03

412 28 11
                                    

Salma sepertinya ingin tau sekali,terlihat dari bola matanya.
"Engga." jawabku.
"Terus tadi ngobrol ngapain kalo bukan karena kenal?"tanya Salma lagi.
"Dia itu tadi yang bantuin aku buat masuk ke sekolah,kalo ga ada dia mungkin aku ga akan sekolah hari ini."jelasku.
Salma hanya meng-oh kan saja,mungkin rasa ingin taunya sudah sedikit terbayar,mungkin.

"Mang liren di payun." Kata salma.
"Muhun neng." Sopir angkot itu menjawab.

Kami turun dari angkutan umum itu,berjalan menyusuri rumah rumah,hingga kami berhenti di sebuah rumah bercat merah muda,ya itu rumah Salma.Rencanaku hari ini adalah mencari sanggar ballet yang ada di Bandung,aku ingin mengikutinya.

Aku teringat bahwa dari tadi pagi,perutku sama sekali belum terisi apapun,mengingat bekalku habis di makan Salma,pantas saja rasanya lemas.Aku memutuskan untuk membeli roti bakar kesukaanku,tentu saja delivery order,zaman sekarang semuanya serba mudah.Tinggal klik,nunggu,dateng deh pesanannya.

Sekarang aku sedang di sebuah ruangan bercat merah muda,barang barang yang berjejer cantik di meja membuat ruangan ini semakin cantik,di tambah dekorasi buatan sendiri yang Salma buat,membuat aku nyaman berada di ruangan ini.

Aku merebahkan diri di atas kasur dan menutup mata sembari menunggu Salma yang sedang mandi,memikirkan cara untuk meminta izin kepada ambu agar aku di perbolehkan mengikuti les ballet.

"Kayla."suara itu membuatku membuka mata.
"Hmm?"jawabku lalu menutup mata lagi.
"Aku udah dapet sanggarnya."
Aku melonjak bangun.
"Dimana dimana?"tanyaku antusias.
"Nanti kita kesana biar kamu langsung tau."jawabnya
"Oh yaudah kapan?"tanyaku lagi
"Besok?atau minggu?"
"Besok aja biar cepet hehe."jawabku.
"Dasar,udah ga sabar ya."
"Iya lah ga sabar banget."ucapku kegirangan.

Setelah itu Salma pergi menyisir rambut panjangnya,sementara aku kembali lagi merebahkan tubuh sambil menunggu roti bakarku datang,sabar ya perut bentar lagi kamu aku kasih makan ko.

"Kayla tau gak,laki laki yang tadi nolongin kamu itu namanya idho."ucap Salma sambil menyisir rambutnya lalu memasangkan jepit di poninya yang lumayan panjang.
Sebenarnya aku tau namanya idho,tapi aku hanya mendengarkan,tidak menjawab.
"Ih kayla ngedengerin ga sih?"Salma kesal karena pembicaraannya tidak aku tanggapi.
"Iya ngedengerin,terus?"jawabku agar Salma tidak kesal lagi,walau sebenarnya aku malas berada di topik ini.
"Namanya Ridho Aliandra,dia itu tetangga aku dulu,kita sering main bareng setiap sore,main ayunan.Tapi semenjak ayahnya pindah tugas,otomatis dia juga harus pindah rumah,dari situ aku ga pernah dapet kabar lagi dari dia."ucapnya menceritakan.
"Terus?"
"Terus aku kaget liat dia lagi ngobrol sama kamu,aku takut salah liat soalnya aku sama dia udah lama banget ga ketemu."ungkapnya.
"Terus?"
"Sejak kapan kamu jadi tukang parkir hah?terus terus terus."salma mengerucutkan bibirnya kesal.
"Hehe ya maaf."ucapku.

Tok,tok,tok
Kami saling berpandangan,saling beradu tanya tanpa berbicara.
"Masuk."kata Salma.
Kriettttt,pintu kamar terbuka.
"Eh bibi,ada apa?"Tanya salma.
"Itu neng,barusan ada mang ojol ngasih roti bakar ini."jelas bi Euis.
"Wah wah akhirnya dateng,makasih loh bi udah di bawain kesini hehe."ucapku senang,akhirnya kamu aku kasih makan juga perut.

Setelah itu kami saling diam,Salma yang memilih fokus pada benda kotak bercahaya itu,sementara aku yang sibuk melahap habis roti bakar pesananku.

Waktu sudah menunjukan pukul setengah 4 sore,tandanya aku harus segera pulang,aku memutuskan untuk pamit kepada Salma dan penghuni penghuni rumah lainnya.

Aku yang kini sedang menunggu benda kotak berjalan itu datang.Sambil menunggu aku sempatkan untuk mendengarkan alunan musik my heart will go on oleh Celine Dion,lagu soundtrak film Titanic itu menemani kesendirianku di antara keramaian.Akhirnya benda kotak itu datang juga,mengantarkanku ke rumahku.

"Assalamualaikum ambu."ucapku ketika membuka pintu.
Tidak ada sahutan,kemana perginya ambu.Aku segera pergi ke dapur lebih tepatnya kulkas,siapa tau ambu menitipkan pesan lewat kertas yang di tempelkan ke pintu kulkas.
Nihil,aku tidak menemukan apa apa,aku mencari ambu ke setiap penjuru rumah,sesekali memanggil manggil.Aku tidak menemukannya,apa mungkin ambu pergi ke pasar,sesore ini kah?aku memutuskan untuk menunggunya pulang.

Aku pergi ke kamarku,berganti baju dan menyimpan barang barang.Sibuk dengan kegiatanku,aku mendengar suara pintu depan terbuka,apa itu ambu?aku pergi ke bawah untuk memastikan apa itu ambu atau bukan.

"Kayla!"
Itu bukan ambu,itu kakaku.Arya Aditama.
"Eh kak,tau ga ambu kemana?dia ga ada di rumah padahal udah sore gini."tanyaku ditambah memberi tahu.
"Lah gimana sih kan kamu yang dari tadi di rumah,masa gatau ambu kemana."bilang saja tidak tau.
"Kayla baru pulang."
"Oh mungkin ambu lagi ke pasar."
"Sesore ini?kak telpon ambu kak,Kayla khawatir."ucapku merengek.
"Iya iya."ucap kakaku.
Baru saja dia mengeluarkan handphonenya,tiba tiba pintu depan terbuka,sontak aku langsung melihat.
"Ambuuuuuu."ucapku sambil berlari ke arah ambu.
"Lah lebay"kakaku berbicara dengan nada super kecil,namun aku masih mampu mendengarnya.
"Ambu abis darimana?ko ga ada pemberitahuan sih."
"Ambu abis ke rumah Pak RW,jenguk istrinya yang baru aja lahiran."jelas ambu.
"Huh dasar lebay,baru di tinggal gitu aja hebohnya minta ampun."ucap kakaku sambil mengacak rambutku.
"Ambu tau, kamu gamau jauh jauh dari ambu kan?"ucap ambu.
"Iya ih ambu,ambu kan segalanya buat Kayla hehe."
"Segalanya sama ambu maksud kamu?"Tanya ambu dengan halis yang mengangkat sebelah.
Aku hanya membalas dengan menunjukan gigi putihku.
"Hehe."

Assalamualaikum wr.wb
Hallo apa kabar hari ini?semoga tetap semangat menjalani minggu ini, terimakasih yang sudah mau memyempatkan waktunya untuk membaca ceritaku,semoga kalian suka,jangan lupa juga vote sama comment,karena vote dan comment kalian itu segalanya bagi aku wkwk.

                  I love youuuuu.

Ajngskmaaa.

DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang