Tempatku berdiri sekarang adalah halaman rumahku,dengan idho yang belum beranjak pergi.Ambu keluar dari rumah itu,berjalan ke arahku.
"Siapa dia?"Tanya ambu ketus.
Aku tertunduk,tak tahu harus berkata apa.
"Assalamualaikum bu,saya Idho temen Kayla tadi saya liat dia lagi nunggu angkot,jadi saya tawari pulang bareng saja,sudah sore takutnya ibu khawatir."
Ucap idho menjelaskan,sambil turun dari motornya lalu menyalami ambu.
"Oh,yasudah kamu pulang sekarang,sudah sore."ucap ambu terdengar ketus,bahkan ambu tidak menjawab salamnya.
Idho pergi meninggalkan aku dan ambu yang sore itu masih tetap berdiri di halaman rumahku.
"Kamu masuk ke dalam."perintah ambu.Aku hanya menganggukan kepala,lalu masuk ke dalam rumah.Semenjak kejadian sore itu,aku takut keluar kamar.Melihat ambu yang sepertinya marah kepadaku,membuat aku memilih untuk berdiam diri di kamarku.
Ponselku menyala,menandakan pesan masuk.Ambu❤
"Turun kebawah,lalu makan."Seperti itulah pesan yang kuterima dari ambu,aku tidak mau membuat ambu semakin marah karena aku tidak kunjung turun ke bawah.Dengan cepat kaki ini menuruni anak tangga berjalan menuju meja makan yang memang sudah tersedia beberapa makanan.
Malam ini aku makan sendirian,sungguh aku tidak suka,biasanya aku selalu makan bersama kakaku dan ambu yang selalu membuat kehidupan di meja makan ini,tapi malam ini tidak,keheningan yang menemaniku makan malam ini.
Dalam pikiranku terus saja merasa menyesal,kenapa aku tidak tolak saja tawaran idho,jika ku tolak,mungkin ambu tidak akan marah padaku.Ambu memang sensitive terhadap hal hal yang berbau laki laki yang mendekatiku maupun yang sedang dekat denganku.Ambu khawatir kepadaku,aku tau.
Sungguh,maafkan Kayla Ambu.Aku berjalan lunglay menuju kamarku,entahlah padahal aku sudah makan.Kali ini aku berfikir,lebih baik tidak makan daripada ambu marah.
Aku buka jendela kamarku,aku biarkan angin menyentuh permukaan wajahku,menutup mata menghidup udara Bandung malam itu.Benakku berkata
Maafkan Kayla ambu,Kayla benar benar tidak tau kalo ambu akan marah sama Kayla,seharusnya Kayla pulang naik angkutan umum saja,maafkan Kayla karena sudah jadi anak durhaka dan membuat ambu marah.
Aku merasakan air mata mulai jatuh perlahan,aku putuskan untuk merebahkan tubuhku di ranjang malam ini.Sekitar 10 menit aku memejamkan mata,tapi rasa kantuk tak kunjung datang padaku.Aku mendengar pintu kamarku terbuka secara perlahan,suara derap langkah kaki berjalan menghampiriku.Kini tubuhnya mulai duduk di sampingku,tangannya mulai mengelus kepalaku.Aku tau ini adalah ambu.
Keheningan itu pecah ketika ambu mulai membuka pembicaraan.
"Maafkan ambu Kayla,ambu sudah mendiamkan kamu,ambu hanya takut terjadi apa apa sama kamu,apalagi setelah ambu liat kamu pulang bersama laki laki yang tidak ambu kenal,maafkan ambu sayang."Kini bibirnya mulai mengecup keningku,terasa hangat.Rasanya ingin menangis dan memeluk ambu malam itu,tapi aku tetap diam saja dan berpura pura sudah tidur.
Kini ambu sudah meninggalkan ruanganku,aku yang memilih untuk tetap berada pada posisiku hingga aku tertidur malam itu.
🌻🌻🌻
Angin Bandung pagi ini cukup membuatku kedinginan,aku memakai sweater abu,dengan rambut yang sengaja ku cepol.Menuruni anak tangga,dan menghampiri ambu yang sedang memasak.
"Kayla,sarapan dulu."ucap ambu tanpa melihat ke arahku.
Aku duduk di meja makan dengan roti berselai cokelat dan susu vanilla di depanku.Kami berdua bersama dalam keheningan,aku coba bertanya kepada ambu walaupun bibirku pada awalnya terasa kelu.
"Am....ambu?"panggilku.
Ambu masih dengan kegiatannya menjawab.
"Iya."
"Ambu masih marah sama Kayla?"tanyaku membuat ambu menghentikan pekerjaannya dan perlahan menghampiriku.
"Kalo ambu marah terus,nanti cepet tua,abah kamu ga suka lagi deh sama ambu."ucap ambu dengan senyum khasnya lalu mengusap usap punggungku.
Senyuman ambu sungguh hangat,membuatku merasa tenang pagi itu,ambu sudah tidak marah lagi kepadaku.Aku berpamitan kepada ambu,lalu pergi menuju sekolahku.Pagi itu jalanan terlihat sangat macet.
"Pak ada apa?kenapa macet banget?"tanyaku kepada Pak Jarwo.
"Tidak tau neng,mungkin ada sesuatu di pertigaan sana."jawab Pak Jarwo.Ternyata benar,pagi itu terdapat kecelakaan di pertigaan antara sepeda motor dengan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya.Tampak anaknya yang menangis di pangkuan ibunya,melihat hal tersebut membuatku kasian terhadap ibu itu.
"Pak Jarwo bantu ibu itu,biar Kayla turun disini,ini uang jika memang ada sesuatu,ya Pak Jarwo."ucapku sambil memberikan uang kepada Pak Jarwo.
"Tapi neng..."
"Udah gapapa,Kayla turun disini,bapak pergi bantu ibu itu,nanti kalo ada apa apa hubungi Kayla ya."
Akhirnya Pak Jarwo menuruti apa yang ku minta.
Aku turun dari mobil lalu segera menghampiri ibu itu,dan memberikan tumpangan.Aku yang kini tengah menunggu angkutan umum,dinginnya pagi ini sungguh menusuk tulang.
Seseorang dengan motornya berhenti tepat di depanku.
Ya dia idho,sungguh kenapa dia selalu ada ketika aku sedang menunggu.
"Hayu neng bareng,nanti telat sekolahnya."ucapnya.
Aku hanya diam menatapnya.
"Udah ayo ah lama banget."ucapnya lalu menarik tanganku.Akhirnya aku kembali di bonceng oleh seseorang bernama Ridho Aliandra."Ambu masih marah?"tanyanya membuatku sedikit kaget,kenapa dia tau kalo aku memanggil ambu dengan sebutan "ambu"?
"Engga."jawabku singkat.
"Kenapa ga di anter?"
Idho banyak Tanya ah.
"Karena emang ga di anter."jawabku malas.
Dia terdengar seperti terkekeh mendengar jawabanku.
Kami saling diam,hingga sampai ke parkiran sekolah.
Siswa siswi lain terlihat sedang menatapku dengan idho, sampai motor itu terhenti mereka masih saja menatap kami berdua,ada apa dengan mereka."Makasih."ucapku lalu memberikan helm kepadanya.
"Sama sama neng."ucapnya tersenyum.
"KAYLA!"ucapku penuh penekanan lalu berlalu meninggalkan Idho.Aku berjalan menuju kelasku,terlihat Salma yang sedang menunggu di ujung koridor sembari melambai lambaikan tangannya.
"Kayla! please ceritain ke aku,gimana kemarin pas di sanggar ballet."ucapnya sambil menggandeng tanganku dan berjalan menuju kelasku.
"Ya gitu deh."
"Ih Kayla mah."Salma terlihat kesal dengan bibir yang mempout.
"Ya nanti aku cerita tapi di kelas."
"Janji?"Salma menunjukan jari kelingkingnya.
"Iya iya."aku mengaitkan jari kelingkingku.Aku menepati janjiku untuk bercerita kepada Salma seputar sanggar ballet,dia tampak antusias mendengarkan.
Sepanjang aku berbicara,tiba tiba ponselku berbunyi.
Pak jarwo
"Neng,ibu ibu sama anaknya yang tadi sudah aman."Seperti itulah pesan yang kuterima dari Pak Jarwo,membuatku sedikit tenang.Aku tidak membalas pesannya,karena guru mata pelajaran pertama hari ini sudah datang untuk mengajar.
Jam istirahat sudah tiba,aku memilih untuk pergi menuju taman sekolah,dengan buku novel yang tidak lupa ku bawa.
Sepanjang perjalanan,siswa siswi sekolah ini tampak memperhatikanku,entah apa yang merasuki mereka sehingga mereka sedari tadi bersikap seperti itu kepadaku.
Terdengar samar samar seorang perempuan berkata.
"Eh si Salma pacaran tau sama idho,tadi aja berangkat bareng."
What?fitnah macam apa ini?Masa karena berangkat bareng udah dikatain pacaran,memang sempit otak mereka.
Dengan sedikit kesal,aku mempercepat langkah kakiku.
"Ga usah kesel kesel,udah deh jangan dengerin apa kata mereka."seseorang berbicara di sebelahku.
"Gara gara kamu,aku jadi bahan gosip mereka."ucapku kesal.
"Harusnya bangga dong,jarang loh seorang idho berangkat bareng cewe."ucapnya bangga.
"Bodo amat."aku mempercepat langkah kakiku,membuat idho tertinggal cukup jauh.
"Eh jangan ngambek dong,tunggu."dia mengejarku.Aku duduk di kursi taman sekolah,tepat di bawah pohon sehingga tubuhku terlindung dari sinar matahari yang cukup panas hari ini.
Assalamualaikum wr wb
Maaf lama update, author sibuk PTS hehe.
Jangan lupa vote dan comment.I love youuuuuuuu.
Ajngskmaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Random[TAMAT] "kenapa kamu ga bilang ke aku kalo kamu juga suka sama dia?"tanya Salma dengan nada bergetar. "persahabatan kita lebih penting daripada perasaanku." Ini tentang perasaan yang rumit antara aku,kamu,dan dia.