Bab 56

8.6K 1.2K 62
                                    

Warning!!
Mengandung konten mature.
Diharap membaca setelah berbuka puasa..hihi..😂

~Happy Reading~

***

Xu Liu berjalan bolak-balik karena cemas di kamarnya. Mu Ge pergi untuk audiensi ke istana di tengah malam, pasti telah terjadi sesuatu yang besar. Perasaan Xu Liu sangat tidak nyaman.

Menjelang pagi, Mu Ge baru kembali. Ia baru saja membuka pintu ketika Xu Liu bergegas ke arahnya dengan wajah cemas.

Mu Ge terkekeh. "Apakah Wangfei sudah merindukanku? Padahal aku baru pergi sebentar." canda Mu Ge.

Xu Liu cemberut. "Apa yang terjadi sebenarnya?"

Mu Ge tau Ia tidak bisa berbohong. "Bangsa Barat menyerang perbatasan utara. Aku harus pergi ke perbatasan secepatnya."

"Kapan kau berangkat?"

"Dalam dua hari."

"Aku akan ikut denganmu."

Mu Ge memegang pundak Xu Liu. "Dengar Wangfei. Pangeran ke-4 pasti akan memanfaatkan kepergianku untuk melakukan sesuatu. Aku akan meninggalkan Mo Zu disini untuk berjaga-jaga. Kau tinggallah disini dan lindungi anak-anak. Kabari aku jika terjadi sesuatu, ok?"

"Tapi.." Xu Liu sangat cemas.

"Peralatan tempur yang kau ciptakan sudah sangat membantu. Jangan cemas..semua akan baik-baik saja."

Xu Liu mengangguk. "Baiklah. Aku akan menyiapkan barang-barangmu."

Dengan cepat berita tentang kepergian Mu Ge ke medan perang di ketahui hampir semua orang. Rakyat berharap bahwa Dewa Perang mereka akan berhasil membawa kemenangan dan pulang dengan selamat.

Mu HuanRan mengatakan keinginannya untuk bergabung dengan pasukan yang sangat di tentang oleh Jin Xia.

"Kau adalah seorang gadis. Bagaimana bisa kau terlibat dalam peperangan? Tidak. Nenek tidak akan mengizinkanmu." tegas Jin Xia.

"Nenek. Aku adalah pewaris keluarga Mu yang terkenal akan dedikasinya dalam kemiliteran. Aku ingin mendapatkan pengalaman. Apa yang salah dengan itu?" debat Mu HuanRan dengan keras kepala.

"Tidak. Tak perduli apa yang kau katakan nenek menentang kepergianmu. Kau tidak tau seperti apa medan perang itu. Kau pikir kau sedang bermain-main? Disana kau akan mempertaruhkan nyawamu. Seandainya kau berhasil pulang hidup-hidup, tapi kau cacat, lalu siapa yang akan mau menikah denganmu?"

Mu HuanRan melotot marah karena ucapan neneknya. "Lalu..aku akan memilih tidak menikah. Mereka yang hanya menikah karena fisikku tidak sepadan denganku."

Xu Liu meremas lengan Mu HuanRan. "Ranran..jangan keras kepala. Kembali ke kamarmu, ok?" bujuk Xu Liu.

Mu HuanRan menghentakkan kakinya kesal dan pergi ke kamar. Namun dalam hatinya, Ia sudah bertekad pergi bagaimanapun caranya.

Setelah bicara untuk menenangkan ibu mertuanya, Xu Liu pergi ke kamar Mu HuanRan. Ia melihat Mu HuanRan sedang mengelap pedangnya dengan kain. Alis gadis itu bertaut dan wajahnya serius, seolah-olah Ia sedang berpikir keras.

"Ranran." panggil Xu Liu.

Mu HuanRan mendongak. "Ayah.."

Xu Liu duduk di samping Mu HuanRan. "Kau sangat menyukai pedang ini."

Mu HuanRan mengangguk. "En..bagaimanapun ini adalah pedang pemberian Ayah Bapa. Aku dengar pedang ini diberikan oleh kakek sebagai hadiah ketika Ayah Bapa pertama kali membuat prestasi di militer. Meski pedang ini bukan salah satu yang di bawa ke medan perang, Ranran bisa merasakan pedang ini memiliki semangat Ayah di dalamnya."

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang