"Karena pertunjukan ballet tinggal satu minggu lagi,saya berharap kamu bisa menggantikan Lala nanti."
Keningku berkerut kala kak Rose berbicara seperti itu."A..apa tidak ada yang lain kak?"
Dia menggeleng "tidak ada Kayla,kamu harapan satu satunya."Aku menghela nafas berat.
"Baik kak,saya mau.""Terimakasih Kayla."dia memamerkan senyumnya hingga terbentuk lesung pipit di pipi kanannya.
Sudah seminggu aku berlatih keras untuk pertunjukanku besok,sudah menjadi kegiatan rutinku selama satu minggu ini pulang pergi sanggar.
Idho sudah pulang dari rumah sakit minggu lalu dia tampak sudah bisa bersekolah walau wajah pucatnya masih tergambar di wajahnya yang memiliki rahang tegak dan sorot matanya yang tajam.
"Salma. Pokonya besok kamu harus nonton pertunjukan aku,mau sama idho?sekalian aja ajak dia."
"Iya iya aku ajak deh."
"Yeeee janji ya dateng." Aku mengulurkan jari kelingkingku.
"Iya iya." Salma menautkannya.Tidak hanya Salma dan Idho. Ambu,abang,dan juga Zidan aku undang untuk menonton pertunjukanku. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain di saksikan oleh orang orang tersayang. Apa idho termasuk?
Aku mempersiapkan diriku untuk besok, sore ini adalah hari terakhir aku berlatih. Aku sudah berlatih keras selama seminggu,aku tidak mau mengecewakan banyak orang.
Seperti yang sudah kuniatkan dulu,bahwa pointe shoes yang di berikan oleh idho,khusus ku pakai jika akan perform. Maka besok akan ku pakai sepatu itu untuk pertama kalinya,rasanya bahagia yang sangat, semangat yang sangat bercampur menjadi satu.
🌻🌻🌻🌻
Rasanya sungguh mendebarkan siang ini,badanku terasa panas padahal AC sudah ku nyalakan sedari tadi. Entahlah,sepertinya perasaan gugup mulai menyeruak. Padahal ini bukan pertunjukan pertama kali. Apa mungkin karena kehadiran orang orang terpenting yang akan menyaksikanku?sepertinya iya.
Saat namaku terpanggil oleh host acara ini,aku berjalan anggun menuju panggung. Disana aku bisa melihat idho tengah duduk bersama dengan Salma. Ambu yang sedang tersenyum melihatku,tidak lupa abang dan Zidan yang sedang melambai lambaikan tangannya lalu tersenyum kompak ke arahku,membuatku tertawa geli melihatnya.
Musik mengalun,gerakan demi gerakan ku persembahkan.
Abah,Kayla yakin pasti abah ngeliat Kayla sambil senyum disana. Gimana?cantik kan?
Semua yang ku usahakan akhirnya berakhir sangat baik. Gerakan demi gerakan berhasil kutunjukan tanpa ada kesalahan. Sorak ramai tepuk tangan bergemuruh di aula ini,membuatku tak karuan di buatnya. Aku tersenyum ke arah ambu,ambu membalasnya sungguh manis.
Aku berjalan meninggalkan panggung itu,lalu bergegas menuju ruang tata rias. Aku duduk tepat di depan sebuah cermin,aku melihat pantulan wajahku. Tersenyum.
Suara langkah kaki terdengar menghampiriku,anehnya aku sama sekali tidak mau menoleh. Aku tetap menatap lurus wajahku.
"Cantik."ucapnya,aku masih tak mau menanggapi.
"Hadiah aku juga kamu pake. Makasih Kayla."
Aku menoleh lalu berdiri tepat di hadapannya,baru ku sadari bahwa idho memiliki warna bola mata cokelat."Ngapain disini? Nanti Salma liat. Mending kamu pergi dari sini."
Aku tak berani menatapnya lagi.
Tiba tiba sebuah pelukan hangat ku dapatkan dari laki laki bernama Ridho Aliandra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Diversos[TAMAT] "kenapa kamu ga bilang ke aku kalo kamu juga suka sama dia?"tanya Salma dengan nada bergetar. "persahabatan kita lebih penting daripada perasaanku." Ini tentang perasaan yang rumit antara aku,kamu,dan dia.