13

137 15 2
                                    

"eh..maaf"
Ucapku lalu sedikit menjauh dari tempat duduk idho kala itu.
Entah mengapa astmosfer di rumah pohon ini menjadi sangat aneh,ada rasa malu yang menyeruak disana.

Bodoh kamu Kayla,kalo kamu hati hati,kamu pasti ga akan meluk idho,suasananya jadi canggung kan.

Aku hanya mematung melihat shoes pointe yang idho berikan kepadaku.

"Suka?"Tanya idho.
"Eh iya suka banget,makasih ya."ucapku.
"Iyalah suka banget,sampe meluk gitu."ucapnya terkekeh.
"Ih idho."ucapku sambil memukulnya.

Kepergian idho 3 hari yang lalu masih menjadi rahasia,dia bahkan tidak mau memberitahu walaupun aku sudah banyak bertanya kepada dia.Ah sudahlah yang terpenting adalah dia sudah ada di hadapanku saat ini.

"Idho,aku laper."aku mengadu.
"Laper ya makan,ngantuk ya tidur,mules ya ke wc."ucapnya tanpa menatapku dan malah menatap lurus ke depan buku yang sedang ia baca.

Aku terdiam setelah dia berbicara seperti itu.Kemudian dia bangkit,memakai sweater berwarna hitamnya.

"Mau kemana?"tanyaku.
"Mules pengen ke wc."ucapnya.
"Oh."

Aneh banget ke kamar mandi ko segala pake sweater.Aku menatap punggungnya kini heran.

"Seriusan deh mau kemana,ke air ko pake sweater."tanyaku kembali.
"Di air itu dingin Kayla,nanti aku masuk angin."
"Kamu tuh yah,katanya laper,hayu atuh mau beli makanan engga?"

Sungguh tidak pekanya aku,atau memang idho yang terlihat berbelat belit.

Roti bakar masih menjadi makanan favoritku hingga kini dengan selai coklat di tambah keju,memberi sensasi nikmat yang tiada tara hehe.

🌻🌻🌻🌻

Aku melangkah masuk sore itu,tentu saja orang pertama yang kutemui adalah ambu.

"Kenapa sih kamu,senyum senyum gajelas gitu."ucap ambu sambil bergidik melihat tingkahku sedari dari.
Tak kunjung mendapat jawaban,ambu kembali bertanya.
"Idhonya udah pulang yah?"
Aku menatap ambu tidak percaya.
"Wah ko ambu tau?"
"Jatuh cinta jangan terlalu dalam,kalo udah ada kendala,patah hatinya juga berkepanjangan."kata ambu lalu pergi entah mau kemana.
"Ambuu siapa juga yang jatuh cinta."teriakku ketika ambu yang mulai menghilang dari hadapanku.

Sementara ponselku berbunyi.

Salma
Kay,besok jalan yuk,pagi pagi aku jemput,dandan yang cantik ya!!!!!

Apa lebih baik aku menerima tawaran Salma,lagian aku terlalu sering di rumah,rasanya bosan,aku membalas pesannya,hanya agar dia tidak menunggu saja.

Malam itu aku membereskan tata letak kamarku,kini shoes pointe yang sempat idho beri mulai ku simpan cantik di tempat yang strategis untuk disimpan dan dilihat.

Aku terbangun pukul 2.40 pagi,tentu ini terlalu pagi untukku,ingin tidur kembali namun rasanya sangat susah.
Dan ya,aku tidak bisa tidur hingga pagi pagi.Jika kalian ingin tau,apa saja yang aku lakukan semalaman,yaitu menonton film.

Aku teringat akan janjiku dengan Salma setelah Salma datang ke rumahku,tentu saja rambutku yang seperti singa belum sempat ku bilas.
Aku mandi dengan sebuah paksaan dari Salma,perlu diamati,jika semalaman tidak tidur pasti saja keesokan harinya akan super super mengantuk.

Aku membuka lemari,lalu melihat lihat baju apa yang sekarang akan ku pakai.Aku memilih untuk memakai jeans dengan sweater crop berwarna hitam dengan rambut yang ku cepol,tidak lupa dengan sneakers berwarna putih yang ku pakai,hal wajib yang perlu ku bawa adalah tas,tas kecil.

Aku menghampiri Salma yang kala itu tengah asyik memainkan ponselnya"Come on Salma,aku siap."
"Oh udah siap,bentar nunggu tukang taksi online dateng."ucapnya.

Di dalam taksi pun aku hampir saja terlelap,hingga perkataan Salma,membuatku terkejut bukan main.

"Eh Kay,idho makin sini makin ganteng ya."ucapnya tanpa memalingkan wajahnya yang tetap saja lurus menatap ke arah jalanan.
Aku masih bertanya tanya,apa mungkin aku salah dengar.
"Idho mana?"tanyaku.
"Idho temen kecil aku Kay."
Jantungku cukup berdegup kala itu,aku tak memberi respon yang banyak,aku hanya terdiam menatap gedung gedung di kota Bandung.

"Aku kayanya suka deh sama idho."
Jantungku berdegup tak normal kali ini,rasa sesak dan sesuatu yang patah mulai tertanam saat itu.

Aku hanya diam tak menggubris.
"Kayla ih denger aku enggaa."
"Eh iya denger dong masa engga."
"Makanya aku sekarang ngajak kamu jalan buat bantuin aku nyari hadiah buat idho."ucapnya lalu tersenyum senang.

Air mata aku mohon jangan dulu kau keluar dari tempatmu,hanya untuk beberapa jam saja,kumohon.

"Kayla?hey!?"
"Eh iya boleh hayu."ucapku lalu tersenyum ke arah Salma.

Kenapa baru sekarang aku menerima kenyataan?kenapa aku tidak bisa lebih peka terhadap orang orang di sekitar,seharusnya aku sudah tahu bahwa semenjak insiden di kantin saat itu Salma memang sudah menyukai idho,jauh sebelum aku menyu---tidak aku tidak menyukainya.

Tugasku hanya membantu Salma hari ini,lalu pulang dengan cepat,itu sudah cukup.

Salma beberapa kali bertanya padaku perihal hadiah apa yang akan dia beri,aku memberikan pendapatku,rasanya sungguh sesak.

Setelah lamanya aku berkeliling mencari hadiah itu,aku tidak tertarik pada apapun,bahkan roti bakar sekalipun.

"Yakin ga akan makan dulu?"Tanya Salma.
"Iya yakin,aku pulang dulu ya,ambu udah nelpon terus dari tadi."ucapku memberi alasan.
"Oh yaudah kalo mau pulang,aku anter ya."tawarnya.
"Engga gak usah aku pulang sendiri aja,lagian kamu pasti cape abis keliling keliling bangunan super luas ini."ucapku.
"Yaudah hati hati Kay."

Aku melangkahkan kaki menjauh dari Salma,secepat mungkin aku mencari taksi,bertemulah aku dengan benda kotak beroda empat itu.

Aku kembali menatap jalanan,mataku terasa panas,rasanya ada sebuah benda cair yang siap siap jatuh dari pelupuk mataku.

Kenapa aku harus seperti ini,aku dan idho hanya sebatas teman,tapi mengapa sesaknya melebihi batas wajar.

Aku teringat Zidan kala itu,entah mengapa juga aku malah mengubunginya untuk mengabari bahwa aku ingin bertemu.

Zidan,temui aku di taman depan komplek

Seperti itulah kira kira pesanku,tanpa menunggu waktu lama,seseorang dari seberang sana mulai membalas pesanku.

Zidan
Iya,aku kesana,tunggu.

Aku mengarahkan sopir taksi untuk mengemudi sesuai apa yang ingin aku tuju.

Aku sampai tak lama,karena ketika aku bertanya pada Zidan,dia baru sekitar 5 menit berada di taman ini.

Terjadi keheningan diantara kami berdua,aku tak berbicara,begitupun dengan Zidan yang memilih diam karena bingung melihatku dengan keadaan seperti ini.

"Zidan?"sahutku.
Dia menoleh"ya?"

Assalamualaikum wr wb
Nah loh kenapa ceritanya jadi gini,mohon maaf author lagi kurang mood,maafkan saya bila banyak typo dari cerita di atas,tetap suka yaaa❤❤
Jangan lupa bintang,gampang kok tinggal pencet aja hehe.

I love youuuuuuu

Ajngskmaaa

DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang