20 : snow? That's him

768 115 4
                                    

Jeno hanya menunjukkan raut wajah manisnya, dengan terlihatnya deretan giginya yang rapi dan mata nya yang menghilang saat tersenyuman. Sangat manis, batin Valy. Kemudian keduanya kembali menatap langit yang kini begitu indah dengan kembang api dan sang rembulan yang mala mini menunjukkan dirinya dengan jelas dan cerah.

 Kemudian keduanya kembali menatap langit yang kini begitu indah dengan kembang api dan sang rembulan yang mala mini menunjukkan dirinya dengan jelas dan cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu pergi mengarah pintu depan dan sudah berpegangan dengan knop pintu, hanya tinggal di tarik dan pintu terbuka. Johnny dan Yebin yang sedang menonton televisi melihat Valy yang sepertinya ingin pergi, tentu ini harus diinterogasi terlebih dahulu.

"Eh, mau kemana lo?" tanya Johnny yang lagi santai menaikkan kakinya pada meja, sungguh tidak sopan. Tidak patut ditiru.

"Mau cari cemilan bentar ke minimarket." Jawab Valy jelas.

"Nitip dong, hehehe." Ucap Johnny sambil menyengirkan giginya yang terdapat cabe di sela-sela giginya, sepertinya sang kakak habis memakan asinan yang tadi ia makan diam-diam di samping kulkas.

Tuk!

Yebin memukul Johnny dengan remot, yang pasti itu sakit jika terkena kepala. "Apaan ya, asinan yang segitu banyaknya kamu yang habisin. Nggak usah Val, jangan dibeliin apa-apa." Cerewet Yebin marah, mungkin itu akibat asianan kesukaannya dimakan habis oleh Johnny. Siapa yang tak akan marah jika makanan kesukaannya dimakan bahkan tidak disisakan sama sekali untuk si pemilik.

Valy yang melihat Yebin dengan Johnny bertengkar sungguh lucu, antara ingin tertawa dan mengatai Johnny. Betapa bahagianya gadis itu saat melihat sang kakak diomeli habis-habisan oleh Yebin.

Lalu Valy pun segera pergi ke minimarket takut keburu larut malam, "Valy! jangan lupa pakai jaket atau sweater kamu, diluar dingin." Ucap Yebin perhatian. Balas Valy dengan angguan dan acungan jempol.

"Kemungkinan sekarang bisa turun salju nggak sih?" tanya Yebin pada Johnny. Valy yang masih di depan pintu sedang mencari sendal tentu masih mendengar percakapan mereka berdua. Salju? Batin Valy.

"Bisa kemungkinan... hmm... 20%?" jawab Johnny.

"Ah nggak percaya sama kamu."

Ceklek!

Gadis itu langsung melihat langit malam yang penuh oleh bintang yang menunjukkan cahayanya masing-masing. Apa benar malam ini akan turun salju? Tanya Valy pada dirinya sendiri. Karena ini tahun ketiga ia merasakan salju tanpa orang tuanya.

Apa yang sedang mereka lakukan sekarang? Apa keadaan mereka baik-baik saja? Apa mereka makan dengan teratur? Apa tidur mereka nyenyak tanpa ada suara jangkrik mengisi suasana malam, banyak pertanyaan yang muncul dipikiran Valy. Dan mengapa Valy tidak menelpon mereka saja? Hanya satu yang menjadi alat komunikasi mereka, yaitu telepon. Kadang mereka mengabaikan telepon karena saking sibuknya.

Flashback on

"Hallo mah, lagi a-"

"Nanti dulu ya sayang, mamah lagi siapin berkas buat meeting sebentar lagi."

who? ft. huang renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang