Kau yang Paling Jahat

641 24 0
                                    

Ketika mau naik Appron pesawat, gue di panggil mbak Ester.

"Fara tunggu "panggil mbak Ester.
"Ya mbak ada apa ya" tanya gue antusias sambil menoleh ke arahnya.

"Nggak ada pa pa cuma mau ngasih ini, datang ya ? katanya lalu pergi .
"Insyaallah mbak" kata gue kalem

Undangan menikah kak Surya dan mbak Ester gak kaget gue, ternyata nikah juga batin gue?

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu gue pelan, pas menoleh, kaget itulah yang gue rasakan.

Ternyata kak Surya, tatapan nya seperti mau membunuh, bahkan aku masih memegang undangan pernikahannya.

Dia mengalihkan pandangannya kearah undangan dan langsung di rebutnya dan di sobeknya.

"Kak ..... " Kata gue tertahan.
"Jangan percaya undangan palsu ini?katanya marah.

"Tadi mbak Ester sendiri yang ngasih kak, cicit gue?
"Gak peduli, katanya datar.

"Gue capek menghadapi kakak, capek banget, gue pingin bebas kak? Ratap gue nahan tangis.

"Mangkanya kamu turuti kemauan aku dek, kamu gak bakalan capek kayak gini, penuh penekanan dan intimidasi.

"Kak kamu benar-benar gila ya, apa si kurangnya mbak Ester dia punya segalanya, kenapa masih terobsesi sama gue? Hampir nitik juga air mata ini gak kuat nahan.

"Hati ini terlanjur hanya milik kamu dek, kamu adalah orang pertama yang  singgah di hatiku, kalau aku gak dapat hati kamu, Elvan juga gak harus dapat hati kamu dek, mending liat kamu jadian sama orang lain daripada liat kamu sama Elvan, nyesek banget dek, dia nangis gan?
Tapi buru-buru di hapusnya

"Jadi kakak mau aku putus sama Elvan gitu, pecah tangis gue.

Melihat gue menangis dia menghapus nya dengan sapu tangannya.
Gue hanya diam saja ketika dia menghapus air mata gue, dia semakin mendekati gue sampai-sampai nggak jarak didepan gue, dengan cepat dipeluknya gue, gue bisa mendengar detak jantungnya, dan jantung gue juga berdebar-debar tak karuan, gue masih berdiri mematung tak membalas pelukannya.

Ya Allah kenapa masih ada rasa untuknya, walau agak remang,  pelukannya semakin erat, dan dia membisikkan sesuatu tepat di telinga gue.

"Aku masih sayang banget sama kamu dek," kata-katanya bikin gue merinding.
Setelah bisa menguasai keadaan secara refleks ku dorong dianya biar agak menjauhi gue.

Dia tersenyum samar.

"Kamu nggak bisa bohong sama aku dek  kalau kamu masih menyimpan rasa itu untukku, walau gak sebesar dulu, tapi rasa itu masih ada untuk ku".katanya PD

"Kak gue sudah gak punya rasa untuk lo kak, sadar kak, kakak sudah jadi milik mbak Ester, kasihan mbak Ester kak dia lagi mengandung anak kakak, kataku lirih.

"Di tersenyum tertahan"
"Ok sekarang aku akan nikahi si Ester, selanjutnya kamu dek, kan ku tunggu saat itu? Katanya menghujam jantungku.

"Tak akan ku biarkan kamu nikah sama Elvan dek, tak akan ku biarkan kamu bahagia sama dia dek, katanya kak Surya marah.

Gue hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Gue kecewa banget sama lo kak, nyesek, sakit dada gue mendengar kata-kata nya.

"Nikahlah sama aku dek, aku janji gak akan nyakiti kamu, nggak akan ninggalin kamu, akan ku usahakan selalu ada untukmu.katanya penuh penekanan.

"Nggak kak , gue gak bisa, ratap gue

"Aku terlalu cinta sama kamu dek, bener-bener cinta malah terlalu ter obsesi sama kamu dek, rancunya.

"Sadarlah kak sadar, kamu sudah menjadi calon ayah kak, sadar jangan kek gini kasihan anaknya kak, kata gue sedih.

"Aku gak bisa sebelum miliki kamu dek, aku gak akan tenang kalau liat kamu sama Elvan, aku benar-benar tergila-gila sama kamu dek, cinta pertama sulit banget di lupakan, katanya bucin.

Dengan kasar ku dorong sampai dia jatuh terduduk, gue gak peduli cepat-cepat ku tinggalkan dia menuju Appron pesawat.

Dianya mengumpat kasar.

"Sialan katanya ,"awas kamu ya ku bikin kamu kayak Ester, kalau sudah gitu gak bakalan kamu balik lagi sama Elvan. Katanya kasar.

Jawa Tengah, 16.56 WIB
.
.
.
.
.
.

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang