Seseorang itu tidak lagi memanggilku dengan sebutan "neng",kali ini dia hanya tersenyum kepadaku dan Salma,membuat aku kebingungan melihat idho kini.
"Salma?"Tanya idho dengan halis yang mengangkat sebelah.
"I..iya aku Salma."ucap Salma.
"Apa kabar kamu?"Tanya idho lagi.
"Seperti yang kamu liat,aku baik."ucap Salma lalu tersenyum kepada Idho.
Aku hanya bisa diam melihat pertemuan pertama mereka kembali,sambil sesekali memasukan potongan syomay ke dalam mulut."Rumah kamu masih di tempat yang dulu?"Tanya idho.
"Iya masih."jawab Salma.
Lagi lagi aku diam mendengarkan mereka berbincang.
"Oh,eh Salma kenalin dong temen kamu ini ni."ucap idho sambil menunjuk aku menggunakan dagunya yang panjang,ternyata dia menganggap kehadiranku.
"Oiya kay,kenalin ini Ridho Aliandra yang waktu itu aku ceritain."Salma memperkenalkan idho kepadaku,padahal aku sudah tahu.
"Oiyaa,Kayla."ucapku sambil tersenyum.
"Wah pantesan aja waktu itu kuping saya sempet panas,ternyata kalian berdua yang ngomongin saya."ucap idho terkekeh.
Aku dan Salma saling tatap lalu kompak berkata.
"GR."
Lalu kembali memakan baso tahu yang tersisa sedikit lagi."Yaudah saya pergi dulu ya,sampai nanti."ujarnya lalu pergi meninggalkan kami yang masih asyik memakan baso tahu.
Idho yang kini sudah berjalan semakin jauh dari kami, sementara Salma yang tengah senyum senyum sendiri menatap baso tahunya,membuat aku merasa aneh sekaligus takut,ya takut salma kesurupan.Terlihat dari senyumnya,Salma merasa bahagia.Mungkin karena bertemu lagi dengan kawan lama,aku sempatkan untuk bertanya.
"Heh Salma,kamu kenapa?"tanyaku heran,dia tak menggubrisku.Masih sibuk memainkan baso tahunya yang tak kunjung dia makan.Sekali lagi aku bertanya.
"Salma?heh?woy!" Dia tetap tidak menggubris.
"Salma!hey."ucapku sambil menepuk bahu Salma,dia terkejut lalu memalingkan wajahnya ke wajahku.
"Ih apa Kayla?ngagetin tau."ucapnya terdengar kesal.
"Ih naon titatadi di panggil ga nyaut nyaut."ucapku tak kalah kesal.
Salma aneh,sejak di datangi idho tadi.Bagaimana tidak,senyumnya sedari tadi terus saja mengembang.Aku memutuskan untuk membawa Salma pergi dari kantin dan berjalan menuju kelas.Sepanjang jalan,Salma tetap pada perilakunya tadi di kantin.Aku memutuskan untuk tidak mempedulikan sikapnya sekarang yang terbilang aneh.
Hari menuju siang,pelajaran di kelasku terbilang membosankan membuat tubuhku merasa lemas dan mataku tiba-tiba tidak bisa di ajak kerja sama agar tetap terbuka dan menuntut untuk segera menutupkan mata.Pendirianku runtuh,aku terlelap tidur siang itu,dengan buku sebagai alasnya.
"Kayla!bangun!"seseorang mengguncang guncang tubuhku,sementara aku berusaha untuk mengembalikan kesadaranku setelah terlelap tidur.
"Kayla ih!bangun kamu teh,itu bu Rani ngeliatin kamu."lagi lagi orang itu mengguncang tubuhku.Tunggu,Bu Rani?ngeliatin?sontak saja aku langsung duduk tegap dengan Bu Rani yang memang benar sedang melihatku di pojok bangku guru.
"Kayla!cuci muka lalu kembali lagi kesini."perintah Bu Rani kepadaku.
"B..ba..baik bu."ucapku terbata bata lalu cepat berlari menuju kamar mandi.Wajahku kini sudah segar kembali,aku yang masih berada di toilet kini sedang mengaca merapikan rambut.Tiba-tiba terdengar suara seseorang membuka pintu kamar mandi,ada yang aneh disini.Tunggu,kenapa yang keluar laki laki?laki laki itu kini menatapku dengan tatapan kaget.
"Hey cewe ngapain di toilet cowo?ngintip ya?"ucapnya sembari menyandarkan tubuhnya ke dinding toilet.
Toilet cowo?ya tuhan aku salah masuk toilet,tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu,aku langsung keluar dengan wajah yang merah memadam.
Brukkkk
Apa lagi sekarang?aku menabrak seseorang,membuat tubuhku terpental jatuh ke lantai.
"Aduhhh."aku meringis.
"Maaf maaf aku ga liat."ucapku sambil memegangi sikutku yang terbentur.
"Kamu gapapa?"ucap seseorang di depanku,dia mengulurkan tangan,suaranya tampak berat.
"Iya gapapa."ucapku sambil melihat ke arahnya.Idho?
"Sikut kamu gapapa?saya bawa ke UKS ya?"tawarnya.
"Gapapa ga usah,aku ke kelas aja,maaf ya ga sengaja."ucapku lalu pergi meninggalkan idho tanpa mendengarkan jawabannya.Sesuai rencana setelah pulang sekolah,aku dan Salma akan pergi ke tempat sanggar ballet,hatiku gugup berdebar tak sabar ingin segera sampai saat perjalanan.
"Salma,masih jauh ya?"tanyaku pada Salma yang saat itu sedang sibuk memainkan ponselnya.
"Hmm engga,sebentar lagi ko."jawab Salma sembari celingak celinguk melihat jalan.Akhirnya kami sampai di sanggar itu,sanggar yang ternyata tidak terlalu jauh dari sekolahku,sanggar yang lumayan cukup besar.
Rasanya hati ini berdegup saat aku berdiri di depan gerbang rumah dengan cat berwarna biru muda itu."Ini tempatnya Kay."ucap Salma menunjuk.
"Aduhhh aku berterima kasih sama kamu sal,karena udah nyariin sanggar ballet."ucapku sambil memeluk Salma.
"Ih udah Kayla,sakit ih."Salma meringis kesakitan karena ku peluk dia dengan erat.
"Hehe."Kami berdua masuk ke dalam sanggar itu,terlihat sebuah ruangan yang sangat luas,dengan kaca yang sangat besar dimana mana.Terlihat beberapa orang sedang berlatih siang menjelang sore ini.
Aku berlari melihat mereka yang sedang berlatih,bertahan di ujung kaki mereka,sedangkan tangan mereka yang memegang sebuah besi panjang agar dapat menyeimbangkan tubuh.Aku tersenyum melihatnya,aku suka ballet.
"Hallo?ada yang bisa saya bantu?"Tanya seseorang dari belakangku.
Terlihat seorang perempuan tinggi dengan badan yang cukup bagus bagi seorang peballet.
"Oiya,saya Kayla,saya mau bertemu pembimbing ballet disini,saya mau mendaftar."ucapku bersemangat.
"Oh mari ikut saya."ucapnya ramah.Aku mengikuti perempuan itu yang aku pun tak tahu siapa namanya.Hari ini aku hanya berbincang dengan pembimbing ballet,waktu latihanku di mulai minggu depan,setiap hari selasa,kamis,dan minggu.
Jika kalian bertanya Salma kemana,Salma pulang duluan,sudah di telpon mamanya untuk segera pulang,aku persilahkan saja.Hingga aku kini harus pulang dengan keadaan sendirian,menyusuri jalanan untuk bertemu dengan jalanan raya.Aku menunggu angkutan umum datang,aku ragu mengingat sekarang sudah sangat sore,angkutan umum sudah jarang.Harap harap cemas aku menunggu,hingga seseorang datang memakai motor trail berwarna hitam berhenti tepat di depanku.Aku cukup kaget melihatnya,karena lelaki itu memakai helm yang menutupi seluruh mukanya.
Aku melangkah mundur menghindar,seseorang itu membuka penutup kepalanya,hingga sekarang aku mengenali siapa seseorang di balik helm itu.Dia idho ya lelaki yang selalu saja muncul di hadapanku,entah mengapa.
"Mau saya antar pulang?"tawarnya sembari menyunggingkan senyuman ke arahku.
"Emm ga usah,aku naik angkutan umum aja."kataku lalu menundukan kepala.
"udah sore,angkot udah ga ada,yakin mau menolak tawaran saya?"tanyanya kembali.
Aku berfikir,iya juga ini sudah sore bahkan sebentar lagi adzan magrib berkumandang.Ku putuskan saja untuk menerima tawarannya.
"Emm yaudah."
Dia tersenyum,aku naik ke atas motornya.Selama di perjalanan kami bergeming,tak saling berbicara.
Hingga dia membuat keheningan itu berubah menjadi sebuah pembicaraan.
"Kamu berat sekali."ucapnya.
Aku hanya diam kesal mendengar perkataannya,sadar aku kesal dia kembali berbicara.
"Saya hanya becanda."ucapnya terkekeh.
Lalu kami diam kembali.Tiba tiba dia memberhentikan motornya itu.
"Kenapa?"tanyaku.
"Saya ga tau rumah kamu dimana."ucapnya
"Kenapa ga nanya?"lelaki ini sungguh sungguh membuatku geram sekaligus greget.
"Ih kamu ga bilang ke saya."dia terkekeh lagi.
Aku memberi tahu dimana alamat rumahku.Dia kembali memacu motornya yang bisa dibilang cepat.
Sesampainya di rumahku,aku turun dan tidak lupa memberikan ucapan terimakasih.
Aku membalikan badanku,dan melihat ambu yang sedang mengintipku di jendela kecil yang terletak di pintu.
Sedang idho yang belum juga pergi.
Wajahku memerah,takut.Assalamualaikum wr.wb
Apa kabar teman teman?semoga baik hehe,semoga juga kalian suka sama cerita aku.
Vote dan comment aku sangat tunggu sekali, terimakasih.I love youuuuuuu
Ajngskmaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Random[TAMAT] "kenapa kamu ga bilang ke aku kalo kamu juga suka sama dia?"tanya Salma dengan nada bergetar. "persahabatan kita lebih penting daripada perasaanku." Ini tentang perasaan yang rumit antara aku,kamu,dan dia.