Part 8: Membujuk Anaya!

3.7K 247 10
                                    

Assalamualaikum

Author update lagi! BAHAGIA gak kalian?

Saya bahagia bisa update secepat ini untuk menemani waktu kalian dalam menjalani keseharian di bulan puasa ini.

Jangan lupa baca Al-Quran ya..

Bismillah...

*****************

7 tahun telah berlalu dengan begitu cepat. Zara tidak pernah menyangka dia bisa bertahan sampai sejauh ini dalam menjalani rumah tangga bersama seorang Yusuf.

Anaya putrinya juga tumbuh begitu cepat. Walau jika di rasa Anaya lebih dekat dengan ayahnya yang selalu memanjakannya dari pada Zara sendiri yang selalu berusaha membimbing sang buah hati kepada kebaikan.

Setelah 3 tahun berlalu ketika ibu mertuanya sering sekali datang kerumah mereka hanya untuk bertemu dengan Anaya dan menjauhkan Zara dari Anaya. Hampir setiap hari Zara berada dalam tekanan batin dari sang mertua yang selalu menyalahkannya.

Juga selalu menuntut seorang cucu laki-laki darinya sama seperti Yusuf suaminya. Yang bahkan beberapa tahun terakhir hubungan keduanya semakin berjarak walaupun tinggal dalam atap yang sama.

Rasanya kini Zara bisa sedikit bernafas lega ketika Anaya akhirnya menginjak bangkus sekolah ibu mertuanya sudah jarang kerumah mereka. Namun dia tetap datang walau seminggu atau sebulan sekali.

"Anaya, bangun sayang!" Wanita itu kini sedang duduk di pinggir ranjang kamar putri cantiknya. "Anaya, ayo sholat subuh sama mama!"pangginya lagi.

Putrinya itu hanya menjawab dengan gumaman namun menarik kembali selimut menutup kepalanya. Zara terseyum melihatnya, "Sayang," dia mengusap lembut kepala putrinya yang tertutup selimut.

"Ihh, mama berisiik ih. Aya masih ngantuk, nanti aja sholatnya,"jawabnya sembari merengek. Zara hanya menggeleng kepala melihatnya. Kemudian dia menarik selimut yang menutup tubuh mungil putrinya.

"Aya, Anaya sayang! Tidak ada kata nanti nak, kamu harus sholat setelah itu mandi, sarapan, baru berangkat sekolah!"

Anaya membuka matanya dengan kesal, juga dengan wajah yang di tekuk. "Ishhh, mama mah! Ganggu Aya tidur aja!"ujarnya dengan bibir mayun.

"Ayo sayang,"ajak Zara.

Namun putrinya itu hanya diam, dia bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang. Dia menatap mamanya sejenak, lalu Aya mengulurkan tangan mungilnya di depan sang mama.

"Apa hadiahnya kalau Aya mau sholat!"

"Hadiah?"tanya Zara tercengang.

Aya mengangguk, "Iya, dong! Papa aja selalu kasih Aya hadiah setiap Aya nurut apa kata papa. Masak mama gak kasih Aya apa-apa!"

Zara tertegun di buatnya. "Sayang, tidak baik mengharapkan sesuatu seperti itu. Mama mengajakmu Sholat karena itu adalah kewajiban kita pada Tuhan sayang."

"Tapi papa selalu kasih apapun yang Aya minta, papa juga selalu kasih Aya hadiah. Mama yang tidak pernah memberi Aya hadiah."

"Tidak pernah? Tahun lalu mama memberikanmu Alquran dan mukenah yang bagus tapi itu pun kamu jarang memakainya."

"Itu tidak mahal mama! Ishh, Iphone yang papa kasih ke Aya bahkan lebih mahal dari yang mama beri!"protesnya

Zara cukup sakit hati mendengarnya. Apa artinya sebuah Iphone mahal jika hanya akan menghancurkan masa depan putrinya itu.

"Sayang_"belum Zara melanjutkan ucapanya. Aya sudah membalas dengan perkataan yang begitu menyakitkan.

"Kata papa karena papa kaya papa bisa kasih Aya segalanya. Apa artinya mama itu miskin makanya tidak memberi Aya hadiah yang mahal?"

I'M SORRY MAMA! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang