Damn Shirt!

5.2K 316 55
                                    

Hari ini Jeno, Renjun, Mark Dan Haechan akan melakukan photosoot brand pakaian yang baru-baru ini launching di Korea. Mereka terpilih menjadi brand ambassador karena paras mereka tergolong rupawan di kampusnya. Mereka berempat memang selebgram kalau kalian mau tau.

Mark sudah siap dengan peach suit yang dipadukan dengan kemeja hitam. Sedangkan Haechan juga sudah siap dengan purple suit nya yang dipadukan dengan kemeja putih dengan belahan dada yang sedikit rendah. Hal itu membuat Mark, kekasih Haechan hanya bisa meneguk ludah nya berkali-kali. "He's so damn hot!" Batin Mark mesum.

Lain halnya dengan Mark yang tergoda oleh setelan Haechan, di dalam ruang ganti Jeno dan Renjun diliput hawa mencekam yang dikeluarkan oleh Lee Jeno. Bagaimana tidak mencekam jika sekarang mata tajam Jeno tidak pernah lepas memandang kemanapun Renjun bergerak. Tapi Renjun; oknum yang ditatap belum merasakan hawa mencekam tersebut. Dirinya masih disibukkan dengan setelan untuk photosoot nya itu. Masih menggunakan celana dan juga bertelanjang dada, mengekspos dada mulus tanpa cacatnya. Jeno menggeram melihat keadaan Renjun sekarang. Ingin sekali menerjang kekasih manisnya karena sudah berani mengumbar aset miliknya. /Yeu si bapak ga sabaran/

Renjun mulai memakai kemeja putih yang akan dipadukan dengan peach suit nya itu. Renjun yang melihat kemeja putih yang mempunyai belahan dada sangat rendah hanya meneguk ludahnya secara berkali-kali. Dia malu! Renjun lalu menolehkan kepalanya secara terpatah kearah kekasihnya; Lee Jeno. Oh lihat lah mata tajam dengan alis yang menukik itu. Renjun bergidik lalu membalikkan kepalanya menghadap cermin untuk merapikan penampilannya.

Setelah dirasa sudah rapi, Renjun segera berjalan menuju ruangan yang akan dijadikan tempat pengambilan gambar. Tetapi sebelum dirinya sempat meraih knop pintu, tangannya ditarik dan langsung dihadapkan dengan dada bidang Jeno yang dibalut peach suit dengan kemeja biru sebagai dalamannya.

"A-ada apa Jen?" Renjun tergagap.

"Aku ingin marah sebenarnya, tapi ini juga bukan salahmu." Jeno berkata sambil mengelus dada mulus milik Renjun yang sangat terekspos itu.

Renjun menegang. Dia tau hal ini, Jeno memang akan marah jika Renjun mengekspos sesuatu yang berbau aset milik Jeno; katanya. Padahal kan ini masih tubuh Renjun harusnya hak Renjun lah mau mengekspos atau tidak. Tapi lebih baik Renjun diam dari pada Jeno mengamuk dan dia tidak akan menyelesaikan photosoot hari ini.

"Marah karena stylish memberikan ku pakaian seperti ini?"

"Hm."

"Kan ini untuk kepentingan photosoot Jen."

"Tetap saja aku tidak suka milikku dilihat banyak orang!" Jeno sedikit menaikkan nada bicaranya sambil mencubit nipple pink milik Renjun.

"Akhh Jeno! Nanti dilihat orang bagaimana hah?!"

"Tidak ada orang selain kita di ruangan ini, sayang." Renjun kontan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Jeno benar, tidak ada satu orangpun yang ada kecuali mereka. Entah apa yang sudah Jeno lakukan agar mengosongkan ruangan ini. Tetapi Renjun jamin dia tidak akan keluar dengan mudah dari ruangan ini setidaknya sepuluh menit kedepan.

"B-bagaimana bisa?!"

"Tentu bisa sayang, apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Lee Jeno? Bahkan aku sanggup membuatmu orgasme sekarang." Jeno berkata lirih pada akhir kalimatnya.

"Jen jangan macam-macam, kita disini kerja! Minggir ah aku mau keluar! Nanti kalau dicari photographer nya gimana kalau kita kelamaan di ruangan ini?!! Awas ak-hmpph." Jeno langsung membungkam bibir Renjun dengan bibirnya. Dilumatnya bibir Renjun secara tergesa. Benar kan, Renjun tidak akan keluar dengan mudah.

Chéri [JenoxRenjun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang