*
*
*
*
*
*
*~happy reading~
Saat pertama kali membuka kelopak berisikan manik kelamnya, yang Jungkook lihat adalah langit-langit kamar.
Pikirannya sedikit melayang untuk kejadian beberapa jam lalu, lalu kemudian mendengus kesal.
Beranjak dari ranjang lalu memasuki kamar mandi untuk sekadar membasuh mukanya.
Langkah kaki panjangnya keluar kamar untuk sekadar menuju dapur, perutnya berontak untuk diisi.
Sesaat, langkahnya terhenti di ruang tengah. Di sofa berwarna putih gading itu terlihat sosok meringkuk si tunangan.
Penasaran, ia mendekati sosok tersebut.
"Kenapa dia ada di sini?" Gumamnya yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
Pada akhirnya ia putuskan untuk sekadar membangunkan si tunangan.
Menepuk beberapa kali bagian bahu kanan si tunangan yang sedang meringkuk membelakanginya.
"Bangunlah, sudah pagi," suaranya ia buat pelan bukan bermaksud bersikap lembut, hanya saja ia tahu rasanya terbangun dengan rasa pening di kepala ketika bangun karena terkejut.
"Hey, bangunlah," hingga pada detik berikutnya sudah ada tanda-tanda si tunangan akan bangun, barulah Jungkook kembali melangkahkan kakinya menuju tempat tujuan awalnya; dapur.
Taehyung sendiri terbangun dari tidurnya, mengusak pelan kelopak matanya yang terasa perih, akibat menangis semalaman mungkin.
Beranjak dari sofa, Taehyung menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Tenggorokannya serasa begitu kering.
"Jungkook, sedang apa?" Taehyung bertanya saat dirinya sudah sampai di dapur.
"Tidak lihat, tidak punya mata?" Jawab Jungkook sarkastis, pikirnya tanpa bertanyapun si tunangannya itu pasti sudah tahu dengan pasti.
Taehyung sendiri terlihat langsung mengulum senyum miris ketika mendengar kalimat itu.
Mengambil satu gelas lalu dituangkannya air putih yang berada di teko kaca.
"Pagi ini bisakah kau mengantarku ke Supermarket untuk belanja kebutuhan di Apartment ku Jung?" Taehyung berucap setelah menandaskan air minum di gelasnya.
Jungkook menghela napasnya berat, lalu menoleh ke arah si tunangan.
"Hari ini aku libur Kantor, kau tahu apa yang harus kulakukan saat-saat seperti ini? Aku ingin bersantai." Sahutnya ketus. Sekali lagi sosok manis Taehyung hanya mengulum senyum miris.
"Baiklah, aku minta tolong pada Jimin saja," lalu setelahnya Taehyung beranjak dari dapur, pergi ke kamar tamu yang tersedia di Apartment Jungkook.
Meninggalkan pemuda Jeon yang bergeming di tempatnya berpijak.
"Menyebalkan sekali dia," pemuda Jeon mendengus sebal.
Tatapan matanya berubah tak dapat diartikan.
...
"Aku pergi dulu Jungkook," Taehyung berujar tergesa sembari mencoba untuk mengikat kencang tali sepatunya.
Jungkook mendecak kesal, jika mau pergi kenapa tidak langsung pergi. Harus begitu izin dengannya?
"Pergi dengan Jimin Hyung? Kenapa dia tidak ke sini, atau ketemuan di tempat lain?" Ujarnya penasaran, karena sosok pendek Hyungnya itu belum juga kelihatan batang hidungnya.
"Oh, tidak jadi dengan Jimin. Aku pergi dengan temanku sewaktu menengah pertama," setelahnya Taehyung cepat berikan kecupan halus pada pipi pemuda Jeon. Lalu pergi dengan cepat.
Jungkook sendiri mencoba untuk proses segala kejadian yang didapatnya barusan.
Sebelum akhirnya menghapus kasar bekas kecupan tadi.
"Menjijikkan." Desisnya rendah.
Tbc...
Iya tahu ini gaje😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine (KookV)
Fanfiction[SEMI-BAKU] Tentang Taehyung yang menginginkan Jungkook menjadi miliknya, dan Jungkook yang selalu mendorongnya menjauh. BxB Yaoi! JANGAN SALAH LAPAK PLEASE!