Menerima Kenyataan Pahit

1K 23 4
                                    

Paginya sehabis subuh Elvan bercerita padaku tentang sahabatnya yang menjadi korban  sandera dan dia hamil karena penjahat itu, Elvan berniat menikahinya, bagaikan disambar petir disiang bolong.

"Kenapa harus kamu sih Van, apa nggak cara yang lainnya" kataku sedih.
"Dia hanya percaya sama aku yank, jelas Elvan.

"Lha terus gimana dong? Tanyaku bingung.
"Kalau kamu ikhlas aku nikahin dia tapi kalau kamu gak ikhlas ya gak kunikahin dong ? Jelas Elvan.

"Tau gini gak mau aku tidur sama kamu Van, sewotku .
"Sudah kewajibannya istri lho yank, melayani suaminya dengan baik, sanggahnya.

"Suami apa minta nikah lagi, cercaku sambil menyanggul rambut panjang ku.
Elvan tersenyum lembut.
"Kalau kamu di posisinya gimana pendapat masyarakat tentang dia, tanya Elvan datar.

Tak terasa air mata ini meleleh, Elvan yang melihatnya lalu menghampiri aku yang sedang duduk di depan meja rias.
Dengan lembut di ciumnya pucuk kepalaku.

"Aku percaya kamu kuat menerima nya yank," bujuk Elvan.
"Aku nggak tau Van mau bilang apa" kataku melow.

"Kita jalani sama² ya mungkin ini takdir kita yank sambil memelukku erat .
"Aku hanya bisa menangis pelan?

"Udah dong jangan nangis nanti gak cantik lagi," katanya Elvan menghiburku.
"Aku benci banget sama kamu Van, " kataku sarkas.

"Iya kuterima deh bencimu yank"katamu lembut.
Aku hanya mendengus kesal.
"Udah dong mau berangkat kerja juga lho masih ngedumel, nanti di bicarakan lagi di rumah, ok", Kata Elvan minta pengertiannya aku.

Dia memelukku erat banget, sambil mencium pelipisku lama banget.
"Maaf ya kalau aku bikin kamu marah dan kecewa, katanya kemudian.

"Serah wis aku gak tau harus ngomong apa? Kataku malas.
"Hmmmmm jangan gitu dong, katanya lembut.

"Nanti kita bicarakan lagi sama papa mamamu  dan ayah bundaku, rapat keluarga besar kita biar papa mama yang mutusin, ok, katanya Elvan menjelaskan.

"Terserah, I don't care," kata Fara ketus.
"Ya sudah nanti tak cari solusi terbaik nya, ok. Kata Elvan.
"Ya kataku singkat padat dan jelas.

Setelah beberes aku dan Elvan, keluar kamar hotel menuju bandara. Elvan membantuku membawa koper.

Di lobby kami bertemu dengan teman-teman crew Fara tampaknya mereka sedang menunggu jemputan.

"Hai Far lo disini juga," kata Puput dia teman seangkatan Fara.
"Sudah dari kemarin," jawab Fara singkat.

"Sama suami lo?" Tanya mbak Ajeng senior paling baik hati.
"Ya," jawab Fara singkat padat dan jelas.

"Lo lagi sariawan ya?" Tanya mbak Yani, Fara sama mbak Yani request jadwal biar bisa terbang bareng.

"Gak," jawab Fara lagi-lagi singkat.
"Kalo gak kok irit ngomong nya?" Tanya mbak Yani menyelidiki.

"Masih gak mood aja," kataku malas.
"Habis bulan madu bertengkar kata Mbak Yani , menggoda ku.

Elvan yang mendengar hanya tersenyum kecut.
"Van kamu berangkat sana gak usah nganterin aku ke bandara, ini sama
temen² aja rame², harap gue.

"Ya udah aku berangkat dulu ya yank hati² nanti kalau sudah nyampe kabarin aku ya, jelasnya Elvan.
Akhirnya Elvan berpamitan sama teman² gue, dan gue pun mencium punggung tangan si Elvan.
Elvan bergeges pergi meninggalkan hotel menuju camp nya.

Mbak Yani menyenggol lengan ku dan berbisik
"Kenapa pagi-pagi sudah marahan?" Tanyanya kepo.

"Dah lah gak usah dibahas gak penting juga," jawab Fara.
"Yuk lah berangkat, mobilnya dah nyampe," ucap Fara saat melihat mobil jemputan datang.

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang