25 : the truth is revealed

698 100 4
                                    

Jeno menghela nafasnya kasar, padahal ia berusaha menutup-nutupinya namun dengan mudahnya ia dibodohi dan terungkap semua.

Jeno menghela nafasnya kasar, padahal ia berusaha menutup-nutupinya namun dengan mudahnya ia dibodohi dan terungkap semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini gadis itu berniat untuk menemui atau mencoba bertemu dengan Renjun. Valy masih kurang yakin dengan cerita yang diceritakan oleh Jeno kemarin malam, jadi sekarang ia akan menanyakan langsung pada orangnya.

Sebenarnya gadis itu cukup percaya dengan ucapan Jeno, namun yang ia tidak percaya adalah jika Renjun yang setiap hari bersikap manis padanya tetapi saat bersama orang lain sangat berbeda. Itu bukan Renjun. Maka dari itu Valy akan memastikan ini. Gadis itu sempat berfikir jika lelaki itu memiliki kepribadian ganda dalam dirinya.

"Valy! Disini." Panggil Renjun sambil melambaikan tangannya.

Valy menghela nafasnya, siap atau tidak siap ia harus mendengarkan faktanya. Lalu ia berjalan menuju meja di sebuah cafe dimana Renjun berada.

"Mau makan? Atau mau minum?" tawar Renjun pada gadis itu dengan sangat antusias.

"Renjun." panggil Valy, sejujurnya ia tidak begitu yakin dengan yang akan ia lakukan. Dan juga ia merasa sudah dibohongi olenya, namun entah mengapa gadis itu sedikit mempunyai perasaan marah atau menyalahkan.

"Iya?" jawabnya dan menatap Valy dengan intens sambil menunjukkan senyumannya yang hangat itu.

"Gue mau lo jujur sama gue, Renjun."

Perubahan raut wajah Renjun berubah drastis, seakan ia sudah tau apa yang dibicarakan oleh gadis itu. Wajahnya begitu masam dan juga aura dingin yang ia tunjukkan begitu terasa bagi Valy.

Gadis itu menggigit pelan bibir bawahnya, menahan segala emosi yang tercampur dengan perasaannya yang sudah campur aduk. Menunggu pria di hadapannya menjawab sungguhlah berat.

"Hhh, kayaknya akting gue udah nggak perlu ya." Ucapnya sambil membuka topi yang dikenakannya sejak tadi. Itu seperti menambah aura antagonis padanya. Hingga gadis itu bertanya pada dirinya sendiri. Apa benar pria yang di hadapannya sekarang adalah Renjun?

Valy semakin kencang menggigit bibirnya, tentunya kali ini ia menahan tangis. Gadis itu percaya tidak percaya harus tetap meyakini jika ini benar-benar nyata dan bukanlah mimpi.

"Jeno kan? Ah, enaknya diapain ya Jeno, padahal udah gue suruh buat tutup mulut. Tapi kalau dipikir-pikir emang lo berdua nggak guna sih. Mati aja sih." Ucapnya datar.

Dadanya merasa sesak, rasanya ingin ia lampiaskan seluruh emosinya. Namun di tempatnya sekarang ini sungguh sangat tidak tepat.

"Ke-kenapa lo sampai lakuin ini?" Tanya Valy sambil sengguk-senggukkan.

"Cengeng juga ya lo. Hm, alasan ya?"

Flashback on

"Woy buta! Misi dong!!"

Valy yang sedang membaca sinopsis di sebuah novel tersentak dengan suara itu, spontan Valy menengok apa yang sedang terjadi diujung sana, ternyata segerombolan remaja, tidak terlalu banyak hanya beberapa orang saja. Mereka seperti sedang membully lelaki berhoodie disana dengan beberapa buku digenggamannya.

who? ft. huang renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang