Kesalah Pahaman

680 24 0
                                    

Sudah 5 bulan gue di Malang, membuatku jadi tau keadaan kota Malang yang sejuk dan asri, dan hubungan gue dengan Elvan semakin sayang dan hubungan ku dengan kak Biyan juga baik, tapi kayaknya kak Biyan naksir gue deh, bikin gue merasa gak enak sama Elvan dan mbak Sinta.

Kayak hari ini ketika mau pulang sekolah mbak Sinta menemui gue sambil marah-marah.

"O jadi kamu yang merebut si Biyan dari aku, pantes sekarang gak mau boncengin aku kalau pulang sekolah, ternyata kamu biang keroknya ya?" Katanya marah-marah.

"YA AMPUN Mbak kapan gue rebut kak Biyan dari lo mbak, masyaAllah mbak Sinta sadar kek, tanya dulu jangan asal nuduh aja, berburuk sangka itu namanya mbak?" Jawab gue.

"Alah sok alim kamu, ngaca sana, ngaca, wajah kok gitu sok cantik, sok centil, dasar pelakor kamu?"

"Gue itu dah punya pacar mbak, ngapain juga rebut kak Biyan dari mbak Sinta, kak Biyan aja yang sering nawarin diri buat nganter gue, padahal sudah gue tolak baik-baik, ini aja gue lagi menghindari kak Biyan biar gak di boncengin, lagi gak mood."kata gue berapi-api.

"Alah sok polos, mana mau Biyan sama kamu. Kalau kamu gak usah sok kecentilan, sok cantik dasar pelakor kamu?" Seru Sinta.

"Kalau mbak gak percaya nih tak telpon kan cowok gue?"kata gue sambil utak-atik mencari nomernya Elvan, gue kerasin speakernya biar mbak Sinta bisa dengar percakapan gue dan Elvan.

"Halo yang lagi apa?" kata gue

"Tumben kamu nelpon aku yang, untung sudah jam bubaran sekolah coba kalau belum, mampus aku yang!" Katanya Elvan di seberang.

"Iya maaf deh, lagian gue lagi kangen sama lo yang, jawab gue semangat

"Padahal tadi malam chatting an sampek malam lho, sekarang sudah kangen lagi" katanya balik.

Ketawa gue keras banget mendengarkan perkataan Elvan.

"Kok malah ketawa sih, ada apa?" tanyanya serius

"Udah di bilangin gue kangen banget sama lo kok, pakai nanya segala"

"Kalau kamu disini sama aku, sudah habis pipi kamu yang aku cubitin gemes aku sama kamu yang, kuker aja kelakuanmu" serunya gemes.

Gue semakin keras tertawanya,

Sinta yang mendengar perkataan Elvan jadi melotot tak percaya. Dia sama pengikutnya diam-diam menjauh dari gue yang masih asyik ngobrol sama Elvan. Rasain lo Mak Lampir batin gue tersenyum menang.
_._._

Ku lihat sekolahan sudah sepi, akhirnya gue berlari meninggalkan ruang kelas menuju gerbang sekolah.

Tapi pas menuju gerbang ku lihat dua orang lagi bertengkar siapa lagi kalau bukan mbak Sinta dan kak Biyan.

Nunggu orang berdua ini selesai bertengkar gak pulang2 gue .

Tanpa menghiraukan kedua orang tersebut bertengkar gue berjalan agak cepat menuju jalanan.

Pas berjalan didepan 2 orang ini kak Biyan sempat-sempatnya memanggil gue, gue gak menoleh langsung cabut aja ?
"Fara" panggil kak Biyan.

Tapi gue gak peduli malas urusan dengan kedua orang ini.

Gak henti-hentinya kak Biyan manggil gue, gue langsung masuk ke dalam taksi yang biasa mangkal di depan sekolah gue gak menggubrisnya.

Setelah taksinya berjalan baru gue menoleh ke belakang dan ku lihat kak Biyan mengusap wajahnya kasar,
Gue hanya bisa menghela nafas panjang.

Maafkan gue kak besok tak jelaskan tentang statusku, biar gak ada kesalah pahaman batin gue.
_._._

Keesokan harinya gue berangkat sekolah dengan muka berseri-seri karena semalem Elvan Video Call gue, ya setelah siangnya gue nelpon Elvan disekolah dan ku jelaskan duduk perkaranya dan Elvan meminta gue menjelaskan tentang hubungan gue dan Elvan sama Biyan dan Sinta, semalem uuuhh seneng banget deh.

Gue berjalan menuju kelas menelusuri koridor-koridor sekolah dari kejauhan gue melihat seorang lelaki yang sedang duduk sepertinya kenal banget batin gue. Dia mendengar langkah kaki gue dan menoleh ke arah gue dia tersenyum manis.

Gue langsung balik kanan dan gue bersiap untuk lari dari kak Biyan.
Muka gue yang tadinya cerah banget berubah menjadi mendung.

Belum sempat gue berlari tubuh gue sudah di peluk erat dari belakang.

"Lepasin kak"ucap gue berontak. Semakin gue berontak semakin erat
pelukannya, akhirnya terlepas juga.

"Far, benar kamu sudah punya pacar?"tanya kak Biyan setelah melepaskan pelukannya.

"Iya"jawab gue singkat, padat, dan mudah tuk dimengerti.

"Kamu nggak bohong kan" katanya penuh selidik,

"Ngapain gue harus bohong sih kak kalo kakak gak percaya gue ada foto pacar gue, kakak mau liat nih buktinya" bujuk gue sambil memberikan hp gue ke dia.

Kak Biyan hanya manggut-manggut, melihat foto-foto gue sama Elvan, dan kak Biyan menatapku tak percaya, dengan apa yang di lihatnya di hpku.

"Kamu gak single lagi, Fara" katanya pelan

"Maaf kak sejak pertama gue sudah memberi jarak sama kakak, tapi kakak gak peka"kata gue sambil mengigit bibirku, takut dianya tersinggung.

Dengan tersenyum lembut dan mengusap kepalaku pelan dia berkata
"Kamu anak baik Fara, jujur, dan masih menjaga hati kamu buat pasangan kamu, aku suka pribadimu Fara, nggak ada duanya, gak main belakang, jangan terlalu polos deh, tak kira belum punya pacar, ternyata sudah punya, ya sudah gak pa pa deh kita temenan ya boleh"katanya pelan.

Gue hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

"Kakak ke kelas dulu ya,"sambil berlalu.

Dari nadanya kayaknya sedih deh.
Tapi sudah tekad gue harus jelasin kesalah pahaman ini dan harus berakhir. Gak asal walau LDR an kesetiaan dan kepercayaan harus di jaga biar tetap utuh, tanpa kepercayaan dan kesetiaan hancur sudah suatu hubungan, tak perlu hadirnya orang ketiga.

Ternyata gak mudah loh menjaga hubungan LDR an, semua tergantung dari pribadi itu sendiri-sendiri. Kalau doyan tebar pesona ya tau lah, ada cewek atau cowok bening dikit di dekati, pura-pura gak punya pacar, padahal sudah punya.

Semua di mulai dari diri kita sendiri bisa gak membawa diri.

Jawa Tengah, 06.00 WIB
.
.
.
.
.
.

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang