26

130 11 1
                                    

Aku menjauh dari tubuhnya yang sudah melemas. Dadaku sesak,mataku perih. Aku berteriak sekencang yang ku bisa,aku terus memanggil namanya. Berharap semesta memberi keajaiban untuk mengembalikan idho namun nyatanya itu tidak mungkin.

Salma dan dokter masuk segera menghampiri idho. Dokter itu memeriksa idho yang sudah jelas pergi. Salma kalang kabut dia berteriak membabi buta.

"KAY IDHO KENAPA,JELASIN KE AKU." Salma memelotot mengguncang bahuku. Aku terduduk lemas,menggeleng.

"Apa orang tua dari pasien ini ada?"
Tanya dokter itu.

"Mamanya idho pulang dulu mau bawa bekal,saya telpon dulu."

Aku segera mengambil handphoneku dan beralih ke panggilan segera ku ketuk layar itu dan tersambunglah aku dengan seseorang di seberang sana.

"Halo."
Aku berusaha menelan salivaku. Aku memberitahukan segalanya perihal idho.

Sudah 10 menit kami menunggu dengan isak tangis yang tak kunjung usai. Mama idho akhirnya datang dengan mata merahnya. Dia segera menghampiri anak satu satunya itu.

"Nak yang tenang ya disana,mama yakin kamu gak akan lagi ngerasain sakit yang selama ini kamu derita."
Mama idho mulai mencium puncak kepala idho. Aku yang melihatnya sudah tidak mampu bersuara.

"Kamu anak kesayangan mama."
Mama idho mulai bergerak mundur,sementara para suster mulai mengurus jenazah idho.

Perempuan berambut sebahu itu menghampiri Salma. Salma yang sudah kalut pun pasrah dia memeluk mama idho.

"Idho akan bahagia disana,ikhlaskan ya."
Entahlah,perempuan ini sungguh tangguh. Dia mampu menenangkan semua orang dengan kata kata dan belaian lembutnya. Padahal idho adalah anak satu satunya,aku takjub dan kagum terhadap ketangguhannya.

🌻🌻🌻🌻

Tepat sore ini jenazah idho di kebumikan. Aku melihat sendiri tahapan tahapan tersebut.
Mama idho berdiri menggandeng tanganku,sempat kurasakan sesekali bahwa tubuhnya Kian ambruk namun mampu dia tahan.

Saat semua orang mulai pergi dari rumah baru idho. Aku dan mama idho masih setia terdiam disini,Salma sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya,dia tidak mampu melihat idho seseorang terpenting di hidupnya mulai terkubur oleh tanah.

"Idho sakit kanker darah atau leukimia,pertama kali mama tau dia mengidap penyakit itu saat mama mulai ngeliat ada hal yang aneh dari dia." Mama idho mulai bercerita dengan nafas yang kadang tersenggal.

"Badannya jadi keliatan kurus,makan pun susah. Padahal dia adalah anak yang sangat gemar makan." Mama idho mengelap air matanya yang kian menetes.

"Dia sering mimisan,sejak saat itu mama memutuskan untuk bawa idho ke rumah sakit."
Aku mengusap pelan punggung wanita ini.

"Dokter bilang kalo idho punya kanker. Dia bilang dia gak mau kemoterapi."

"Kenapa ma?"

"Dia bilang idho gak akan kemoterapi,simpan uang mama, idho gamau rambut idho rontok nanti botak gak keren deh."
Mama idho mulai terisak.

"Maka dari itu mama memutuskan untuk tidak melakukan kemoterapi. Kamu tau kemana idho 3 hari saat itu menghilang?"

"Kemana?"

"Idho bilang dia mau hibernasi sebelum akhirnya dia memang benar benar tidak sadarkan diri,dia di rawat di rumah sakit saat itu."

"Kenapa idho gak cerita sama Kayla?"

DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang