"Kay ambu gak masak,makan di luar yuk."
"Males ah kak, sendiri aja sana."
"Hayu atuh ikut."
Aku bangkit dari tempat tidurku,lalu menatap horor lelaki ini.
"Dasar jomblo!"segeranya aku berlari menuju kamar mandi.
"Untung adek!kalo bukan udah aku bunuh kamu Kay."teriaknya.
Sementara aku bergidik ngeri dan terkekeh mendengar teriakan itu.Malas memang jika malam malam seperti ini keluar rumah,tapi perutku nampaknya mendorong untuk keluar dan memberinya makanan.
"Traktir tapi ya."aku menaik turunkan alisku.
"Iya,tenang aja,uangnya kembaran jungkook ini kan banyak."
Aku berlagak ingin muntah ketika mendengar lelaki ini berbicara ngawur seperti itu.
"Iya banyak,soalnya gak punya pacar,jadi uangnya aman."
Dia menoleh lalu menatapku tajam,sungguh horor.Saat aku tiba di ruang tengah,aku melihat ambu sedang menonton film kesukaannya.
"Ambu ikut?"
"Engga,ambu gak laper,kalian berdua aja yang keluar."
"Yahh yaudah Kayla gak akan pergi kalo ambu gak ikut."
"Ambu titip roti bakar aja,sana pergi."Aku mengangguk bersemangat,lalu menggandeng kakakku untuk keluar dari rumah ini setelah berpamitan pada ambu,lebih tepatnya bukan menggandeng tapi menyeret lelaki jomblo ini,sungguh aku seperti adik durhaka saja.
Heran,padahal kakakku ini terlihat ganteng.Ya aku mengakui kegantengannya,tapi tidak ada satu pun perempuan yang ingin menjadi pacarnya.
"Kak emang gak ada yang mau sama kakak gitu?
"Maksud kamu apa!!!"dia terlihat seperti orang yang marah atau memang marah?aku tidak tahu juga hihi."Abisnya,jomblo ko di pelihara sih."aku memutar bola mata malas.
"Tunggu aja abangmu ini bawa perempuan cantik di seluruh Bandung."
"Jangan cantik cantik,gak boleh ngalahin Kayla pokonya."
"Emang kamu cantik?"
Aku mendesis kesal,dan melemparkan tatapan tajam,sementara lelaki ini malah tertawa.Mobil tepat berhenti di sebuah cafe di daerah Bandung,segeranya aku turun dan meninggalkan bujang jomblo itu sendirian di mobil.
Aku duduk di salah satu meja kosong hanya tersisa tiga,cafe ini terlihat ramai pengunjung.
Aku melambaikan tanganku,guna memberitahunya untuk duduk di meja ini.
"Mau pesen apa?"
Aku menyentuh daguku,berlagak seperti orang berfikir.
"Apa aja deh,terserah."
"Tapi Kayla gak laper."
"Atau Kayla gak usah pesen makanan?"
"Atau..."
Belum sempat aku melanjutkan,lelaki ini malah membekap mulutku.
"Stttt diem berisik tau!""Caramel macchiato dua sama roti bakar satu."ucap kakakku kepada salah satu pelayan cafe ini,dan dibalas dengan anggukan.
Selama menunggu aku sibuk memainkan ponselku,lelaki menyebalkan ini memang selalu saja menggangguku, buktinya sekarang dia sedang berusaha mengambil ponselku.
"Diem ih ganggu!"
"Kakakmu yang ganteng ini minta di temenin,bukan di cuekin."
"Suruh siapa menduda!"
"Astagfirullahaladzim Kayla,sudah cukup kau menyakiti hati ini."ucapnya sambil mendramatisir suasana dengan memegang dadanya.
"Geleh ih."Gelak tawa pecah di antara kami berdua,aku lupa perihal rencana Salma akan menyatakan cinta pada idho malam ini.
Aku memperhatikan sekelilingku,banyak orang mulai keluar dari cafe ini.Mataku menangkap dua orang insan tepat di depan mejaku.Aku membelalakan mata ketika menyadari bahwa mereka adalah idho dan Salma yang sedang berbincang.
Segeranya aku mengambil buku daftar menu untuk menutupi wajahku.
Sadar akan sikapku yang aneh,kakakku menepuk pundakku"kenapa Kay? please jangan kesurupan disini."
"Ihh sttt diem!"Akhirnya kakakku diam dan mengerti bahwa ada idho disini,dan bersama perempuan.
Kenapa harus disini? Batinku.Suasana cafe yang mulai sepi,membuat percakapan mereka terdengar di telingaku.
"Dho"Salma memulai.
Tidak ada jawaban dari idho,mungkin dia menjawab dengan ekspresi wajahnya.
"Dho aku mau ngomong."
"Ngomong apa sal?"
Terdengar hening sejekap.
"Aku..."Salma menggantung kalimatnya.
"A-aku suka kamu!"
Salma benar benar melakukannya."Dho?"
Brukkkk
Terdengar seseorang seperti jatuh menghantam lantai.Salma berteriak.
"Pak tolong temen saya Pak!!!"suaranya tampak kacau.Aku kembali menegakkan tubuhku,aku menghampiri Salma yang sedang kalut saat itu.
Terlihat darah mengotori sebagian baju idho,wajahnya tampak pucat sama seperti saat idho pingsan di halaman rumahku.Kenapa lagi dia?
"Sal kenapa idho bisa kaya gini?"
"Kayla!"
"Aku gak tau cepet tolongin idho Kay."Kakakku yang kala itu baru saja meneguk caramel macchiato yang ia pesan,kemudian bangkit dan membantu mengangkat idho ke mobil yang sempat kami tumpangi tadi.
Salma memelukku "tenang sal,idho pasti baik baik aja." Salma menangis mendekapku.
Idho kembali dilarikan ke rumah sakit,aku sama khawatirnya seperti Salma.Aku menghubungi mama idho.
Lagi lagi aku melihat idho terbaring di ranjang itu.Melihat wajah pucatnya kembali,rasanya hati yang sudah patah kian patah kembali,lebih patah.
Ada apa dengan idho?lagi lagi pertanyaan yang tak mungkin terjawab terlontar kembali.Mama idho datang dengan wajah yang sangat panik,aku menghampirinya.Dia tampak sangat kalut,matanya sembab.
Tak henti hentinya perempuan ini menangis menggenggam tanganku,menatap idho dengan tatapan sendu.
"Tan idho kenapa?"
"Idho cuma kecapean aja."
Lagi lagi jawaban itu yang perempuan ini berikan padaku.
Jika benar hanya itu,tidak mungkin idho berkali kali pingsan.Salma hanya terduduk diam di ujung lorong rumah sakit,tatapannya kosong.
"Sal."
Dia menoleh.
"Kayla."dia kembali menangis.
"Aku udah nyatain perasaan aku ke dia Kay."
"Aku takut dia kenapa kenapa."
"Idho gak kenapa kenapa kan Kay?"
"Kasih tahu aku Kay."
"Aku takut."lirihnya.
Aku hanya bisa diam membiarkan Salma mengeluarkan semua kesedihannya.Hingga isaknya kini mulai terhenti.
"Idho cuma kecapean sal,tenang ya."aku tersenyum mencoba menenangkan.Sudah pukul 10 malam,dan aku masih disini.Untung saja besok adalah hari minggu,aku tidak perlu takut kesiangan.
Salma tetap setia bersamaku disini,di ruangan yang dingin,hening,hanya suara jam yang berdetak dan angin yang berhembus menemani kami.Idho belum sadar juga."Kay,bunda aku nyuruh aku pulang,gimana dong?"
"Yaudah pulang aja,biar aku nunggu mamanya idho sendiri."
"Beneran gapapa?"
"Iya gapapa."
Salma pergi untuk pulang, sementara aku menunggu mama idho untuk kembali ke rumah sakit,dia memintaku dan Salma untuk menjaga idho,mama idho pulang sebentar untuk membawa pakaian ganti yang akan idho pakai beberapa hari ke depan.Aku terduduk sendiri di sofa ruangan ini,menatap wajah tenangnya ketika tertidur.
"Kay Kayla Kayla."
Aku tersentak saat idho menyebut nyebut namaku,aku menghampirinya,matanya masih tertutup tapi bibirnya terus memanggil namaku.
Aku menyentuh tangan dinginnya "ini aku dho."Cukup lama aku menunggu respon selanjutnya dari idho,hingga tangannya mulai bergerak.
"Kay Kayla."
Perlahan matanya mulai terbuka,terpampang sudah wajah pucat dan mata merahnya itu.
"Ini aku dho."
Dia tersenyum.
"Kay jangan pergi."
Dia menghembuskan nafasnya.
"Kay aku gak bisa bohong lagi."dia terdengar lesu.
"Aku cuma pengen sama kamu."
Aku mematung,apa maksudnya idho berkata seperti ini,aku mengernyitkan keningku.
"Aku suka kamu Kay,bukan Salma."
Mataku memanas,seolah olah air mata siap meluncur kembali.
"Maaf dho, aku gak bisa."lirihku.
"Salma udah menaruh harapan sama kamu."
"Tapi aku gak bisa maksain semuanya Kay."
"Please demi aku dho,Salma berhak bahagia,dia pantas sama kamu,dia bahagia sama kamu."
"Aku gak bahagia sama Salma Kay."
"Demi aku dho please."
Tak ada lagi percakapan setelah itu.Tidak lebih tepatnya idho memulai percakapan lagi.
"Oke aku turutin apa yang kamu mau,aku bakal terima Salma."
Aku tersenyum getir,ini memang yang ku mau.
"Asal malem ini kamu gak pergi darisini."
Aku mengangguk,malam ini aku menginap di rumah sakit ini.
Assalamualaikum wr wb
Kan kan kan aku tuh udah bingung sama alurnya,semoga kalian suka dengan alur cerita ini yang sedikit oh gak sedikit tapi banyak ambyar.
Jangan lupa bintangggI love youuuuuuuu
Ajngskmaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Random[TAMAT] "kenapa kamu ga bilang ke aku kalo kamu juga suka sama dia?"tanya Salma dengan nada bergetar. "persahabatan kita lebih penting daripada perasaanku." Ini tentang perasaan yang rumit antara aku,kamu,dan dia.