Natalie menunjukkan kebahagiaannya saat ini. Ia terus mengembangkan senyumannya melihat selembar kertas putih terletak rapi di atas nakas. Sekali lagi ia melihatnya dan membacanya dalam hati.
"Natalie, maaf aku harus meninggalkanmu saat kamu tidur. Aku harap kamu cepat pulih. Aku mengkhawatirkan kesehatanmu. Rionard."
"Natalie?"
Natalie kaget mendengar suara seseorang memanggilnya. Ia menarik kertas putih itu dan menyembunyikannya di bawah bantal.
"Natalie? Kamu baik-baik saja?"
Natalie mengangguk mengiyakan.
"Kenapa tidak hubungi tante?"
"Aku takut ganggu tante. Tante kan lagi sibuk dengan bisnis baru tante."
"Iya sibuk. Tapi kalau kamu kasi tahu semalam, tante pasti langsung kerumah sakit."
"Natalie gak apa-apa tante. Udah baikan kok."
"Baikan darimana? Kakinya diperban gitu.."
"Cuma luka kecil kok." ucap Natalie meyakinkan.
"Hm.. Ya sudah, kamu jaga kesehatan ya. Maaf akhir - akhir ini tante sibuk. Gak bisa perhatikan kamu."
"Gak apa-apa kok." Natalie memberi senyuman.
"Nanti tante kesini lagi."
"Kapan - kapan aku ketempat tante ya."
"Boleh, tapi tunggu kamu sembuh dulu."
"Iya. Siang bisa kan?"
"Bisa. Yang penting bukan sore atau malam."
Natalie mengangguk dan setelahnya menatap heran kearah tantenya yang sudah melangkah keluar dari kamarnya.
"Jam berkunjung aja harus diatur." ucapnya menggerutu.
***
Vanya membasuh wajahnya di wastafel toilet kantor. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, menahan rasa kantuk yang terus menyerangnya.
Setelah mengeringkan wajahnya, ia kembali ke meja kerjanya. Ia melihat ponselnya menyala. Baru saja menelponnya.
Ia menekan kontak Rionard untuk meneleponnya.
"Halo.."
"Kenapa pergi sendiri tadi?"
"Aku bangun kepagian, akhirnya aku mutusin berangkat awal aja."
"Maaf ya gak angkat panggilan kamu kemarin. Aku udah tidur." ucapnya menyesal.
"Iya, gak apa-apa. Kamu kok jadi banyak tidur? Biasanya gak gitu?"
"Aku gak tahu Ri.. Ini aja ngantuk terus. Perasaan aktivitasku sama aja kayak biasanya."
"Mungkin tubuh kamu lagi lelah. Kamu banyak istirahat aja."
"Iya.. Ri, Natalie gimana?"
"Gak apa-apa kok. Cuma kakinya aja yang luka."
"Syukurlah. Untung aja gak apa-apa."
"Iya. Ya udah, kamu jangan lupa makan siang ya. Nanti malam aku jemput kamu."
"Mau kemana?"
"Nanti aja kasi tahunya. Pokoknya kamu siap-siap aja. Aku tutup dulu ya. Sebentar lagi aku ada meeting."
"Oke. Semangat kerja ya."
"Siap! Love you cantik.." ucap Rionard mengakhiri obrolannya dengan cepat sebelum Vanya membalas ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adult Senior (Complete)
Ficção GeralBagaimana perasaan seorang Vanya Samantha ketika ia bertemu kembali dengan seorang pria yang pernah ia sukai saat masih berumur 13 tahun? Dan rahasia apa yang ditemukannya saat ia menjalin hubungan dengan sang senior? Bijak dalam memilih bacaan (21...