Siang ini setelah pulang sekolah,agendaku adalah menemui idho di rumah sakit,hanya untuk melihatnya apakah sudah baik baik saja atau memang belum.
Salma tidak sekolah hari ini,entahlah mungkin dia sedang menemani idho di rumah sakit.
Apa tidak terlalu berbahaya bagi hatiku jika siang ini aku menemui idho?Jika memang Salma berada disana.
Idho sangat suka buah pir,bahkan jika berada di rumah pohon pun,makanan yang selalu ku temukan adalah buah pir.Aku memutuskan untuk membeli buah kesukaannya itu di supermarket,lalu pergi menuju tempat dimana idho kini berada.
Aku sudah meminta izin kepada ambu bahwa aku akan pulang larut sore hari ini,ambu sudah memberikanku izin.
Aku berjalan sendirian menyusuri lorong,bahkan suara langkahku pun terdengar menggema di lorong ini,sangat sepi.Hanya ada beberapa suster lewat saat ini.
Aku kini berada di depan kamar tempat idho di rawat,sempatku ragu untuk masuk ke ruangan ini.
Aku menyatukan seluruh keraguanku berharap semoga semua raguku sirna.
Aku memegang knop pintu itu,lalu perlahan membukanya.Salma tidak ada,hanya ada idho yang sedang tertidur dan mama idho di sampingnya.
Aku melangkah"assalamualaikum."
Mama idho menoleh lalu tersenyum sembari menjawab salamku,kemudian menyuruhku untuk menghampirinya.Aku menatap idho,wajahnya sungguh pucat pasi,bahkan bibirnya yang selalu saja terlihat merah muda,kini terlihat putih.
Sedikit terluka,aku tidak tau kenapa idho seperti ini.
"Gimana keadaan idho?"tanyaku.
Mama idho menggenggam tanganku,lalu berbicara.
"Idho cuma kecapean aja."ucapnya tersenyum.Aku kembali menatapnya dalam dalam,berharap sosok itu membuka matanya kemudian berbincang lagi denganku.
"Kayla,tolong jagain idho ya,tante mau ke luar dulu sebentar."
"Oh iya tante,Kayla jagain."Mama idho kemudian keluar dari ruangan ini,meninggalkan aku dan idho.
"Kamu tuh udah gede masa iya harus aku jagain sih."ucapku bermonolog,lalu melipat kedua tanganku.
"Diajak ngobrol juga diem terus,gak sopan tau!"Kamu gila Kayla,idho sedang tidak sadarkan diri,masih saja bergerutu seperti itu.
Aku duduk di sebelahnya,menatap kembali wajahnya yang terlihat tenang itu.
"Aku bawain pir loh,awas aja kalo sampe busuk gara gara gak di makan kamu,kasian pirnya."
Aku diam.
"Bangun dong,aku bosen nih sendirian."
Masih tidak mendapat respons dari laki laki ini.
Aku menggenggam tangannya.
"Dho,maafin aku kita teman lagi kan?"
30 detik berlalu.
"Maafin aku ya."
Aku menunduk.Genggaman tangan ini terasa lebih kuat,seolah olah seseorang tengah membalas genggamanku,aku melihat ke arah idho,dia tampak tersenyum lemas,idho sadar!.
Aku memanggil suster kala itu,beberapa menit kemudian wanita cantik berpakaian serba putih itu datang.
Dia memeriksa keadaan idho,lalu berkata kepadaku bahwa idho jangan dulu dibawa berbicara banyak banyak,entahlah aku hanya menurutinya saja.
Aku menghampirinya kini yang sedang terbaring,bedanya kini matanya sudah terbuka.
"Kamu gak kenapa kenapa?"
Dia menatapku.
"Aku baik baik aja."dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Random[TAMAT] "kenapa kamu ga bilang ke aku kalo kamu juga suka sama dia?"tanya Salma dengan nada bergetar. "persahabatan kita lebih penting daripada perasaanku." Ini tentang perasaan yang rumit antara aku,kamu,dan dia.