30

439 18 7
                                    

Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-
cantiknya

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah
pelariannya

Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya

Lagu yang mengalun manja menelisik ke setiap rongga telinga,tidak tersadar hatipun ikut tersentuh kala mendengarnya. Ini adalah lagu favorit idho,dia pernah bercerita padaku bahwa hampir setiap dia ingin tidur dia harus mendengar lagu ini sebagai penghantar tidur. Lagu perempuan yang sedang dalam pelukan yang di bawakan oleh payung teduh itu mulai menjadi musik favoritku ketika ingin tidur.

Sekedar mengurangi rasa rindu,aku selalu mendengar lagu ini. Memori memori yang tidak bisa ku hapus seperti film yang terus berputar menayangkan keseruannya.

Perihal idho,sudah lama aku tidak pergi ke rumah pohon. Tempat yang menjadi saksi kebersamaan kami berdua. Ku putuskan untuk pergi sore ini.

"Ambu Kayla keluar dulu ya."

"Mau kemana anaknya ambu?"
Ambu menghampiriku,dengan celemek yang belum sempat ia lepas.

"Mau ke rumah pohon?" Tanya ambu lagi.

Aku mengangguk bersemangat "boleh kan ambu?"

"Iya boleh,jangan terlalu malem pulangnya ya."

"Iya ambu."

Aku pergi setelah berpamitan,cuaca sore ini cukup mendukung,hingga aku berfikir untuk memakai sepedaku saja untuk pergi ke rumah pohon.

"Oii Kayla! Mau kemana?" Teriak Zidan yang sedang menyiram bunga di halaman rumahnya.

"KEPO!" Teriakku tidak lupa menjulurkan lidah.

Kendaraan pada petang ini untungnya tidak terlalu ramai,membuatku bebas menggoes sepedaku di jalanan luas ini.

"Assalamualaikum tante!" Kala itu aku sudah sampai tepat di depan rumah idho. Butuh waktu 5 menit aku menunggu seorang perempuan dengan rambut sebahunya itu keluar.

"Waalaikumussalam Kayla?" Perempuan itu keluar menghampiriku lalu memelukku.

"Ya ampun tante kangen banget sama kamu." Ucapnya sambil mengelus lembut rambutku.

"Kayla juga kangen sama tante."

Perempuan itu kini mulai melepas pelukannya.

"Udah makan?"

Aku menggeleng.

"Yaudah kita makan ya."

Rumah ini masih sama seperti sedia kala,tidak ada yang berubah. Hanya gorden yang berganti warna. Jejeran figura menghiasi setiap sudut rumah ini.

Ada foto idho sewaktu kecil tengah tersenyum ceria. Ada foto idho yang tengah cemberut karena tidak mau di foto. Bahkan ada yang sedang menangis karena baru saja di sunat. Itu membuatku tertawa kecil.

"Kayla? Sini sayang."

Aku menoleh lantas melihat mama idho tengah duduk lalu membawakan dua gelas jus jeruk yang 5 detik lalu baru ia simpan ke meja.

"Aduh maafin Kayla ya jadi ngerepotin tante." Aku menghampiri wanita itu.

"Engga apa,tante senang kamu datang. Tante kesepian banget di rumah ini,kapan kapan kamu nginep ya disini."

DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang