany tidak menanggapi.

" Mau apa datang ke sini?"

" Menemui kau, my love."

" Untuk apa?"

Haqeem menatap lekat Aviany yang menatapnya dengan wajah dingin.

" Untuk apa, kau tanya untuk apa. Aku cemas mencarimu. Tante Yentri juga. Aku segera pulang dan meninggalkan kunjungan kerjaku begitu kau menutup sambungan telponku dengan nada yang tidak enak."

" Aku...aku hanya sedikit kesal. Maaf jika sampai mengganggu kunjungan kerjamu."

Haqeem menggeleng. Gadisnya terlihat marah. Dia mengusap rambutnya dengan rasa sayang.

" Listen to me, girl. Tidak ada apa apa antara aku dan gadis itu. Dia hanya temanku. Seperti kau dan Mikhael."

" Jangan bawa bawa Mikhael." Ucapnya ketus. Haqeem menggeleng bingung.

" Jemima itu..hanya teman, tidak lebih." Suara Haqeem sedikit meninggi. Aviany menatapnya.

" Teman, dengan begitu banyak foto mesra."

Aviany tertawa hambar. Haqeem menggeleng kesal. Mereka terdiam.

" Kau selalu berkata tidak pantas untukku. Aku yang tidak pantas untukmu. Kau tidak pernah tahu siapa aku." Gadis itu  berujar pelan lalu menentang tatapan Haqeem.

" Aku tidak peduli siapa dirimu dan aku tidak peduli siapa namamu." Aviany menatapnya terkejut.

" Pulanglah Qeem, aku malas ribut dan hari masih gelap aku akan kembali tidur."

Aviany hendak merebahkan lagi tubuhnya tapi ditahan oleh Haqeem.

" Nope. Kita harus menyelesaikan ini semua."

" Untuk apa. Aku tanya untuk apa karena kau orang yang tidak pernah jatuh cinta dan tidak ingin terikat. Percumakan." 

Suara serak Aviany terdengar nyaring. Haqeem menghembuskan napas kasar.

" Jemima bilang begitu?"

" Ya..dia bilang begitu."

" Dan kau percaya padanya?" Aviany tergugu.

" Apa kau percaya padaku?" Aviany menatap manik mata Haqeem.

" Aku dulu memang seperti itu, sebelum aku bertemu denganmu. Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku jatuh cinta padamu dan aku ingin terikat denganmu. Itulah kenapa aku tidak ragu untuk memilikimu. Kau tahu sayangku, kau bukan hanya seseorang yang masuk dihidupku dan menumbuhkan cinta tapi kau juga seperti cahaya untuk hidupku. Gadis kecil nakal yang membuatku selalu diliputi gairah." Haqeem mencium telinga Aviany.

" Aku bukan gadis kecil."

Aviany sedikit terengah mengatakan itu karena Haqeem tak henti mencium dan menghirup telinga dan lehernya.

" Ya..kau wanitaku." Bisik Haqeem lembut yang menghadirkan gelenyar nikmat didada Aviany. Desahannya lolos begitu Haqeem menyesap lehernya. Haqeem mengerang menahan gairah yang menyeruak tanpa mampu ditahan.

" See..hanya seorang Aviany yang mampu membuatku seperti ini."

Haqeem mencium lembut bibir Aviany. Lalu melumatnya dan menyecapkan. Aviany terbawa untuk membalasnya. Dia juga melakukan hal yang sama. Berhenti sebentar untuk menghirup udara lalu kembali menyatukan bibir mereka. Haqeem menarik diri dan berucap penuh keyakinan dihadapan wajah gadisnya.

" Percaya padaku. I love you so much."

Aviany mencari kebenaran dimata laki laki yang duduk di hadapannya dan Aviany menemukan mata yang berlumur cinta dan rindu. Dia tersenyum samar. Aviany menarik kaos yang dipakai Haqeem dan meloloskannya melalui kepala. Dia meraba dan mengelus tubuh kokoh itu dengan lembut. Mengusap setiap tatoo ditubuh itu dengan gerakan yang membuat Haqeem mengerang tertahan.

" I miss you." Suara Aviany mendesah ditelinga Haqeem.

" Ouh Baby..."

Aviany mendorong tubuh Haqeem hingga merebah di bawahnya. Dia mengecupi setiap tatto di tubuhnya. Haqeem sudah pasti tak lagi mampu menahannya. Dia membalik keadaan sehingga Aviany berada di bawahnya. Dengan segera meloloskan dressnya dan menciumi wajahnya. Aviany terkekeh antara geli dan senang.

" Let me finish it." Haqqem menggeram tak sanggup lagi menahan deraan gairahnya.

True Love ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang