Dilema

723 32 0
                                    

Gara-gara ketemu Surya, bikin gue dalam dilema.
Disatukan sisi gue masih punya rasa sayang ke Surya, tapi di satu sisi pingin melupakan semua tentang Surya.
Belum lagi tentang si Elvan.

Drettt drettt


Bunyi hpku di atas nakas.
Ku ambil di situ tertera nama Elvan.
Ada 3 pesan darinya.

"Assalamualaikum,"
"Lagi apa?"
"Berangkat sekolah kapan?"

"Wa'alaikumsalam, lagi main hp, baru juga 2 hari libur, lo nanyain kapan berangkat sekolah."

"Aku kangen kamu Fara, kamu lagi dimana?"

"Rumah"

"Besok hari Minggu main badminton yuk"

"Wah kebetulan gue juga mau main badminton, jam berapa, dimana"

"Jam set 8, di kuburan"

"Wah ngeri main badminton di kuburan, lo gak takut kalo mbak kunti godain lo"

"Ngapain harus takut kalo di godain sama mbak kunti, malah mbak kuntinya yang klepek-klepek kena gombalan mautku, ato jangan-jangan kamu yang cemburu kalo aku di godain sama mbak kunti, hayo ngaku aja"

"Ih nyebelin banget sih lo Van"
"Kita main badmintonnya dimana"

"Di GOR, nanti aku jemput kamu"

"Naik apa?"

"Sepeda"

"Ok, kalo gitu aku ngajak temen gue ya"

"Kok"

"Bukan muhrim, laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dilarang berduaan"

"Iya-iya sayang ku😘, my angel"

"😑"

Jawa Tengah, 22.08 WIB
.
.
.
.
.
.
Maaf ya kalo di chapter ini sedikit🙏🙏

Takdir {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang