Hari Yang Buruk

736 23 0
                                    

Sudah hampir 7 bulan kerja ternyata susah ya tiap malam harus bangun malam untuk jadwal  penerbangan subuh-subuh hampir tiap malam gue harus bangun jam satu habis itu sholat tahajud, mandi  make up, menata  rambut, setelah itu berangkat.

Kadang pas jadwalnya gak pas, di suruh siap-siap jam 3 dini hari tapi berangkatnya jam 7 pagi berapa jam kita nunggunya, masyaAllah jadi pramugari harus super sabar, kulakan sabar yang banyak ya teman-teman bila menjadi pramugari biar selalu strong 💪💪.

Lagi asyiknya nunggu di ruang tunggu sambil tiduran di kursi dan mendengarkan lagu lewat hp tiba-tiba ada yang  menepuk pipiku pelan, ketika membuka mataku, tatapan kami bertemu, sampai gue terkaget-kaget,

"Kok reaksinya begitu ya kayak liat hantu aja,"katanya pelan.

Aku terkejut setelah menguasai diriku, ku hembuskan napas pelan-pelan, tenang jangan terbawa emosi.

Setelah tenang dengan tersenyum lembut ku beranikan diriku menyapanya.

"Iya kak ada apa ya ?" Kataku pelan.
"Boleh ngobrol sama kamu boleh ?"
"Boleh sini, silakan duduk?" Kata gue tersenyum.

"Hmmm pingin banget ngobrol kayak dulu sama kamu dek," sambil duduk di sebelah gue.
"Memang dari tadi itu apa kalau gak ngobrol?" kata gue sewot

Ketawa ketawa dianya.
"Gak nyadar kalau dari tadi udah ngobrol sama kamu! ha ha ha"
Gue hanya tersenyum simpul melihat kelucuan kak Surya.

"Apa kita dalam penerbangan yang sama kak?"kataku tergagap.
"Gak aku mau ke Singapura, dek? Kamu mau ikut penerbangan kakak nanti tak ganti sama yang lainnya bila mau ikut lumayan bisa jalan-jalan ke Singapura" Katanya antusias.

"Gak ah kak aku tetep ikut penerbangan ke Manado saja, kapan-kapan aja ke Singapura nya," kata gue lega gak bareng dia?

"Bener nih gak mau ganti shif sama teman biar kita bisa jalan berdua an," katanya menjelaskan.
"Gak wis terimakasih ?kata gue pelan

"Kamu benar-benar menjaga jarak ya sama aku?" Katanya kecewa.
"Kak gue calonnya sepupu lo sendiri, masak gue main belakang sih walau kami jauhan!" pinginnya gue tonjok aja si Surya ini sewot gue.

Dia tersenyum miring penuh misteri.
"Aku nggak akan membiarkan kamu jadi pendampingnya dek, gak rela, kamu tuh milik aku selamanya milik aku" Katanya penuh penekanan.
"Tapi kak kita sudah mengakhiri hubungan itu bahkan sudah hampir 6 thn lamanya kak!" Kataku sedih.

"Ya bagi kamu kita sudah berakhir tapi bagiku belum?" Menyeringai
"Lo keterlaluan kak, lo menginginkan gue tapi masih menginginkan yang lainnya, mau lo apa sih kak?" Mataku berkaca-kaca.

"Aku pingin menjadikan kamu ibu dari anak-anakku" tersenyum licik.
"Gue tau lo dendam dan benci sama gue tapi jangan kek gini kak?" Memohon.

Dia tersenyum manis sambil menepuk pipiku pelan-pelan, dan sedikit mencubitnya.
"Gemes " sahutnya senyum-senyum.

Dengan kasar gue tepis tangannya yang nakal. Dia hanya tersenyum kemenangan.

Sebelum beranjak dia berkata,
"sedikit lagi ya Far, aku akan memenangkan hati kamu, dengan segala cara, setelah mendapatkan hatimu akan ku hempaskan perlahan-lahan biar kamu tau rasanya mencintai tapi juga tersakiti"
Katanya pedas.

"Kak, lo keterlaluan, seharusnya gue yang marah sama lo bukan malah lo kak, minta pengertiannya."

Dia hanya mengedipkan sebelah matanya sambil berlalu.

"Kak....." Panggil gue tapi dianya gak menoleh sedikitpun.

"Aaaah kesal gue, kalau tahu disini ada Surya mending gue cari kerja di maskapai lainnya."
"Ya Allah tolong hambamu ini ?" Nitik air mataku.
Kuat kamu harus kuat Fara hadapi jangan lemah kata batin gue.
Jangan lemah jangan lengah walau sejengkal pun, benderang perang telah di tabuh harus stroong.

Van gue butuh lo Van gue gak bisa nahan sakit dada ini Van sendiri, gue takut Van, kakak lo sungguh menakutkan tangis yang tertahan. Batin gue sesek pingin banget meledak.
Gue hanya bisa menahan sesak di dada perih. Apa yang harus gue lakukan Van.
Berkali-kali hatiku menangis perih.




Jawa Tengah, 06.30 WIB
.
.
.
.
.
.

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang