PART 37 - KONSEP YANG ANEH

3.8K 224 23
                                    

Nara sudah terbangun dari tidurnya. Sekarang Nara sudah ada di meja makannya. Memakan sarapan yang sudah disediakan oleh Ummanya.

"Dek, Ummi Laila nanya, kira kira konsep pernikahannya kayak gimana?" Tanya Umma Salwa.

"Terserah Mas Azmi ajah, Mma" Nara memasukan nasi goreng kedalam mulutnya.

"Nah itu di, Azmi nya bilang terserah kamu ajah" jawab Umma Salwa.

"Ya udah terserah Umma ajah" jawab Nara malas.

"Kamu ini gimana sih? Kamu yang mau nikah. Masa konsepnya terserah Umma" tegur Abi Dani.

"Iya, Bi. Maaf, Ntar Nara omongin deh sama Mas Azmi'nya" ucap Nara.

Setelah selesai makan. Nara membantu Ummanya membereskan piring kotor dan berangkat ke rumah sakit. Nara berangkat di antar oleh Abinya. Sesampainya dirumah sakit. Nara langsung masuk keruangannya dan bertemu dengan Mbak Husna.

"Ciee yang abis lamaran" goda Husna.

Nara bingung. Karena lamarannya dengan Azmi itu bersifat tertutup. Tapu bagaimana dia bisa tau.

"Mbak kok ta----" Husna mendekap mulut Nara yang terlapisi oleh cadar.

"Heelllow....Nara. Semua orang yang ada di rumah sakit ini tau kali"

"Bagaimana bisa?"

"Ya bisa lah" ucap Husna dengan nada yang berbeda.

"Ngomong ngomong. Ntu Fany gak mau makan. Capek aku ngurusinnya. Kkamu samperin geh" oceh Husna.

"Iya" Nara menaruh tasnya dan menggambil stetoskopnya.

Nara bergegas menuju ruangan yang Husna tunjukan. Ternyata, pasien itu adalah Fany. Fany memang sangat dekat dengan Nara. Nara dan Fany sudah kenal sejak Nara baru masuk ke rumah sakit ini. Fany berumur 12 tahun. Ia menderita leukemia atau kanker Darah. Fany sempat kehilangan kepercayaannya bahwa dia akan sembuh. Namun dengan datangnya Nara. Sekarang Fany jauh lebih ceria dari pada yang dulu.

"Assalamualaikum, Fany" salam Nara dengan ceria.

"Waalaikumsalam, kak" Fany merentangkan tangannya tanda bahwa dia ingin di peluk.

Nara membalas pelukan Fany dengan lembut. Suster yang menangani Fany hanya tersenyum sambil memegangi mampan berisi bubur yang masih penuh. Setelah pelukan itu lepas. Nara bertanya intens kepada Fany.

"Kenapa gak mau makan?" Tanya Nara instens.

"Gak enak, kak. Fany mau makan bakso" ujar Fany lembut.

"Mau makan bakso? Emangnya di sini restoran apa bisa pesen makanan segala" ledek Nara.

"Makan yah. Biar cepet sembuh. Ntar Fany bisa main lagi sama temen temen Fany" sambung Nara lembut.

"Gak mau, kak" tolak Fany.

"Fany...."

"Iya, kak" lirih Fany.

Senyum kemenangan terlihat dari wajah Nara dan suster tersebut. Nara tidak bisa berlama lama disini. Ia harus menemui calon suaminya.

"Ya sudah kalo gitu Fany makannya bareng suster yah. Sus, aku mau ijin keluar. Ada urusan sama Dokter Azmi" pamit Nara.

"Sama calon suami" goda suster itu.

"Eh apa sih" ucap Nara ngelak.

"Fany makan yang banyak yah. Biar cepet sembuh" nasihat Nara.

"Iya kak"

"Dadah...."

Disinilah sekarang. Di ruangan Azmi. Nara sedang duduk di sofa khusus yang ada diruangan tersebut. Nara sedang rebahan di atas sofa tersebut sambil main handphone. Sehingga tak sadar bahwa pemilik ruangan sudah datang. Tentunya dengan Husna yang ada di sampingnya.

AZMI Jatuh CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang