Chapter 35

82.9K 3.5K 7
                                    

Vanya terlihat sedang memijit-mijit jarinya, karena sedikit lelah dengan banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini. Ia melirik arlojinya sekilas, ternyata jarum panjang sudah berada di angka 1.

"Vanya, belum pulang?" tanya Sandra.

"Sudah mau pulang miss. Beres-beres dulu sebentar."

"Oke. Saya duluan ya.." pamit Sandra.

"Iya miss. Hati-hati."

Dua menit berlalu, akhirnya Vanya selesai membereskan barang - barangnya dan segera berjalan keluar dari ruang kerjanya. Ketika sampai di lobi hotel, Vanya menghentikan langkahnya. Matanya tanpa sengaja menangkap seseorang sedang duduk di ruang tunggu hotel. Sudah pasti orang itu sedang menunggunya.

Vanya berjalan mendekati pria yang sedang membaca majalah yang tersedia di ruang tunggu.

"Ayah?" suara Vanya menyadarkan pria yang sedang menatap lama wajah seseorang di lembar majalah itu.

"Vanya.." ujar Helmi sambil menutup majalah dan meletakkannya atas meja sofa.

"Ayah tunggu Vanya?"

"Iya. Kamu sudah pulang? Ada janji setelah ini?"

Vanya menggelengkan kepalanya dengan mengerutkan keningnya. Tampak ia sedikit bingung dengan ayahnya yang tiba-tiba datang mencarinya.

"Ayah ingin bicara denganmu."

"Oke. Kita bicara di kafe depan sana." ajak Vanya dan langsung setujui Helmi dengan anggukan.

Selama perjalanan keluar hotel hingga sampai ditempat tujuan, Vanya tidak berbicara sedikitpun. Ia masih berpikir heran dengan ayahnya hari ini. Ayahnya terlihat berbeda.

Ketika sampai, Vanya mengambil tempat outdoor yang berada di lantai 2. Vanya memesan black coffee untuk ayahnya dan milk shake choco untuk dirinya.

Hingga minuman datang, tak ada yang mereka berdua bicarakan. Helmi hanya menatap Vanya, dengan tatapan yang membingungkan pikiran Vanya.

"Apa yang mau ayah bicarakan?" tanya Vanya setelah menyeruput minumannya.

"Vanya.. Kamu yakin akan menikah?" tanya balik sang ayah.

"Sepertinya kita perlu bicara baik-baik soal ini." jawab Vanya.

Vanya menghela nafasnya pelan dan berbicara lembut. "Ayah.. Vanya mencintai Rionard, begitu juga sebaliknya. Kami berdua sudah berkomitmen -"

"Menikahlah." ucap Helmi memutuskan ucapan Vanya.

"Menikah?" bingung Vanya.

"Ya. Menikahlah Vanya."

"Ayah?" tanya Vanya semakin bingung.

"Kamu tidak senang?"

"Tapi-"

"Ya. Ayah mengerti. Kamu sedang bingung kan?"

"Ayah tidak terpaksa?"

Helmi menggeleng. "Tidak Vanya. Ayah menghargai keputusanmu."

Vanya terdiam menatap ayahnya. Ia ingat betul beberapa hari lalu ia bertengkar dengan ayahnya karena ayahnya menentang hubungannya.

Helmi menarik tangan Vanya dan menggenggamnya. "Ayah mau bilang sesuatu. Ayah minta maaf."

"Vanya, selama 25 tahun ini ayah selalu mengabaikanmu, tidak pernah merawatmu dengan baik. Ayah selalu bersikap egois terhadapmu. Tapi beberapa hari lalu, dimana kita bertengkar, disitu ayah sadar banyak hal. Anak yang tidak pernah melawan ayahnya, tiba-tiba saja berani memberontak." lanjut Helmi.

My Adult Senior (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang