"Ditengah redupnya cahaya rembulan dan sendunya hembusan angin di malam itu serta hujan yang turun dengan tiba-tiba, rasanya semesta mewakili bagimana perasaanku saat itu." —Huang Renjun.
Song Recommendation
Kyuhyun-Ino"Bunda, ada Om Ecan sama Om bule nih.." pekikan nyaring itu membuat Haechan dan lelaki yang dipanggil Om bule alis Mark itu menutup telinga mereka.
"Buset dah, sangkakala aja kalah ama teriakan tuh anak bocah." Gumam Mark.
"Iyaa suruh masuk aja.." dibalas pekikan dari lantai dua rumah itu.
Kemudian Yoo Jun menuntun Haechan dan Mark untuk duduk di sofa ruang tamu yang selalu di sediakan makanan ringan oleh tuan rumah.
Yoo Jun tidak langsung meninggalkan dua pamannya, anak itu dengan setia menunggu sembari membaca bukunya sambil menunggu orang tuanya datang.
"Baca apa Yoyo?" Tanya Haechan, panggilan khusus yang Haechan berikan untuk Yoo Jun. Mark menyenggol bahu Haechan pelan sekaligus dengan tatapan memicing.
"Lo jangan nanya kayak gitu, lo kayak nggak tau aja itu anak savagenya kayak bapaknya. Nanya yang berbobot dikit." Bisik Mark.
Haechan menahan nafas, betul juga. "Ah mending gue kagak nanya dah. Itu anak mirip bener sama bapak emaknya, hidupnya sesuai bener ama teori, kagak ada yang namanya bercanda." Sungut Haechan sambil berbisik juga.
"Udah tau begitu masih aja nanya." Dumal Mark.
"Om, Yoo denger loh." Dingin bocah itu tanpa mengalihkan tatapanya pada buku.
Kedua pamannya itu tersedak air liur mereka sendiri, "Ehehe.." cengengesan Mark. Sedangkan Haechan memilih memakan cemilan di atas meja.
"Tukang ghibah." Gumam Yoo Jun sambil membalikan lembaran bukunya.
Mark dan Haechan melotot kaget mendengar kalimat anak kecil itu barusa.
"Busett. Udah deh gue nggak mau ngomong lagi." Kata Haechan.
Pria itu merasa kalah setiap kali Yoo Jun sudah berbicara. Entah mengapa, kharisma anak itu begitu kuat walaupun masih kecil. Setiap perkataannya bahkan bisa membuat orang yang lebih tua membungkam. Kecuali bunda bocah itu. Jika sudah adu mulut, Yoo akan lebih memilih mengalah.
"Kenapa lo berdua kesini?" Tetiba saja suara lain mengintrupsi.
Dari arah tangga Renjun datang sambil memakai kaos nya. Rambutnya acak-acakan.
"Abis ngapain lo?" Tanya Mark dengan nada jahil.
"Jos dah babang ku. Siang bolong gini nganu." Goda Haechan.
Renjun menggeleng kemudian duduk di samping putranya lalu di usapnya rambut sang putra.
"Udah dulu belajarnya. Panggil bunda dulu sana," perintah sang ayah yang langsung dituruti Yoo Jun.
Saat memastikan anaknya sudah masuk kamarnya untuk memanggil sang bunda, barulah Renjun menyiak rambutnya kebelakang kemudian menatap temannya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Mate. (Huang Renjun)✔️
Romanzi rosa / ChickLit(Revisi dulu sayang!)🌑Teruntuk kamu, wanitaku. Terima kasih telah sudi menjadi bagian dari hidupku.🌑