Flashback...
Setelah penyerangan terhadap Mu Ge oleh pembunuh bayaran, Jin WeiShan segera mengadakan pertemuan dengan orang-orang kepercayaannya. Mu Ge mengatakan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menyerang selagi kepercayaan rakyat terhadap Kaisar semakin melemah dan utusan Barat melakukan tekanan terhadapnya. Itu tak lepas dari kinerja para sarjana yang mempengaruhi opini rakyat serta rumor-rumor yang mereka sebarkan secara sengaja.
"Tapi Paman..bukankah jika kita menyerang saat ini, itu akan menguntungkan bagi orang-orang Barat serta utusannya? Mereka akan mengambil keuntungan dari kekacauan ini." Jin WeiShan sedikit cemas.
"Jangan khawatir. Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengawasi tindakan mereka. Saat ini..mereka tidak dalam situasi yang menguntungkan dan terlalu takut memancing amarah rakyat. Oleh karena itu, mereka ingin mengalihkan perhatian rakyat dengan mengadu domba antara aku dan Kaisar. Jika mereka melakukan sesuatu yang mencurigakan anak buahku sudah siap di posnya masing-masing untuk menghancurkan mereka." jawab Mu Ge tenang.
"Aku setuju dengan Jenderal Mu. Kita tidak bisa menyeret masalah ini lebih lama dan melewatkan waktu yang baik. Kita sudah menyiapkan semuanya sejak lama dan semuanya berjalan sesuai rencana. Meski dengan campur tangan orang-orang Barat rencana kita berjalan lebih cepat, itu juga hal yang baik." Jin LiXu setuju dengan pendapat Mu Ge.
Jin WeiShan mengangguk. "Kau benar Paman. Kita tidak harus menundanya lagi. Bagaimana dengan para prajurit kita?"
"Mereka akan mengikuti perintahmu." jawab Jin LiXu.
Pembicaraan mereka baru saja selesai ketika Mo Zu didatangi oleh Zi Xuan untuk melaporkan situasi Xu Liu.
Tangan Mu Ge mengepal dan Ia merasa sangat jengkel. Ia ingin bergegas untuk menemukan Xu Liu dan membawanya ke pelukannya agar aman. Untungnya, akalnya menjaganya untuk tetap tenang. Mereka dalam situasi yang genting saat ini dan Ia tidak bisa bertindak gegabah.
Mu HuanRan melihat ayahnya yang berwajah hitam menatapnya dengan bingung. "Ayah..apa yang terjadi?"
"RanRan..ayahmu menghilang. Aku ingin kau menyusup ke istana dan mencari tau keberadaan ayahmu."
Mu Ge menatap putrinya, berpikir bahwa Ia hanya bisa menyerahkan tugas ini pada Mu HuanRan.
Sejak kecil Mu HuanRan jarang keluar dari Manor Mu untuk bermain dan lebih sering berlatih di markas militer. Orang-orang istana tidak akan mengenalinya. Terlebih lagi putrinya telah berkali-kali menyusup ke kamp musuh saat perang untuk mendapatkan banyak informasi. Keterampilan menyamar dan fleksibilitasnya sangat luar biasa, peluang berhasilnya akan lebih tinggi.
Mu HuanRan tentu saja tidak akan ragu. Ia mengangguk "Baik Ayah." lalu bergegas pergi dari hadapan Mu Ge.
Mu Ge memijat pelipisnya sedikit. Ia bertanya-tanya mengapa Ia begitu tak berdaya. Berkali-kali Ia dipisahkan dari keluarganya seakan takdir tidak mengizinkannya untuk bahagia.
.
.
Setelah rencana dan formasi perang siap, Jin WeiShan dan Jin LiXu menyiapkan para prajurit yang akan menerobos ke istana. Mu WeiYang dan Mo Zu bertugas mempersiapkan logistik dan alat perang. Orang-orang kepercayaan mereka di istana juga telah siap untuk mendukung dari dalam.Ketika deklarasi perang diumumkan oleh Mu Ge, para prajurit membantu evakuasi warga. Meski Jin WeiShan berniat merebut tahta, Ia tidak ingin melibatkan rakyatnya sendiri sehingga sebisa mungkin mengurangi dampaknya.
"Ketika aku mengalihkan perhatian mereka di Sungai XiZe, Mo Zu akan memimpin masuk melalui gerbang selatan istana sementara Jin WeiShan akan memimpin pasukan untuk masuk melalui gerbang timur istana. Orang-orang kita akan membuka gerbang dari dalam dan kalian harus berhasil melakukannya kurang dari setengah jam." Mu Ge berkata sambil menunjuk peta lokasi istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Transmigrated to be A Male Wangfei
Romance[WARNING R18+] . [Warning "Area BoysLove"!! JANGAN SALAH LAPAK!! JANGAN HUJAT!! UDAH ADA PERINGATAN!! BIASAKAN BACA KETERANGAN!] . . Xiao Zhan ditransmigrasikan ke tubuh istri dari Dewa Perang, Mu Ge. Terlebih lagi menjadi seorang istri laki-laki. B...