Move On

1.1K 41 0
                                    

Hari-hari gue jalanin dengan mulus, sekarang gue dah bisa move on dari mantan pacarku Surya.

Ya dia juga menghilang tanpa kabar, bodoh amat pusing gue mikirin Surya mana sebentar lagi UAS(Ulangan Akhir Semester) Oh My God, ini udah bulan Desember, ya Allah sebentar lagi gue UAS.

Mana pelajaran semua pelajaran gak paham. Di saat gue lagi bingung hidup gue yang rumitnya kaya benang ruwet, Elvan menghampiriku di bangkuku yang kebetulan temen sebangkuku gak berangkat. Mana di kelas lagi sepi.

"Hai,"sapa Elvan duduk disebelah ku.
"Hai,"jawabku.

"Kamu gak ke kantin,"Elvan memulai topik pembicaraan.
"Gue masih puasa,"tolakku halus.

"Maaf aku gak tau kalo kamu lagi puasa,"ucap Elvan.
"Gak pa pa, kalo lo mau ke kantin silahkan,"ucapku.

"Gak ah aku mau nemenin kamu disini,"mohon Elvan.

"Eh lo paham itu gak yang di papan tulis,"gue bertanya sama si Elvan, semoga aja dia paham.
"Paham, gini caranya&¥|√~^¢√¢^¢°€✓[€{©}©{¥}]®[®°°÷¢{'}'}'=€°€^€^'°~=÷€<#$$"jelas Elvan.

Dia jelasin detail banget, tapi anehnya kalo dia yang jelasin gue langsung paham, tapi kalo yang jelasin pak guru/bu guru rada gak paham.

"Makasih ya udah ngajarin gue," ucap gue tulus.
"Kalau kamu kesulitan bisa kok aku jadi guru pembimbingmu," katanya lembut.

"Emang lo mau jadi guru pembimbingku nggak ada yang marah,"kataku antusias.
"Emangnya siapa yang marah,"katanya penuh penekanan.

"Siapa lagi kalau bukan cewek lo,"kataku
Cengar-cengir.
"Kamu tau siapa cewek aku,"katanya penuh tanya.

"Nggak tau cuman praduga aja,"jawab gue ngasal.
"Sukanya berburuk sangka kamu itu,"katanya sewot.

"Kok lo yang sewot sih," jawab gue meringis.
"Makanya tanya dong, udah punya pacar belum,"kata Elvan sumringah.

"Lo kira gue cewek apaan tanya gituan duluan ama cowok, hii ogah ah,"kata gue jijik.

"Ha ha ha " tawanya pecah.
"Gemes aku ama kamu, boleh gak nyubit pipi kamu,"katanya cengengesan.

"Gak boleh," kataku ketus sambil berkacak pinggang
"Makin gemes liat kamu marahan kayak gitu tambah imut"katanya heboh.

"Hiii lo lama-lama tambah gila ya? Ngomongnya makin ngawur?"kata gue sangar.

"Kamu yang bikin aku gila"katanya penuh penekanan.
"Kok gue sih emang gue salah apaan ama lo"kataku sambil bersendekap.

"Salah sendiri ngapain main peluk segala, 2 kali kamu udah meluk aku bikin aku tak tenang susah tidur kalau malem"katanya cengengesan.

"Oohh ya Allah "kata gue sambil menutup mulutku.
"Baru nyadar"katanya Elvan penuh arti.

"Terus gimana dong"kataku menahan nafas.
"Hemmmm, mau gak kamu jadi pacarku"katanya percaya diri.

"Gue," kataku tergagap
"Pikirkan aja dulu, jangan di jawab dulu kalau masih bingung,"katanya sambil menaikkan satu alisnya.

"Iiiih sebel sama kamu," kataku jutek.
"Tapi kamu suka kan," katanya meringis.

"Udah gue gak mau ngomong ama Lo gak guna,"kataku sambil meleletkan lidah.
Dianya senyum-senyum aja.

"Ku tunggu ya jawabanmu," sambil berlalu dan menyubit pipiku gemes.
Kutepiskan tangan nakalnya.
Kurang ajar batinku, langsung merah pipiku kena cubit Elvan.

Jawa Tengah, 10.45 WIB
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang