28 : best day ever

1.1K 94 6
                                    

"Pergi? Setelah apa yang lo perbuat sama dia?" Lagi-lagi Jeno mengangkat alisnya. Tidak lupa dengan tangan yang masih berada di dalam kantong.

 Tidak lupa dengan tangan yang masih berada di dalam kantong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 tahun setelahnya

"Ck, di mana sih dia?" gumam gadis itu ditengah keramaian.

Valy terus saja menghentakkan kakinya kesal, bagaimana tidak. Jika seorang Jeno yang membuat janji namun ia sendiri yang telat untuk datang. Gadis itu mencoba kembali untuk menelpon Jeno supaya cepat datang, bukannya apa-apa tetapi film yang mereka pesan akan segera dimulai.

"Permisi, maaf permisi." Valy menengok. Terlihat Jeno nampak kesusahan melewati di tengah keramaian, namun wujudnya sudah terlihat dari tempat Valy berada. Setidaknya lelaki itu sudah datang diwaktu yang sangat pas, 1 menit sebelum film itu dimulai.

"Hosh! Hosh!"

Tanpa membuang waktu Valy menarik tangan Jeno yang bahkan belum selesai mengatur nafas. "Val! Astaga, udah disuruh lari lagi." Valy tidak memperdulikan ucapan Jeno, salah sendiri pria itu tidak datang tepat pada waktunya.

Akhirnya mereka berdua sudah tiba di studio mereka dan duduk di tempat duduk yang mereka sudah pesan. Beruntung mereka tepat waktu, filmnya baru saja dimulai. Sejujurnya, film ini sangat-sangat Valy ingin tonton. Awalnya gadis itu ingin mengajak kakaknya, Johnny. Namun, Valy justru dibilang anak kecil karena film tontonannya. Apa salahnya, film itu sangatlah bagus.

"Mi-minum, hosh..."

"Nih."

"Minum sayang, bukan popcorn." Ucap Jeno dengan wajahnya yang disedih-sedihkan.

"Kata kamu yang beli minum kamu, yaudah, aku beli popcorn doang."

Jeno nampak berpikir setelahnya, dan pada detik berikutnya Jeno terlihat mengerti dengan ber-oh ria. Lantas lelaki itu langsung menuruni tangga bioskop dan pergi untuk membeli minum.

30 menit kemudian.

Valy nampak gelisah. Bahkan ia tak bisa nyaman ataupun fokus pada filmnya, karena sejak Jeno izin pada Valy untuk membeli minum dan hingga kini pria itu belum kembali. Tapi, Valy mencoba tenang dan setia menunggunya saja. Namun, rasa khawatir itu tak kunjung hilang.

Tiba-tiba ponsel miliknya berdering dan tertera nama Jeno di layarnya, dengan cekatan Valy pun mengangkatnya.

"Halo-"

"BUGH!"

"Sialan."

"Ha-halo! Jeno?!" teriak Valy. Teriakannya membuat seluruh studio mengalihkan pandangannya kepada Valy. Valy tidak peduli dan bergegas keluar dari studio.

Begitu gadis itu sudah berada di lobby ia merasakan ada hal yang ganjil di sini, pasalnya di lobby sangat sepi. Tidak ada jejak pertengkaran antara pria sekalipun, benar-benar hening dan tenang.

who? ft. huang renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang