PART 57- Firasat Kematian

3.6K 235 13
                                    

Orang tua dan mertuanya kini pulang ke hotel tempat mereka menginap. Sebelumnya mereka sudah menengok dede kembar. Azmi kembali kedalam rumah sakit setelah mengantarkan mereka kedepan. Azmi datang keruangan Dokter Ratna.

"Assalamualaikum, dok. Boleh saya Masuk?" Tanya Azmi sopan.

"Ahh, waalaikumsalam boleh, dok" Dokter Ratna tampak terkejut dengan kedatangan Azmi.

Azmi duduk di kursi yang sudah disediakan sebelumnya. Azmi sesekali menghela nafas.

"Dok kira kira kapan Nara bisa bangun?" tanya Azmi ragu.

Dokter Ratna hanya bisa tersenyum tipis mendengar pertanyaan Azmi. Ia sudah sering mendengar pertanyaan sejenisnya keluarga pasien.

"Saya sendiri juga masih belum  bisa memastikan kapan ibu Nara bisa bangun. Kita hanya perlu berdoa untuk keselamatan Nara." Ujar dokter Ratna.

Azmi kembali menghembuskan nafas beratnya.

"Satu lagi, dok. Dari hasil pemeriksaan tadi pagi. Tubuh ibu Nara melemah. Mungkin tubuhnya belum terbisa dengan alat medis yang menempel pada tubuhnya"

"Apa tidak sebaiknya di lepas saja, dok?"

"Sebagian organ tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Jika alat itu dilepas itu bisa berakibat fatal. Dokter Azmi tenang saja. Ibu Nara hanya belum terbiasa" Ujar dokter Ratna yang kemudian menenangkan Azmi.

Azmi menghela nafasnya. Kmudian Azmi pamit kepada dokter Ratna dan kembali ke ruangan Nara. Azmi memperhatikan setiap inci wajah istrinya. Kulit Nara tampak pucat. Bahkan Azmi bisa melihat bibir Nara yang sudah pucat pasi walaupun ada alat medis yang masih setia ditempatnya.

Azmi duduk di kursi dekat Nara kemudian membuka Al-Quran dan membacakan surah Ar-Rahman kemudian menyandungkan beberapa sholawat.

Nara POV...

Gelap. Kenapa semuanya gelap? Aku tak bisa melihat apa apa. Semuanya tak tampak.

Terdengar suara merdu yang sangat Ku rindukan. Suara sholawat yang tak asing ditelingaku. Ami. Ini suara Ami.

"AMII KAU KAH ITU?!!" teriakku sebisa mungkin.

Sebuah cahaya mulai muncul. Suara sholawat itu semakin jelas. Tanpa di komando, kakiku seolah berjalan kearah cahaya itu. Semakin besar dan semakin besar. Cahaya itu mulai meraja dan membuat semuanya tampak terang. Aku melihat sosok laki laki dengan troli bayi yang ia bawa.

"AMI?" Teriakku.

"Yah aku disini!!" Jawab orang itu.

Itu Ami, Amiku. Aku berlari kearahnya. Semakin dekat dan semakin dekat. Wajah Ami sangat jelas dan troli bayi yang ia bawa itu berisi 2 anak kembar. Kurasa itu anakku.

Ingin rasanya aku memeluknya untuk menghilangkan rasa rindu yang sudah lama ku pendam. Namun...

Tinggal beberapa meter lagi aku sampai ke Ami. Kakiku seolah mati rasa. Badanku ambruk. Lemas rasanya.

Di saat yang bersamaan juga Amiku hilang. Ku sapu pandanganku untuk mencarinya namun nihil.

"Aamii kau dimana?" Teriakku dengan serak. Tetes demi tetes air mataku mengalir. Sosok itu tiada. Sosok itu menghilangkan tanpa jejak. Aku rindu dia.
Nara POV off ...

Azmi POV...

Aku sedang ada di mana? Tempat didepan sangat indah. Air terjun terbentuk dengan air yang sangat jernih dan bersih. Pepohonan yang sangat rindang. Bahkan beberapa buat siap untuk di panen. Bunga bunga bermekaran di sana. Seperti di Syurga.

AZMI Jatuh CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang