Kenangan

712 26 0
                                    

Sejak kejadian malam tahun baru, gue langsung day off sampai masuk sekolah.

Setelah buka hp banyak sekali pesan simpan di WA gue. Hampir 3 hari gak nyentuh tuh hp.

Gue pingin sekolah yang jauh  biar bisa jauhan  dari Surya dan Elvan.Sebenarnya Elvan gak pingin gue menjauh darinya tapi gue gak bisa  tenang kalau ada si Surya.

Elvan sadar kok kalau gue butuh waktu buat sendiri.Bukan berarti gue harus menjauh darinya.Elvan pingin SMA nya tetep sama gue.

Tapi gue tetap pada pendirian gue sekolah jauh, biar agak mandiri gitu .

Selama sekolah jarang gue bareng Elvan, agak menjauh gitu. Dianya juga merasa kehilangan.
_._._

Hari-hari gue jalanin dengan mulus, sekarang gue mau UNBK. Saat UNBK gue jalani dengan lancar tanpa gangguan dari Surya maupun Elvan.

Dengan hasil yang maksimal.
Dengan berbangga diri gue daftar di sekolah kejuruan yang terbaik di Malang. Ya, gue ngelanjutin di Malang, jauh dari kampung halaman, jauh dari orang tua, dan juga jauh dari Elvan dan Surya. Sedih sih ninggalin orang tercinta dan tersayang.

Tes demi tes gue lalui dengan lancar.
Alhamdulillah semuanya lancar dan gue bisa masuk sekolah impian gue.

Tak terasa waktu perpisahan itu terjadi antara gue dan Elvan.
Karena lusa gue harus berangkat ke Malang dan memulai sesuatu yang baru.

Sore ini Elvan ke rumah gue, ngajak gue jalan-jalan.Gue sambut dengan gembira ajakannya.Sampailah kita di cafe langganan gue.

"Kamu mau pesan apa"kata Elvan lembut
"Terserah kamu deh samain aja kayak punya lo,"kata gue senyum.

"Aku pingin mie ramen pedes kamu mau," katanya mengerutkan keningnya.
"Punya gue jangan pedes original aja Van," kata gue lirih.

"Minumnya sama ya jus alpukat."ucap nya kemudian.
Gue menganggukkan kepala tanda setuju dan lihat-lihat ke penjuru cafe senang.

"Fara," panggil Elvan lirih.
Gue langsung melihat ke arahnya.
"Ya apa Van" kata gue canggung.

Dia menggenggam tangan gue  lembut.

"Aku sayang banget ama kamu Fara" katanya sendu.
"Ya gue tahu kok lo sayang ama gue" mencoba memberikan pengertian.

"Gue pergi bukan untuk ninggalin lo Van, gue pergi ingin menyakinkan seberapa dalam rasa gue ke lo Van," sambil membalas genggaman tangan Elvan.
Elvan tersenyum manis banget .

"Ku kan sabar menunggu kamu Fara I love you" katanya mantap.
Belum sempat gue jawab, pesanan yang tadi kami pesan akhirnya datang lepas sudah genggaman tangan kita, "silakan di nikmati," kata pramusajinya.
"Terima kasih," ucap gue dan Elvan bersamaan.

"Kapan kamu berangkat?"tanya Elvan.
"Lusa, insyallah gue berangkat,"

"Kamu mau di nganter sama aku ke Malang" tanyanya antusias.
"Gak usah kan sama-sama mau ospek,"
kata gue.

"Nanti jalan-jalan ke taman ya ?" Elvan berharap.
"Ok " kata gue senang'
Setelah selesai kita cabut dan jalan-jalan ke taman. Ramai banget.

Elvan menggandeng tanganku mesra,
"Kenapa" tanya gue canggung.
"Pingin aja gandengan tangan sama kamu takut kamunya hilang" katanya nakal.

"Hmmmm jangan bilang kalau lo takut gue pergi?"ucap gue
"Aku takut kamu naksir orang lain disana" senyum Elvan manja.

"Insyallah nggak, insyallah gue bisa jaga hati gue selalu ada lo disini,"sambil menunjuk hati gue sendiri.

Tiba-tiba Elvan mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah gue bahkan hembusan nafasnya terasa didepan hidung gue, mata kami bertemu, hanya tinggal satu jengkal aja.

Drreet drreet

Tiba-tiba saja hp ku berdering amat kencang refleks gue dorong si Elvan menjauh.

Dia mengusap wajahnya kasar. Gue tersenyum geli melihatnya.
"Jaga ini " sambil mengusap bibir gue dengan telunjuknya pelan, "buat aku ya, jangan berikan pada yang lainnya," ucapnya lembut.

Gue tersenyum sinis melihat tingkah si Elvan yang makin hari makin gila.

Jawa Tengah, 16.27 WIB
.
.
.
.
.
.
Semoga kalian gak bosan ya baca cerita ku ini. Ini baru separuh bab masih banyak lagi yang mau aku ceritain ke kalian.

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang