Chapter 67

72K 3K 53
                                    

Vanya masih setia berdiam ditempatnya. Dirinya masih tak menyangka bahwa ini semua adalah rencana Rionard untuk melamarnya. Dan sebenarnya, Lidya tidak punya acara apapun dengan temannya. Ini semua hanya skenario untuk dirinya supaya ia tak mencurigai semua yang disiapkan Rionard.

Mata Vanya mencari seseorang yang membuatnya menangis hari ini. Mencari seorang pelaku yang berhasil merebut seluruh hatinya.

Vanya berniat untuk berdiri, tapi ia menahannya ketika dari kejauhan ia mendengar suara alunan musik yang menenangkan inderanya. Vanya mencari sumber suara itu, hingga matanya terpaku pada beberapa orang dibelakangnya yang sedang memainkan beberapa alat musik.

Vanya memutar kembali tubuhnya masih menunggu Rionard menghampirinya. Karena percuma ia mencarinya, pasti pria itu sedang bersembunyi.

Tak lama alunan musik itu berhenti beberapa detik dan diganti dengan suara petikan gitar. Suara seorang pria mengucapkan lirik sebuah lagu.

Wise men say,
(Orang bijak berkata,)

Only fools rush in
(Hanya orang bodoh yang suka terburu-buru)

But I can't help falling in love with you
(Tapi aku tidak bisa berhenti jatuh cinta padamu)

Shall I stay, would it be a sin?
(Haruskah aku tinggal, akankah itu jadi sebuah dosa?)

If I can't help falling love with you
(Jika aku tidak bisa berhenti jatuh cinta padamu)

Like a river flows
(Seperti sebuah sungai mengalir)

Surely to the sea
(Yang tentu saja ke laut)

Darling, so itu goes
(Sayang, begitulah adanya)

Somethings are meant to be
(Beberapa hal memang telah ditakdirkan)

Take my hand
(Raih tanganku)

Take my whole life too
(Raih juga seluruh hidupku)

For I can't help falling in love with you
(Karena aku tidak bisa berhenti jatuh cinta padamu)

For I can't help falling in love with you..
(Karena aku tidak bisa berhenti jatuh cinta padamu..)

Vanya memutar lagi tubuhnya saat dua bait lirik dinyanyikan. Seketika matanya diselubungi dengan airmata, saat ia menangkap dengan jelas siapa orang yang sedang duduk bernyanyi sambil memainkan gitar.

Ketika lagu selesai dinyanyikan, Rionard meletakkan gitarnya dan berjalan ketempat Vanya yang sedang duduk menangis. Pria yang bergaya casual itu tersenyum kearah wanita pujaannya.

Vanya mengusap kedua matanya yang basah saat Rionard berdiri tepat didepannya. Tak lama pria itu berlutut dengan satu kakinya. Sambil membuka kotak cincin dan memperlihatkan sebuah cincin indah berdiri tegak didalamnya.

"Vanya Samantha, would you be my wife?"

Vanya tak sanggup berucap. Ledakan rasa bahagia membuat lidahnya seakan mati rasa. Ia hanya sanggup mengangguk.

Rionard tersenyum bahagia atas jawaban yang memuaskan hatinya. Sebetulnya ia sedikit ragu, karena ini kedua kalinya ia melamar Vanya. Ia takut Vanya menolaknya karena mereka pernah gagal untuk yang pertama.

Rionard memasang cincin di jari manis Vanya, kemudian mengecupnya lama disitu. Setelah ia melepaskan ciumannya, ia berdiri sambil memegang tangan Vanya untuk sama-sama berdiri.

Rionard menghapus airmata Vanya yang masih saja jatuh ke pipinya. "Terimakasih Vanya. Terimakasih kamu telah menerimaku." Rionard meletakkan kedua telapak tangan Vanya di dada bidangnya. "Aku mencintai kamu tanpa keraguan, karena cinta sejatiku adalah kamu." Kedua tangannya menangkup kedua pipi Vanya dan mengecup lembut bibirnya. "I love you, Vanya."

My Adult Senior (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang