Masuk Sekolah

641 26 0
                                    

Setelah sholat isya dan beresin semua baju gue dan peralatan sekolah buat besok, gue tiduran di kasur sambil membaca surat dari Elvan.

Mungkin saat ini aku belum bisa menjadi yang terbaik buat kamu, yang.
Tapi aku yakin suatu saat nanti aku bisa menjadi yang terbaik buat kamu yang.
Insyaallah aku selalu ada buat kamu mendengar keluh kesah mu.
Jaga dirimu baik-baik di sana ya, buat orang tua kita bangga mempunyai anak seperti kita, begitupun aku berusaha menjaga hatiku selalu untukmu.

Yang selalu kangen kamu
❤️ Elvan ❤️


Membaca suratnya Elvan jadi bangunnya kesiangan. Sangat berbunga-bunga terbawa dalam mimpi. Sampai-sampai dimarahin bang Reza, karna bangun kesiangan.

______

Pagi-pagi sudah dapat kode keras karena lupa gak bikin emblem yang tertera nama gue.

Aduh mati lupa belum di tulis nama gue di situ?

"Sudah di tulis aja namanya terus masuk ke kelas," kata kakak kelas gue, tegas. "Besok kalau di suruh di laksanakan ya jangan seenaknya sendiri," Jelasnya.

"Ok siap kak," kata gue, tegas juga
"Sana masuk ke kelas,"
Gue mengangguk-anggukkan kepala.

"Cih masih pagi udah bikin drama, tapi manis juga tuh cewek," kata temannya.
"Apaan sih lo tu sukanya bikin PHP cewek aja mulu, sudah gitu di anggurin benar-benar gak jelas, kasihan ceweknya udah ngarep di buang begitu aja?" Jelas si cowok .

Hari ini edisi perkenalkan dengan para OSIS. O yang negur gue tadi namanya si Biyan cakep juga batin gue. Terus si playboy namanya si Arvin, ganteng sih tapi suka jelalatan matanya.

Kok gue ngomongin dua cogan itu sih .
Kalau tahu si Elvan bisa-bisa mampus gue, batinku.

Ternyata si Biyan ketua OSIS.
Wakilnya mbak Sinta, cantik tinggi putih tapi sombongnya audubilamindalid.
Mentang-mentang wakil ketua egonya tinggi.

Oya gue punya teman baru namanya Anggun, Bella, David gue kompakan sama mereka bertiga, jadinya kita sahabatan berempat.

Anggun hitam manis sukanya konyol.
Bella jutek baik sukanya nyuruh.
David ganteng tapi wajahnya bosenin putih lagi, gue kalah putih.
_._._

"Assalamualaikum, bang bisa jemput adek nggak,"ucap gue di telpon.
"....."
"Yah, nggak bisa ya,"
"....."
"Yaudah adek mau naik grab aja,"
"....."
"Iya bang,"

"Kenapa Far, bang lo gak bisa jemput,"tanya Bella.
"Iya Bell,"ucap gue sambil menekuk muka.
"Yuk gue anterin lo aja kebetulan satu arah,"tawar Bella.
"Naik apa?"
"Motor,"
"Ok,"

Gue di boncengin sama Bella temen baru gue, sepanjang perjalanan dia tanya-tanya tentang gue terus.
"Far, rumah lo dimana?"tanya Bella sambil nyetir motor.
"Batalyon Mekanis 152/QY,"jawab gue.
"Bapak lo tentara,"jawab Bella kaget.
"Iya,"jawab gue singkat.
"Katanya lo dulu SMPnya dari Semarang kok sampe sini, di batalyon lo sama siapa?"cicit Bella.
"Abang gue,"
"Abang lo juga tentara, wih keren, gue ngefans banget sama tentara, apa lagi kalo yang ganteng,"cicit Bella.
"Iya nanti lo bakalan ketemu abang-abang tentara, tinggal milih aja,"tawar gue.

Sampai gue di batalyon Mekanis 152/QY. Gue nyuruh Bella buat masuk ke perkarangan batalyon dan nurunin di depan rumah dinas bang Reza.
"Kacang ijonya ganteng-ganteng,"itulah yang pertama kali Bella ucapkan saat masuk ke perkarangan batalyon.

"Bell berhenti di situ,"pinta gue.
"Ok,"
Bella nurunin gue di depan rumah dinas bang Reza, keluarlah bang Reza dengan seragam lorengnya membuat Bella terpana.

"Eh adekku dah pulang,"ucapnya sambil mengelus-elus kepala gue.
"Eh itu siapa?"tanya bang Reza sambil nunjuk ke arah Bella.
"Temenku bang, namanya Bella,"
Bella langsung tersenyum manis.
"Oya bang, ada temen abang yang masih jomblo nggak, buat dikenalin ke Bella, katanya Bella itu suka banget sama tentara," seketika mata Bella melotot mendengar ucapan gue.

"Pulang-pulang malah cari temen abang yang jomblo, abang juga jomblo, kenalin abang aja," serunya riang.
Gue tertawa renyah mendengar perkataan bang Reza dan melihat wajah Bella yang mulai memerah.

"Permisi ya bang, Fara, aku pulang duluan,"kata Bella pergi.
"Ya, makasih ya udah nganter adekku," jawab bang Reza.
"Makasih ya Bella, gak masuk dulu?"
"Gak kapan-kapan aja," cicitnya lalu pergi.

Gue masuk ke dalam asramanya Abang dan langsung masuk ke kamar, ganti baju dan melakukan ritual kalau habis keluar rumah, mulai cuci muka, cuci kaki,  kalau sudah selesai gue langsung merebahkan badan gue karena capek banget. Dan tertidur.

Clek

Pintu kamarku di buka abang, "bukannya langsung makan malah molor biasa si tukang tidur nelor ( nempel langsung molor) kalau ketemu kasur,"abang gue cuma geleng-geleng kepala.
_._._

"Dek bangun, dah sore, sholat ashar dulu sana, bangun,"ucap bang Reza membangunkan gue yang masih terlelap.
"Iya bang," masih mager aja.

"Bangun kok, malah tidur lagi dah sore, woi bangun,"teriak bang Reza yang memekakan telinga, dan akhirnya gue bangun karena kaget.

"Bang tu merusak mimpi indah ku, nyebelin,"ucap gue penuh emosi.
"Udah sore, sholat ashar, mandi, ngerjain pr,"ucap bang Reza penuh perhatian.
"Iya-iya abangku yang tamvan,"ucap gue sambil ngucek-ngucek mata.

Setelah selesai mandi gue langsung sholat ashar, trus ngerjain pr. Gue buka hp, gue nyalain data seluler lalu gue membuka aplikasi WhatsApp, banyak pesan yang belum gue baca termasuk si Elvan juga. Gue baca satu persatu pesan yang masuk.

Mama
"Sekolahnya gimana sayang"
"Temannya gimana baik-baik gak?
"Udah makan belum?"
"Kalau sibuk besok aja balasnya sayang e mama?

Elvan
"Sayang lagi apa"
"Idiih gak jawab, sibuk ya?"
"Yang"
"Yang Fara jangan cuekin aku dong?"
"Pasti tidur deh"
"Ya udah nanti tak chat lagi ya?"

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang