Chapter 53

64.2K 3.1K 39
                                    

"Aku hamil?" batin Vanya masih tak percaya. Vanya terus mengelus perut ratanya didepan cermin.

Lidya memegang kedua pundak Vanya dari belakang. "Van.. Kamu makan dulu ya. Kamu gak boleh kekurangan nutrisi."

"Lid, aku benar hamil kan?"

Lidya tersenyum dan mengangguk. "Iya. Kamu akan jadi ibu. Kamu senang?"

Vanya mengangguk semangat. "Aku senang Lid."

"Aku rasa Rionard harus tahu soal ini."

Vanya berbalik kearah Lidya. Tangannya memegang erat kedua tangan Lidya. "Lid, tolong jangan kasi tahu siapapun soal kehamilan aku. Termasuk Rionard."

Lidya mengernyit. "Kenapa Van?"

Vanya memandangi Lidya. "Ada waktunya dia tahu. Tapi tidak sekarang."

"Tapi Van, dia harus-"

"Lid.." ucap Vanya meminta pengertian.

Lidya hanya menghela pasrah dan memandang Vanya dengan iba. Ia mencoba mengerti dengan perasaan sahabatnya. "Oke. Aku gak akan kasi tahu siapapun. Termasuk orangtua kamu?"

"Ya. Termasuk mereka." ucap Vanya yakin.

***

Rionard masih setia memperhatikan kalung Adrian yang tergeletak diatas meja kerjanya. Rionard menarik rambutnya kasar dan mengusap wajahnya dengan gusar. Ia membanting gelas ke lantai.

Prang!

"Hey Rio! Lo kenapa?" teriak Brandon yang tiba-tiba masuk ke ruangan Rionard tanpa permisi.

Brandon segera berlari mendekati Rionard. Ia mencengkram kuat lengan Rionard. "Lo kenapa Ri?!"

Rionard menyentak tangan Brandon, meraih benda di mejanya dan menggantungkan tangannya di depan wajah Brandon. "Lo tahu ini apa?"

Brandon mengernyit sebentar. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Matanya seketika membesar. "Adrian?" Brandon mengalihkan pandangannya ke Rionard. "Ini punya Adrian kan?"

"Ya!" jawabnya singkat.

"Lo dapat ini darimana?" Brandon menggeleng tak percaya.

"Lo tahu siapa yang simpan kalung ini selama bertahun-tahun?" tanyanya sinis.

Brandon mulai emosi. "Cepat bilang Ri!"

"Helmi. Ayah Vanya!" tegas Rionard.

Brandon membuka mulutnya lebar. "Lo pasti salah Ri!"

Rionard sedikit berteriak. "Gue gak salah! Vanya sendiri yang kasi ini ke gue. Dia nemuin ini dirumah ayahnya!"

"Dimana ayahnya Vanya?! Gue harus memastikan kebenaran soal ini!"

"Dia menghilang!"

Brandon menyipitkan matanya. "Menghilang?"

"Ya menghilang. Gue rasa dia sudah tahu soal ini. Makanya dengan cepat dia melarikan diri." geram Rionard.

"Kita harus selidiki ini Ri! Kita harus pastikan kebenarannya!"

"Gue minta tolong lo urus ini sama Hans." napas Rionard  sedikit memburu. "Gue harus ke Amrik besok pagi. Ada hal yang harus gue selesaikan disana."

"Lo tenang aja. Gue dan Hans akan segera mengurus masalah ini!" ucap Brandon yakin. 

"Gue percaya sama lo berdua."

Brandon tak menjawab Rionard, penglihatannya sedang fokus pada Rionard yang terlihat kacau.

Rionard yang sadar dengan tatapan Brandon, segera melontarkan kata-katanya. "Ada masalah apa? Kalo ada pertanyaan, silahkan tanya sekarang."

My Adult Senior (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang