PART 40 - PERNIKAHAN A&A

4.7K 223 15
                                    

Nara POV....

Beberapa jam lagi aku akan menajdi seorang istri dari seorang Muhammad Ulul Azmi Askandar. Memang seperti mimpi bagi ku. Dia adalah cinta pertama dan akan menjadi cinta terakhirku. Sungguh ajaib. Tapi memang itu kenyataannya.

Tok tok tok....

Aku bergegas membuka pintu yang lengkap dengan baju tidurku dan hijab instan yanh baru kukenakan. Maklum lah, calon pengantin baru bangun tidur.

"Nara! Kamu ini yah, bentar lagi kamu tuh mau jadi seorang istri dan sek---" aku membekap mulut Zura, terlapisi oleh cadar yang ia kenakan. Baru dateng udah ngomel ngomel gak jelas gitu.

"Kalian ini dateng dateng teriak teriak gak jelas gitu, masuk gih." ajakku.

Zura, Tasya dan Mia pun masuk ke kamarku dengan di awali oleh ocehan Zura yang mengomeliku seperti ibu ibu yang mengomeli anaknya karena telat bangun.

"Kamu itu ya Nara, udah gede, mau jadi istri orang, tapi gini kelakuan kamu, pasti kamu belum sholat subuh. Udah berapa kali ustadzah Nissa jelasin ke kamu, kalo sholat subuh itu wajib hukumnya. Kalo kamu tinggalin ibadah wajib kamu, itu dosa, ra. Apa kamu gak malh sama khimar kamu, apalagi sama cadar kamu" omel Zura panjang.

"Enak ajah kalo ngomong, walaupun telat bangun. Aku tetep sholat subuh kok" potongku membela diri.

"Udah di bilangin berapa kali, kalo ada orang ngomong itu jangan dipotong, gak sopan"

"Iya iya" selaku dan langsung melangkah menuju kamar mandi. Bosen juga lama lama dengerin Zura ngomel ngomel. Gak bisa bayangin aku kalo jadi kak Aban.

Author POV....

Nara baru saja selesai dengan mandinya dan sudah memakai baju pengantin berwarna putih dengan beberapa hiasan yang berwarna biru.

"Masya Allah, cantik banget sih" puji Tasya.

"Ah kamu bisa ajah" ucap Nara malu.

"Sekarang aku mau diapain?" Tanya Nara polos.

"Duduk" Nara pun duduk di kursi riasnya dan menatap ketiga sahabatnya itu dari cermin di depannya.

"Gak ada kotak make up?" Tanya Zura yang melihat meja rias Nara itu kosing. Hanya ada kotak kecil berisi eye liner dan pelembab bibir.

"Kamu gak pernah pake bedak?" Tanya Zura. Nara menggeleng dan menunjukkan deretan giginya hang rapih.

"Lipstick gitu?" Tanya Tasya.

"Gak. Aku gak suka pake giti gituan" jawab Nara.

"Terus kita make over kamu pake apa?" Tanya Zura geram.

Nara menunjuk kotak berukuran sedang berwarna pink yang ada di samping tempat tidurnya. Tasya mengambilnya dan meletakkannya di meja rias.

"Emang kamu pikir itu kotak ajaib yang simsalabim ada gitu," cibir Mia, maklumlah, bumil.

"Makanya jangan ngomel ngomel dulu, buka gih" perintah Nara.

Mereka membuka kotak itu. Bagaikan kotak syurga bagi Tasya dan Zura. Karena kotak itu berisi peralatan make up yang lengkap tanpa terkecuali.

"Itu punya kamu," gumam Zura masih tak percaya.

"Masa iya punya akhi Azmi," ledek Nara.

"Ya udah cepetan napa. Gerah tau" omel Nara. Emang enak di omelin kena Nara.

Zura pelan pelan memoleskan beberapa komponen make up di wajah Nara. Sebenarnya tanpa di make up juga Nara itu sudah cantik. Hidungnya mancung, kulit yang putih, dan bibir mungil berwarna pink namun agak pucat.

AZMI Jatuh CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang