Xu Liu kembali ke kamarnya dan mendapati Mu Ge telah berada disana. Mu Ge menatap Xu Liu dari atas ke bawah dengan tidak senang. Apalagi ketika mendapati Xu Liu menggunakan jubah orang lain.
"Darimana?" tanya Mu Ge dingin.
"Hanya cari angin sebentar." Xu Liu juga menjawab dengan dingin sambil melepas jubah yang dikenakannya dan naik ke tempat tidur.
"Apakah kau menemui Hao Lan?"
"Ya. Lalu kenapa? Bukankah kau juga bertemu seseorang diluar?" suara Xu Liu bergetar dan Ia sedikit kesal.
Mu Ge terdiam sebentar lalu berkata "Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Wanita itu tidak seharusnya ada disini jadi aku berusaha membujuknya untuk segera kembali."
"Kau tidak perlu menjelaskan apapun. Aku rasa itu juga bukan urusanku." Xu Liu menutup tubuhnya dengan selimut dan tak lagi berbicara.
Mu Ge menatap Xu Liu dengan sedikit tidak berdaya. Dikepalanya juga sedang memikirkan cara untuk segera mengirim Chu Su ke ibu kota. Ia hanya bisa menghela nafas dan merebahkan dirinya disamping kepompong Xu Liu.
Keesokan harinya setelah sarapan bersama Mu Ge, Xu Liu berniat untuk membuat cetak biru dari meriam. Ketika mereka pergi keluar, Chu Su itu datang lagi bersama pelayannya.
Dengan senyum ramah, Chu Su menyapa Mu Ge dan Xu Liu. "Selamat pagi Ah Ge. Apa kau sibuk? Aku memiliki beberapa hal untuk dibicarakan? Bisakah kita mencari tempat yang nyaman?"
Mu Ge melirik Xu Liu yang wajahnya pucat dan bibirnya yang sedikit cemberut. Hatinya terasa gatal, sudut bibirnya naik hanya untuk sekejap.
"Yang Mulia bukankah saya sudah meminta Anda untuk kembali?"
"Ah Ge..jangan khawatir. Aku akan segera pergi. Namun aku memiliki beberapa urusan yang harus ku selesaikan disini. Juga..aku ingin bicara denganmu." Chu Su memandang Mu Ge penuh makna.
"Baik. Sebaiknya Yang Mulia menepati kata-kata Anda. Dengan situasi saat ini akan sangat berbahaya jika kau terlibat. Untuk saat ini aku memiliki banyak hal untuk diurus. Aku akan menemui Anda malam nanti." Mu Ge berbicara dengan sopan.
Sebenarnya berdasarkan status mereka, Mu Ge harus dengan hormat menuruti perintah Chu Su. Namun tentu saja Mu Ge adalah kasus khusus. Tidak ada yang berani mengusik garis bawahnya.
Xu Liu menatap Mu Ge dengan bingung dan bertanya. Mu Ge melihat isyaratnya dan merasa ekspresi itu lucu. "Benar. Aku belum memperkenalkan kalian dengan benar. Wangfei..ini adalah Yang Mulia Putri Mahkota, Chu Su. Yang Mulia dia adalah istriku, Xu Liu."
Chu Su menatap Xu Liu dengan intens dan tatapannya sedikit merendahkan, namun itu hanya sepintas dan tertutupi dengan senyum sopan dan tata krama yang sempurna. "Senang bertemu denganmu. Sudah lama aku ingin melihatmu."
"Aku merasa terhormat bertemu dengan Anda Yang Mulia." Xu Liu sedikit membungkuk.
"Tidak perlu terlalu formal." Chu Su menoleh pada Mu Ge. "Ah Ge ingatlah untuk datang malam ini." Ia menepuk lengan Mu Ge dengan ringan dan memberi isyarat mata lalu berbalik dan pergi.
Xu Liu menatap kepergian Chu Su dengan tidak nyaman. Bagaimana bisa wanita dengan wajah seperti mantan kekasihnya ada didunia ini dan bahkan mengenal Mu Ge? Bukankah ini seperti lelucon? Dan apa-apaan isyarat cinta dari mata wanita itu pada Mu Ge? Xu Liu tidak habis pikir.
Melihat wajah Xu Liu yang tidak sedap dipandang, Mu Ge ingin sekali menggodanya. "Jika kau penasaran dengan hal yang ingin kami bicarakan, kau bisa ikut nanti malam."
Xu Liu memelototi Mu Ge "Aku tidak. Itu tidak ada hubungannya denganku. Ngomong-ngomong apakah rombongan para utusan sudah mau berangkat? Aku akan menemui Hao Lan sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Transmigrated to be A Male Wangfei
Romance[WARNING R18+] . [Warning "Area BoysLove"!! JANGAN SALAH LAPAK!! JANGAN HUJAT!! UDAH ADA PERINGATAN!! BIASAKAN BACA KETERANGAN!] . . Xiao Zhan ditransmigrasikan ke tubuh istri dari Dewa Perang, Mu Ge. Terlebih lagi menjadi seorang istri laki-laki. B...