Christmas Date

2.9K 252 41
                                    

Hari ini adalah hari Natal. Hari yang sangat membahagiakan untuk Renjun dan Jeno. Bagaimana tidak? Setelah beberapa minggu tidak bertemu akhirnya hari ini mereka bisa bertemu. Meskipun harus berbohong kepada kedua orangtua mereka. Bilangnya akan pergi ke rumah saudara, tetapi nyatanya? Hehe.

Mereka memutuskan untuk tidak mempublikasikan hubungan nya. Kedua orangtua Renjun melarangnya berpacaran karena masih sekolah. Sedangkan kedua orangtua Jeno melarang berpacaran karena Jeno harus serius dengan kuliahnya. Menjadi pewaris tunggal perusahaan raksasa milik Ayahnya membuat Jeno tidak bisa bebas seperti remaja lainnya.

Renjun saat ini tengah berada berjalan kaki menuju cafè tempat janjiannya dengan Jeno. Sambil bersenandung kecil, dan akhirnya Renjun sampai dengan Jeno yang juga sampai.

"Hai." Renjun tersenyum canggung.

"Hai juga. Bagaimana kabarmu?"

"Hm kurang baik, tugas sekolah sangat banyak." Keluh Renjun dengan wajah cemberut.

"Haha, memang jika masa liburan semakin dekat tugas-tugas semakin berdemo minta diselesaikan."

"Iya, untung saja sudah ku kerjakan semuanya."

"Bagus."

"Oh iya ngomong-ngomong bagaimana kabarmu?"

"Lebih baik setelah bertemu dengan mu, Renjun." Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. Senyum kesukaan Renjun.

Dengan memberanikan diri, Renjun menyentuh rambut Jeno yang sudah sedikit panjang.

"Aku..... Merindukanmu."

Jeno lagi-lagi tersenyum.

"Hm, aku juga sangat merindukanmu rubah kecilku."

"Sampai kapan kita seperti ini ya Ren?" Jeno memasang wajah sendunya. Jeno paling tidak bisa jika harus berjauhan dengan Renjun. Selama ini dia terus menahan gejolak rindu yang semakin hari semakin menggerogoti dirinya.

"Sshh, Jeno.... Kita sudah membicarakan ini kan?"

"Iya, tapi tetap saja aku ingin sering bertemu denganmu. Rindu itu kejam asal kau tau."

Renjun terkekeh. Sebenernya dia juga tersiksa oleh rasa rindu yang telah membelenggu nya beberapa minggu ini. Tapi mau bagaimana lagi selain bersabar?

"Kita bisa melewati ini semua kan nantinya, Ren?"

"Pasti Jeno." Renjun tersenyum sambil menggenggam kedua tangan besar Jeno.

Setelah keduanya selesai makan, mereka memutuskan untuk pulang. Sebenarnya Jeno masih rindu dengan Renjun. Dan akhirnya otak liciknya menemukan ide yang setidaknya bisa menahan Renjun agak lama di sisinya.

"Ren, tunggu disini sebentar ya? Aku akan mengambil sepeda."

Renjun mengangguk. Jeno mulai melancarkan aksinya. Mengempeskan ban sepedanya sendiri. Dan menuntun nya menuju ke arah dimana Renjun menunggu nya.

"Yah Ren, ban ku kempes. Bagaimana jika kita mencari bengkel sambil berjalan-jalan sore?"

Renjun menimang perkataan Jeno. Dilihatnya sekilas jam tangan yang masih menunjukkan pukul 3 sore. Tidak ada salahnya kan pulang sedikit terlambat?

"Baiklah, ayo!"

Jeno diam-diam bersorak dalam hati. Kekasihnya benar-benar polos.

Akhirnya sore hari mereka berdua dihabiskan dengan candaan dan juga obrolan manis yang tentunya meninggalkan perasaan yang membuncah pada kedua anak adam itu. Jeno yang berhasil dengan rencananya dan juga Renjun yang terlihat senang karena bisa sedikit lama bertatap muka dengan Jeno.

---
Setelah Renjun resmi lulus dan juga Jeno yang sekarang menjadi Direktur di perusahaan Ayahnya, akhirnya mereka berdua mempublikasikan hubungan yang sudah 3 tahun berjalan itu. Kedua keluarga itu juga menerima dengan baik hubungan anak-anak mereka. Bahkan Jeno sudah sering menginap dirumah Renjun.

Saat ini Jeno tengah berada di kamar Renjun. Memeluk tubuh Renjun sambil mengelus rambut hitam kekasihnya.

"Renjun... Kita berhasil." Bisik Jeno.

Renjun hanya tersenyum lalu mengeratkan pelukannya.

"Sebenarnya dulu ban sepeda ku tidak kempes Ren."

"Lalu?"

"Aku sengaja mengempeskan nya agar bisa lebih lama bersama mu."

"Jeno-ya."

"Iya Ren?"

"Terimakasih, sudah mau bertahan selama ini. Dan terimakasih juga sudah sengaja mengempeskan ban mu agar kita lebih lama menghabiskan waktu. Aku sangat senang waktu itu."

"Terimakasih juga sudah mau bersabar Renjun. I love you."

"I love you too Jeno." Renjun mengakhiri kalimatnya dengan satu kecupan di bibir Jeno.































Hallo!

Njunjeol thanks!

Njunjeol thanks!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bye~

Chéri [JenoxRenjun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang