Amore

1.2K 116 5
                                    

"Sekarang kamu mau apa?" Sang kepala rumah tangga membuka percakapan.

Jeno, Jaemin,Haechan,Mina, Chenle dan Jisung duduk di belakang sofa yang di duduki Yoon Joo,Yoon jae dan Renjun. Suasana mendadak bersi tegang.
Begitu acara selesai, orangtua Yoon Joo membawa Renjun kerumah mereka untuk di introgasi. Sebagai orang tua, mereka Shock melihat putrinya di lamar diatas panggung seperti itu. Setengah hati merasa senang karena Renjun sudah kembali, namun setengah hati mereka sebagai orang tua merasa tidak dihargai karena Renjun melamar putri mereka tanpa persetujuan mereka.

Sadar Renjun tidak merespon pertanyaan sang ayah lantas Yoon Joo menggenggam tangan dingin Renjun. Tersenyum ketika Renjun menatapnya.

Dengan tegas Renjun mengangguk."Saya serius om, saya serius mau menjadikan Yoon Joo sebagai istri saya" tegas Renjun.

"Apa jaminan kamu?" tantang Sang ayah.

Renjun nampak berfikir."Om boleh lakuin apapun ke saya jika saya menyakiti putri om." tatalan tajam pria itu layangkan pada lawan bicaranya.

"Termasuk menghancurkan keluarga kamu?"

Oh tentu tidak. Cinta boleh bodoh jangan.

"Itu pengecualian." jawab Renjun makin tegas. Bagaimanapun juga orang tuanya adalah sumber kehidupannya yang kedua setelah Yoon Joo jadi istrinya nanti.

"Kenapa?" tanya Sang calon mertua laki-laki.

"Mereka adalah sumber kehidupan saya selama ini."

Dan ya, sebenarnya kepala keluarga Son hanya mengetes Renjun saja. Jika Renjun tampak ragu, mana bisa beliau menyerahkan putrinya pada pria yang tidak ada pendirian. Namun Renjun terlihat percaya diri dan juga tegas ketika menjawab pertanyaannya.

Sang ayah mengangguk. "Kamu tadi sadar ada kita disana?" Tuan Son menyinggung tentang lamaran Renjun tadi.

Renjun menunduk, ia jelas tau kemana arah pembicaraan beliau.

"Maaf," sesal Renjun.

Tuan Son tersenyum tipis. "Liat om!" Perintah lakilaki paruh baya itu.

Renjun mendongakkan wajahnya. "Saya tau. Saya tau kamu serius dengan putri saya. Saya senang kamu kembali lagi. Tapi sebagai orang tua, saya dan istri merasa tidak dihargai." Tegas Tuan Son.

"Maafkan saya." Teguh Renjun.

Masih menatap mata Sang calon mertua yang juga tengah menatapnya sendu.

"Tolong jangan mengulanginya lagi." Disetiap kalimat tersebut terdengar sangat tulus.

Renjun tersenyum tulus kemudian mengangguk tegas. Lalu semuanya terdiam. Mendadak sunyi.

"Jadi?" Si Sulung bersuara. Sejak tadi ia menyimak pembicaraan Ayah dan calon iparnya bukan hanya untuk didengarkan saja. Tapi untuk mendengar apakah ayahnya setuju dan merestui atau tidak.

"Jadi apa kak?" Tanya Sang bunda.

"Ya jadi gimana? Direstuin atau ngga mah,pah?" Tanya Si sulung ngegas.

Sang ayah mengangguk antusias dan berkata, "Oh atuh iya. Papa setuju banget kok. Iya kan mah?"

"Iya dong," sang bunda di rangkul ayah. Tertawa lepaslah keduanya.

Semua anak muda yang ada di ruangan itu melemaskan bahunya. Sejak tadi mereka menahan nafas, papa Yoon Joo sangat seram jika sedang dalam mode seperti tadi.

Jeno dan Jaemin menepuk dan mengusap bahu Renjun. Mereka turut senang dengan kabar baik sahabat yang mereka anggap sebagai saudara. Haechan dan Mina berputar-putar sambil berpegangan tangan. Ikut tertawa.

Cold Mate. (Huang Renjun)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang