Chapter 61

72.1K 3.3K 165
                                    

Rionard melajukan mobilnya dalam kecepatan tinggi. Sesekali kepalanya menoleh kebelakang, mengamati Vanya yang terduduk lemah. Ia merapal doa dalam hati supaya Tuhan menjaga anaknya dan Vanya.

Rasanya ia ingin memarahi Vanya yang tak membicarakan perihal kehamilannya. Tapi, ia berpikir lagi. Ini juga karena kesalahannya. Ia yang begitu emosi karena mengetahui Helmi adalah pembunuh Adrian. Juga tiba-tiba dirinya yang hilang ke Amerika tanpa pernah memberi kabar pada Vanya.

Ia sebenarnya sudah pergi ke apartemen Vanya malam itu, tapi Vanya tak berada disana. Ia juga coba menghubungi Vanya, tapi tak dijawab. Ia berpikir mungkin Vanya sedang marah padanya. Karena hari itu, secara tidak langsung ia telah mengusir Vanya dari ruangannya.

Ia ingin menghubungi Vanya ketika dirinya sudah berada di Amerika, terlebih saat ia tahu Helmi telah meninggal. Vanya pasti perlu seseorang untuk menghiburnya. Ia sudah berkali-kali mengambil ponselnya, berniat untuk menghubungi Vanya tapi ia urungkan. Bukan karena apa, ia begitu merindukan Vanya. Jika ia menghubungi Vanya, pasti ia tidak bisa menahan diri untuk pulang ke Indonesia. Padahal ada banyak hal yang harus diselesaikannya disana.

Hingga akhirnya ia memutuskan harus kembali ke Indonesia karena mengetahui kabar hilangnya Vanya, juga ibunya dan ibu Brandon.

Belum lama ia sampai ke bandara, ia mendapat kabar dari Lidya bahwa Vanya sedang berada dirumah Natalie.

Rionard tak bisa lagi berbaikan dengan Natalie. Wanita yang mencoba ingin mendapatkannya kembali dengan sengaja membohonginya beberapa waktu lalu ketila ia mendapatkan kecelakaan lalu lintas. Tapi siapa sangka, kedatangan Rionard kerumahnya malah membuat Rionard menemukan sesuatu. Ia ingat betul saat ia mencari charger HP di laci nakas Natalie. Ia tidak sengaja menemukan sebuah kunci yang tergeletak rapi bersama gantungannya. Ia masih ingat dengan jelas bahwa itu adalah gantungan kunci pintu Villanya dulu.

Oleh sebab itu selain ia pergi mengurus pekerjaannya di Amerika, ia mencari informasi tentang Natalie. Benar saja, banyak hal yang didapatnya ketika ia pergi ke Montana tempat tinggal Natalie dan juga tempat tinggal Olivia.

Drrttt.. Drrttt..

Rionard merasakan getaran di saku celananya. Tangannya merogoh disitu dan menjawab panggilan yang berasal dari ponselnya. Ia mendapatkan informasi dimana keberadaan ibunya dan Cindy.

Vanya yang mendengar jelas dimana lokasinya. Segera membuka suara ketika Rionard memutuskan panggilannya.

"Ri.. Kita kesana sekarang."

Rionard dan Lidya menoleh kearah Vanya. "Kemana?" tanya Rionard.

"Tempat yang kamu sebut tadi."

"Vanya, kita itu mau kerumah sakit." jelas Lidya.

"Kita harus kesana."

"Vanya, kamu harus kerumah sakit. Aku gak mau terjadi apa-apa sama kamu dan anak kita!" tegas Rionard.

"Rionard,-"

"Vanya! Tidak ada bantahan kali ini!"

Vanya menyerah jika Rionard sudah bicara tegas padanya. Tapi tidak.. Kali ini ia tidak akan mendengar perkataan Rionard. Ia masih mampu menahan rasa sakitnya, yang terpenting adalah ia ingin bertemu dengan Olivia.

Vanya memutar otaknya, hingga ia menemukan sebuah ide. Vanya melirik isi dalam mobil Rionard. Yup!

"Rionard, ada air minum? Aku haus sekali."

"Van, sebentar lagi kita sampai dirumah sakit. Nanti saja!"

"Aku maunya sekarang!" ucapnya memohon sambil meringis menahan sakit.

My Adult Senior (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang