PART 31-AWAL YANG BARU

3.8K 199 28
                                    

"Jangan nunduk terus. Ntar makhotanya jatoh"

Azmi POV....

Tahun telah berganti. Sekarang aku sudah berumur 20 tahun dan tengah menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Probolinggo. Sekarang aku menjabat sebagai 'calon dokter' yang tampan, baik hati, tidak sombong, yang akan membahagiakan calon istriku. Tunggu! Calon istri? Emangnya aku punya? Ahh....halu aku. Dasar jomblo.

Aku sedang duduk di taman kampus menatap kosong tugas tugas akhirku yang menumpuk bagaikan gunung.

"Boleh ana duduk disini?" Tegus seorang akhwat yang aku rindukan, ukhti Nara.

Dia tumbuh menjadi muslimah sholehah. Masih dengan cadarnya dan lengkap dengan manset dan gamis panjangnya.

"Boleh kok" aku menggeser tumpukan map milikku. Kulihat ukhti Nara duduk dan membuka laptopnya.

Ukhti Nara menengok kearahku dan berkata.

"Tugas akhir?" Tanyanya.

"Iya, ukh. Banyak banget nih" keluhku.

"Kerjain satu satu ajah. Ntar berceceran" nasihat ukhti Nara.

"Iya, ukh"

Ukhti Nara pergi begitu saja meninggalkanku. Ia pergi tanpa mengucapkan sesuatu.

Sungguh idaman.

Author POV....

Sekarang sudah jam makan siang. Ahkam, Aban dan Ibad pergi mengunjungi adiknya yang masih kuliah. Mereka bertiga memang sudah lulus. Sekarang mereka juga sudah bekerja di perusahaan yang berbeda.

"Ngamun aja nih, adikku. Kenapa?" Tanya Ahkam.

"Tugas numpuk nih, kak" keluh Azmi.

"Katanya calon dokter. Masa gini ajah udah ngeluh?" Ejek Ibad.

"Tau tuh Azmi" imbuh kak Aban.

"Eh, kak. Gimana persiapan pernikahannya?" Tanya Aban kepada kak Ahkam.

"Alhamdulillah, 90%. Tinggal persiapin dekorasi sama mental ajah" jawab Ahkam mantap.

"Kamu, ban?" Sambung Ibad.

"Baru beberapa sih. Kan baru kemaren juga ngekhitbahnya" jawab Aban.

"Kamu, bad?" Tanya Ahkam dan Aban.

"Persiapan apa? Ngekhibah? Mungkin minggu depan kali. Soalnya minggu ini banyak miting sama klayen penting" jawab Ibad.

Pembicaraan mereka sangat membuat Azmi panas. Mereka enak bisa kumpul bareng wanita idamannya. Sedangkan Azmi? Hubungan Azmi dan Nara belum ada titik terang.

Nara POV....

Sekarang aku sedanf berkumpul di rumah calon pengantin, Mia. Dua hari lagi Mia dan kak Ahkam akan menikah. Di rumahnya ramai orang yang sedang mendekor. Jadi kita ada di kamar Mia. Agar tidak mengganggu.

"Gimana nih, Mi. Kamu bakal duluin kita?!" Zura memanyunkan bibirnya. Namun tertutup oleh cadar.

"Orang kamu juga bakal nyusul geh" jawab Mia.

Tadi malam keluarga kak Aban memang pergi untuk melamar Zura. Tapi aku gak ikut. Nyesel deh.

"Iya, sih. Berarti tinggal dua sahabat kita lagi nih" Zura melirik ke arahku dan Tasya.

"Eh sorry yah. Minggu depan aku bakal dikhitbah. Tinggal nih anak satu doang" ucap Tasya melirikku.

Eh, tunggu dulu. Aku? Kenapa aku? Aku memang belum dikhitbah sama akhi Azmi. Eh Astaghfirullah.... aku gak ngarep deh. Diakan udah dijodohin. Masa aku jadi PHO.

AZMI Jatuh CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang