Gadis bermarga Son kini tengah fokus pada ujian akhirnya, bukan cuma Yoon Joo tapi seluruh murid tingkat akhir sedang menjalankan ujian akhir merek, ujian yang menjadi penentu lulus tidaknya seorang murid,
Yoon Joo mengetuk-ngetuk kepalanya dengan telunjuk kecilnya, ia merasakan sedikit pening di kepalanya. Oh mungkin karena ia tidak sarapan.
"Lima belas menit lagi,"
Sang pengawas memperingati sisa waktu yang dapat digunakan para murid untuk menyelesaikan ujian mereka.
Seketika seluruh kelas mengehembuskan nafas kasar.
"Huuaaahh anjir pegel bener," keluh Haechan yang berada dibelakang gadis Son itu.
Yoon Joo tidak menghiraukan keluhan temannya itu.
"Psst psst Yoon, nomor 50 dong." Haechan mencolek punggung Yoon Joo dengan telunjuknya,
Namun diabaikan.,
Tiba-tiba
"Lee Haechan!!"
Tegur guru pengawas dengan lantang hingga seluruh teman-teman yang ada di kelasnya menoleh ke Haechan.
"Eh iya bu, maap maap." Haechan menundukan wajahmya sambil menahan malu.
Terdengar suara cekikikan dari sebelah kanannya, tempatnya Jaemin,
"Mangkanya lur, belajar." ucap Jaemin setengah berbisik karena tidak mau guru pengawasnya mendengar, anak laki-laki cekikikan melihat raut kesal nan malu teman seper-tololan-nya.
Kemudian kembali seperti semula, semua murid fokus dengan soal-soal dihadapan mereka, hingga waktunya bell berbunyi semua murid berhenti menulsikan tinta mereka diata skertas ujian dan bergeas pergi keluar kelas. Membiarkan guru perngawas yang membereskan kertas ujian mereka.
"Ga kerasa ya, udah hari terakhir ujian. Sebentar lagi kita kuliah. Huaaaa gamau pisah sama kalian," Mina merengek sambil memeluk Yoon Joo.
Semuanya terkekeh, Yoon Joo membalas pelukan sahabatnya sambil menepuk pundaknya pelan,
"Kita kan bisa tes di universitas yang sama. Dicoba aja. Siapa tau jodoh kita bisa keterima bareng." usul Jeno dan di iyakan oleh semuanya.
"Tapi jangan di univ yang tinggi-tinggi ya. Kalian kan tau sendiri otak gue se-apa." keluh Haechan. Anak laki-laki juga mau satu universitas dengan teman-temannya. Mana bisa dia hidup tanpa teman-temannya.
"Dicoba juga belum udah pesimis aja," ucap Renjun disamping Jeno. Tangan kanannya merangkul bahu Jeno yang sedikit lebih tinggi darinya.
"Tenang, ada kita-kita. Nanti belajar bareng." tambah Mina.
Haechan mengangguk setuju, "Pokoknya kita harus satu univ bareng. Gue ngga mau tau," klaim Haechan.
"Iyyaa baweell." kompak semuanya.
Mere berenam berjalan beriringan dijalan menuju halte bus. Sebelumnya mereka sudah bersepakat jika hari ini tidak ada yang boleh membawa kendaraan pribadi. Mereka menyebut hari ini adalah hari -Walk you home, jika dilihat dari track perjalanan mereka menuju rumah masing-masing adalah satu arah. Jadi masing-masing mereka akan mengantar satu-satu temannya pulang, berawal dari Haechan dan berakhir di Renjun.
"Eh main dulu lah. Masa selesai ujian langsung pulang," usul Jaemin.
"Nah bener tuh,"
"Kumpul dimana?"
"Di cafe aja,"
"Jangan, rumah Jaemin aja." usul Haechan semangat. Anak laki-laki itu paling senang main dirumah Jaemin dan Chenle, karena banyak makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Mate. (Huang Renjun)✔️
Literatura Feminina(Revisi dulu sayang!)🌑Teruntuk kamu, wanitaku. Terima kasih telah sudi menjadi bagian dari hidupku.🌑