PART 28 - FOTOGRAFER

4K 193 27
                                    

Acara sudah mulai dari tadi. Nara sedang duduk ngejomblo di dalam gedung. Sambil sesekali bersenandung. Ummi Laila sedang mengunjungi temannya yang menjadi salah satu pengajar di ponpes ini. Sedangkan Dek Rara ikut Ummi.

Nara menengok kanan kiri. Siapa tau ada orang yang ia kenal san bisa di ajak bicara. Iya masa sendirian di gedung itu sampe tengah malem. Kan capek. Ia melihat seorang ustadzah yang seumuran dengan ustadzah Nisa dan seorang akhwat yang sepertinya panitia acara yang seumuran dengan Nara.

Samar samar Nara mendengar pembicaraan mereka.

"Pak Kyai bilang, Dia ingin mengabadikan momen langka seperti ini. Kamu bisa bantu?" Tanya ustadzah tersebut.

"Insya Allah, bisa. Tapi, ana tidak bisa menggunakan kamera ini📷" panitia itu menunjukan kamera yang ia maksud.

Nara tertarik dengan pembicaraan mereka akhirnya ia ikut gabung dengan mereka.

"Ana bisa ustadzah!" Seru Nara.

"Loh, neng Nara. Katanya sakit, tapi kok kesini?" Tanya ustadzah tersebut

"Iya, ustadzah. Alhamdulillah udah mendingan" ucap Nara.

"Bisa ana bantu tidak, ustadzah? Soalnya ana bosen sendirian disini" bujuk Nara. Walaupun baru kenal. Tapi mereka sudah mengenal sifat Nara. Karena Ahkam memang sering mengabadikan lewat vidionya.

"Ukhti yakin? Ntar kalo mereka tau gimana?" Tanya panitia itu ragu.

"Ana yakin. Kan ana bisa nyamar jadi panitia" Nara mengutarakan idenya.

"Ya sudah, anti boleh melakukannya. Tapi sebentar, ustadzah mau ngambil sesuatu" ustadzah tadi masuk ke dalam gedung dan kembali dengan membawa sebuah jaket.

"Ini, pakai. Agar tidak ketahuan" ustadzah itu memberikan jas tersebut dan Nara langsung memakainya. Jas itu adalah jas khusus panitia acara. Jadi Nara tidak akan ketahuan.

Nara dan Sefti --panitia itu-- pamit kepada ustadzah tadi dan berjalan menuju panggung. Namun sebelum ke panggung, ia melihat Ummi Laila dan Dek Rara yang sudah ada di samping panggung. Nara ijin sebentar untuk menemui Ummi Laila untuk mengambil handphonenya. Sekaligus mengetes apakah Ummi Laila masih mengenalinya.

"Assalamualaikum, Ummi"

"Waalaikum salam. Loh, Nara kok pake jas panitia sih?" Tanya Ummi Laila yang ternyata masih mengenali Nara.

"Yah kok Ummi bisa kenal sih" keluh Nara yang membuat Ummi Laila dan Dek Rara terkekeh.

"Lagian kakak nyamar cuma pake gitu doang. Pake ini deh" Dek Rara memberikannya sebuah kacamata yang sepertinya tak asing di matanya.

"Ini kacamata---"

"Iya, itu kacamata punya Mas Azmi" celetuk Dek Rara.

"Pake ajah gak papa kok" perintah Ummi Laila. Nara memakai kacamata tersebut dan ternyata pas di wajahnya.

Kacamata itu berbentuk bulat namun tak terlalu bulat. Berwarna hitam pekat dan ada sebuah huruf 'A' kecil di pojok atas bagian kanan kacamata itu yang menandakan identitas pemilik kacamata itu. Huruf itu berwarna putih terang sehingga tampak mencolok.

"Terima kasih, Ummi, Dek"

"Iya, sama sama"

Nara menghampiri Sefti kembali dan melanjutkan perjalanan mereka ke depan panggung. Walaupun sempat terhalang oleh para fans Azmi. Namun mereka masih menghormati keberadaan panitia untuk berlangsungnya acara. Nara selalu berdoa agar tak ketahuan.

Nara duduk di baris akhwat ke 5. Tepat di depan Azmi. Namun Azmi belum menyadari bahwa itu adalah ukhtinya.

Diatas sana....

AZMI Jatuh CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang