26 : last encounter

696 100 2
                                    

"Valy! Ada temanmu dibawah." Teriak Yebin dari lantai bawah.

"J-jeno?" ucap gadis itu heran saat melihat punggung lelaki yang sedang duduk nyaman di bangku halamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"J-jeno?" ucap gadis itu heran saat melihat punggung lelaki yang sedang duduk nyaman di bangku halamannya.

Lantas lelaki yang namanya dipanggil itu langsung menoleh dan menampakkan wajahnya yang basah dengan keringat yang masih saja mengucur setetes demi setetes, cuaca hari ini sepertinya yang membuat kondisi Jeno seperti itu.

"pftt hahaha." Tawa Jeno lepas.

Gadis itu kebingungan kenapa lelaki itu tertawa. Sedetik kemudian ia baru menyadari jika matanya masih begitu sembab, lalu Valy langsung menutup kedua matanya dengan dua jarinya secara horizontal.

"Lo ada urusan apa kesini? Cepet." Ucapnya yang masih setia menutupi matanya.

"Yaudah, itu mata nggak usah ditutup-tutup." Ujar Jeno sambil terkekeh gemas.

"Ih, nanti lo ketawa lagi."

"Nggak.." ucapnya lembut.

Lalu perlahan Valy menurunkan tangannya dan duduk tepat di depannya.

"To the point nya aja."

"Gue mau minta maaf pasal yang kemarin-"

"Kenapa nggak dari awal lo bilang sama gue Jen, bicara yang jujur." Potong Valy tiba-tiba.

Jeno menghela nafasnya, "Kasih giliran buat gue beri alasan, tolong." Kata Jeno sesekali mengerinyitkan alisnya.

Gadis itu nampak menutup mulutnya rapat dan membiarkan sang pria berbicara, tidak seperti biasanya Jeno nampak serius seperti saat ini. Takut membuat lelaki itu marah Valy memilih untuk diam dan mendengarkan.

"Saat gue tau ternyata lo lebih deket sama Renjun sejak dulu, orang yang sejak dulu lo tunggu-tunggu, gue urungkan niat gue buat kasih tau Lo. Gue takut lo sedih." Jelasnya panjang lebar.

"Tapi, kalau kayak gini. Gue lebih ikut sedih lagi, Jeno." Ucap si gadis.

"Gue merasa dibohongin." Ucapnya membuka suara lagi.

Sebelum Jeno membuka suara lagi, Johnny dengan santainya menghampiri mereka dengan dua tali harnest yang terlilit di tangan kanan dan kiri.

"Nih, jeno pegang harnest Baskoro, Valy pegang harnest Kiss. Asik kan double date sama kucing." Kata Johnny sembari fokus melepas lilitan dari tangannya yang kemudian dililitkan di tangan Jeno dan Valy

Gue tau lo kena skakmat sama Valy, Jen. Batin Johnny

Jeno yang tau betul apa yang sedang Johnny lakukan, ia pun dengan bersemangat meraih tangan Valy dan menggandengnya yang kemudian sampai gerbang dilepas paksa oleh Valy.

Tiba-tiba Valy menyinisi Jeno, "Gue tau rencana lo sama Johnny ya."

Lelaki itu menyengir lugu sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Lalu mereka berdua mulai menyusuri jalanan dengan matahari yang semakin menunjukkan sinarnya.

Sesaat suasana mereka berdua sangatlah canggung, namun dengan Jeno yang pintar mengubah suasana pun percakapan mereka menjadi lebih santai dan Valy juga lebih rileks ketika berbicara dengannya.

"Lo kapan tingginya sih Val, masih aja segini." Ejek Jeno sambil membanding-bandingkan tingginya dengan tinggi Valy yang memiliki perbedaan tinggi yang lumayan jauh.

Gadis itu tidak menjawab, Jeno yang heran menoleh ke arah Valy. Ternyata Valy melamun, tidak, ia tidak melamun. Ia seperti sedang terfokus pada sesuatu yang ada di pandangnya saat ini.

Lantas Jeno langsung melihat ke arah dimana gadis itu pandang, ternyata Jeno mendapati Renjun yang sedang berjalan berlawan arah dari mereka berdua.

Tetapi mereka berdua tetap berjalan dan tidak menghentikan jalannya. Saat Renjun mulai mendekat, seperti dugaan mereka. Kali ini Renjun tidak menyapa sama sekali, tersenyum pun tidak atau bahkan melihat wajah mereka juga tidak.

Layaknya orang asing diantara mereka, seperti sejak awal mereka tidak saling mengenal satu sama lainnya.

Saat Renjun benar-benar melengos dan pergi menjauh, Valy menoleh kemana lelaki itu pergi. Sedikit tidak rela hatinya untuk membiarkan dia pergi.

Memang terlalu bodoh untuk mengharapkan ia untuk kembali. Tetapi gadis itu mengharapkan ia dapat berubah, ia tidak menyukai Renjun yang seperti itu.

"Valy!" Pekik Jeno yang spontan meraih tangan Valy yang hampir terjatuh karena lamunannya.

"Hati-hati dong, ada lubang tuh."

"Maaf." Ucap Valy kembali murung.

***

Sore sudah berganti langit menjadi malam. Entah apa yang membuat Valy seperti ini, sejak seminggu yang lalu menatap langit malam sembari membaca buku ada di dalam listnya. Ditambah langit malam ini sungguhlah indah, bintang banyak bertaburan di langit. Membuat perasaan gadis itu tenang dan nyaman, seperti semua masalah yang ia pikirkan seketika hilang dan sirna ditelan suasana langit malam.

Merasa waktu malam sudah semakin larut, gadis itu menutup bukunya dan juga menutup tirai. Gadis itu akan bersiap-siap untuk pergi tidur, kemudian Valy mematikan lampunya dan segera tertidur.

Brakk!

"Adoww."

Valy yang sudah siap tidur dengan selimut hangat yang sudah menyelimuti seluruh badannya terkejut. Pasalnya, siapa yang berani manjat ke lantai dua?

Lantas ia beranikan diri untuk mengecek baloknnya tanpa ragu-ragu, karena ia sangat yakin kalau itu bukan kelakuan makhluk halus.

Saat Valy membuka tirai secara perlahan, "Jeno?! I-ini lantai dua! Gila lo ya."

"Maaf, tapi liat gue nggak apa-apa." Ucapnya sambil menunjukkan kondisinya jika baik-baik saja.

Namun, tiba-tiba Jeno mendapat jitakan tepat di kepalanya. Lelaki itu pun meringis karena jitakan gadis itu.

"Mau ngapain sih emang? Nggak tau ini udah malem?"

"Bosen di rumah." Singkatnya.

"Bosen lo bilang? Lo kira nanti tetangga nggak liat kalau lo manjat-manjat ke kamar cewek." ucap Valy yang kemudian Jeno nampak berpikir sejenak dengan bola mata menatap ke atas. Setelah mengerti apa yang dimaksud baru menyengir tidak jelas, tentu membuat Valy kesal.

 Setelah mengerti apa yang dimaksud baru menyengir tidak jelas, tentu membuat Valy kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
who? ft. huang renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang