Haqeem tahu dari Bayou, kalau jadwal latihan Aviany seminggu tiga kali. Haqeem bahkan lengkap mendapatkan hari dan jam nya. Bayou memang paling mengerti dirinya.
Selama jadwal itu diterima dari Bayou, dia belum juga mengunjungi Dojo lagi. Dia merasa harus menghindari gadis itu. Mengubur rasa yang begitu kuat membelenggu hatinya. Rasa itu menguat menjadi rasa yang sulit dia enyahkan. Haqeem terkadang ketakutan sendiri. Dia menggeleng kesal. Hatinya resah.
" Lo udah gua kasih jadwal tuh cewek eh, malahan ga pernah dateng ke Dojo. Gimana sih.."
Bayou menggerutu begitu memasuki kantor Haqeem di Sparta Gym. Wajahnya terlihat kesal. Dengan sebal dia menatap Haqeem yang diam menatap layar mac booknya.
" Gua tahu perasaan lo sama tuh cewek. Gua apal banget sifat lo Qeem."
" Diem lo..berisik."
" Kenapa lo..takut jatuh cinta ya..padahal udah dari awal gua tahu tatapan lo penuh cinta, cuma lo aja belaga acuh. 'ntar kalo ada yang ngambil baru nyesel lo. Jarang jarang ada cewek cantik dikota ini. She's so perfect Bro.." Haqeem menatap Bayou sinis.
" Bangke lo. Bawel banget." Bayou keluar ruangan dengan tawa menggema.
" Jangan lama lama mikirnya Bro...'ntar nyesel kalo dia digebet Donny."
" What..lo ngomong apa huh.." Haqeem melotot galak. Dia bergegas menyusul Bayou yang melangkah menuju ruang bawah.
" You..Bayou.." Suaranya sedikit berteriak.
" Apa..?" Bayou menghentikan langkahnya.
" Lo serius..?"
" Serius apanya..?"
" Ahh kampret lo.." Bayou tergelak melihat sahabatnya itu kesal.
" Seriuslah..dua minggu ini Donny rajin mepet tuh cewek. Beliin minum, nganter pulang, trus pake bawain tasnya segala." Haqeem menatap Bayou kesal.
" Makanya kalo lo suka, deketin..trus bilang deh lo cinta..bereskan."
" Ga segampang tuh Bro.."
Bayou menatap Haqeem yang menatapnya dengan gusar. Wajahnya diliputi rasa cemas sekaligus rindu. Tampaknya matanya mengerjap frustasi.
" Gua takut.."
" Takut.."
" Lo tahu gimana kehidupan gua, cewek mana yang mau hidup sama berandalan kayak gua."
" Banyak yang mau sama lo Qeem, cuma lo ga pernah mau buka mata dan hati lo. Lo terlalu egois dengan hidup lo. Contohnya Jemima, Anin, Ranine...."
" Halaah..mereka sih cewek ga bener You...cuma cari duit. Tapi kalo cewek satu ini beda gua rasa You. Gua ga berani main-main."
" Karena dia beda, gua rasa bisa nerima lo Qeem. Dia masih muda banget, tapi kehidupan membuatnya terlihat dewasa."
Haqeem diam menatap Bayou. Ada sebersit harapan yang muncul kepermukaan tanpa bisa dicegahnya.
" Malem gua ke Dojo deh." Putusnya. Bayou tersenyum. Dia menepuk pundak Haqeem pelan.
" Oh iya, hampir gua lupa. Mr. Brandon minta tambahan pengamanan untuk pabriknya diluar kota. Gua rasa ada baiknya lo kirim Donny."
Haqeem menarik sudut bibirnya menanggapi ucapan Bayou.
" Okay. Lo urus surat kontraknya deh. Sekalian lo perpanjang surat kontrak Willy."
Bayou menggangguk dan berlalu menuju ruangannya. Sementara Haqeem kembali ke ruangannya. Duduk dikursi kebesarannya, pikirannya melayang menghadirkan sosok yang diam diam selalu menemani harinya. Kerinduan terasa memeluknya, menghadirkan getaran yang selalu hadir dari pertama kali dia menatap matanya. Melihat wajahnya yang cantik tanpa senyum. Menatap damainya mata itu memejam menahan rasa takut dimalam hujan itu. Haqeem menarik sudut sudut bibirnya membentuk lengkungan samar. Dia bahkan sudah berani mengatakan bahwa gadis itu cantik.
Dua minggu dia membangun keangkuhannya untuk melupakan semua rasa yang hadir diawal pertemuannya dengan gadis itu. Suatu rasa yang tidak pernah hadir sebelumnya. Bahkan ketika Jemima yang terkenal cantik dan seksi itu menangis memohon untuk dijadikannya kekasih. Tak ada sedikitpun hatinya bergetar. Dia malah meninggalkan Jemima dengan tangisnya dan berkata lirih.
" Maaf gua ga bisa."
Tapi saat ini. Dia tidak lagi dapat menghindar dari sosok mungil. Gadis kecil yang berani menentang tatapan tajamnya. Dia sudah berusaha menghindarinya, melupakannya selama dua minggu ini. Tapi yang dia rasakan hidupnya serasa berantakan. Hatinya terus saja memutar gambar wajah itu. Wajah cantik tanpa senyum dengan tatapan tajamnya.
" Yah..aku tak akan menghindarinya lagi. Aku akan menemuinya nanti malam." Bisiknya pasti.
Ada senyum samar terukir dibibirnya. Haqeem memejamkan matanya cepat, menghadirkan bayangan gadis yang dirindukan.
" Gadis nakal." Desisnya.
Rahangnya mengetat gemas. Matanya berkilat menghadirkan rasa lelah dalam penyesalan. Dia berdecak kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love ( Completed )
General FictionHaqeem El Barrack tidak pernah menyangka, dikehidupannya yang selalu berteman dengan kekerasan dan kegelapan ternyata menemukan cahaya dari cinta tulus seorang gadis lugu. Gadis yang tanpa malu dan takut mengakuinya sebagai kekasihnya. Selama ini Ha...