Extra Chapter 1

87.9K 2.9K 60
                                    

"1.. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. 8.. Finish!"

Seorang wanita berperut buncit dengan peluh keringat yang membasahi tubuhnya, tengah berusaha bangun dari matras yoganya. Siapa lagi kalau bukan Vanya. Ia baru saja melakukan pendinginan untuk mengakhiri senam hamilnya.

"Van, udah selesai olahraganya?"

Vanya mengatur napasnya. "Sudah ma."

"Kamu jangan terlalu forsir olahraga kamu."

Vanya meraih handuk kecil yang disodorkan Cindy. Ia meraihnya dan menyekanya di sekitar wajah dan lehernya. "Iya ma. Ini cuma 30 menit kok."

"Nanti mama pergi belanja sendiri. Kamu dirumah, istirahat. Tidak kemana-mana!"

"Mama!" protes Vanya.

"Van, mama rencananya mau belanja banyak dan itu butuh waktu yang cukup lama. Lebih baik kamu dirumah sama suami kamu. Mumpung dia libur hari ini."

"Iya ma." jawabnya dengan nada malas. "Ya udah, aku keatas dulu!" ucapnya sambil berjalan meninggalkan Cindy.

Sebelum pergi ke kamarnya, Vanya singgah sebentar ke dapur. Ia mengambil stroberi, apel merah, wortel dan mentimun. Setelah mencuci bersih, ia mulai memotongnya dan menghaluskannya dengan juicer.

"Jus sehat sudah jadi." ucapnya tersenyum. Tapi tak lama wajahnya menunjukkan raut kesal.

Ia melangkahkan kakinya sambil membawa segelas minuman yang berwarna oranye kemerahan. Ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang berasal dari kolam renang. Dugaannya benar. Rionard sedang berenang di kolam renang mansion nya.

Vanya berjalan mendekati kursi santai ditepi kolam renang dan menaruh jus tersebut disitu. Ia berdiri ditepi kolam sambil melipat kedua tangannya.

"Morning sayang.. Udah selesai olahraganya?" tanya Rionard dari tengah kolam.

Vanya tak menjawab pertanyaan suaminya. Ia masih menatap Rionard dengan kesal.

Rionard berenang kearah tepi kolam, mendekati istrinya yang sedang menatapnya dengan wajah cemberut. "Sayang, kok lama banget sih marahnya?" tanyanya sambil mendongakkan kepalanya keatas karena posisi Vanya yang berdiri, membuatnya terlihat sangat tinggi.

"Aku masih kesal sama kamu!" ucapnya dengan rajukan.

"Van, aku gak mau kamu kelelahan. Tenaga kamu itu sedang terbagi sama anak kita." ucapnya lembut.

Vanya membuang napasnya sebelum ia memilih duduk di tepi kolam renang. "Iya aku tahu! Maaf ya, mungkin kamu sulit menghadapi aku sekarang."

Rionard terkekeh. "Gak kok. Aku malahan senang dengan perubahan kamu yang sekarang. Cuma aku gak bisa sepenuhnya menuruti kamu. Aku harus pikirkan kalian berdua."

Vanya memberikan senyumannya setelah mendengar ucapan suaminya. "Minum jus dulu." Vanya mulai ingin berdiri, mengambil jus yang terletak tak jauh dibelakangnya.

"Tunggu sebentar!" Rionard menahan tangannya, kemudian mencium perut besar istrinya. "Good morning, baby. Maaf ya, daddy baru sapa sekarang. Soalnya waktu daddy bangun, mommy kamu sudah keluar dari kamar."

"Tuh lihat! Dia selalu respon saat kamu bicara dengan dia." tunjuk Vanya kearah perutnya yang bergerak.

"Iya dong, aku kan ayahnya. Dia pasti tahu."

Vanya mengusap perutnya. "Jelas tahu! Apalagi orang yang suka bikin mommy kesal, cuma daddy kamu."

Rionard terkekeh "Nanti aku bayar waktu anak kita udah lahir." Ia mencium lagi perut Vanya. "Baby, kamu jangan terlalu agresif ya! Daddy gak bisa menurutinya. Karena daddy sayang kamu dan mommy kamu."

My Adult Senior (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang