Bab 18: Firasat Buruk

3K 244 22
                                    


Jakarta-Indonesia

------------

Yusuf, Erna dan Bela turun dari Pesawat dan langsung menaiki taksi yang dipesan mereka. Karena begitu mendadak, Yusuf sengaja tidak mengabari supir pribadinya. Karena dia membawa orang lain selain ibunya, dan dia tidak ingin orang lain tahu soal itu.

Selama perjalanan, Yusuf hanya diam di kursi penumpang depan bersama pak supir yang juga hanya diam. Sedang Erna dan Bella sibuk berceloteh tentang banyak hal.

Yusuf terpikir oleh perkataan pria tua tulip putih yang ditemuinya saat di pesawat. Kehilangan orang yang sangat kita cintai itu sangatlah berat dan terasa menyakitkan.

"Orang yang sangat dicintai, ya?"batinya bertanya, "aku---dan Zara, ah bagaimana harus ku katakan, apa aku mencintainya?"

Hatinya terasa berat mengakui perasaan itu, dia sendiri meragukan hatinya apakah ada cinta disana untu Zara atau tidak, "Tapi, walaupun saat ini aku tidak mencitainya, aku tidak ingin kehilangannya,"dia mendesah panjang menghalau rasa penat dihati dan pikirannya.

Dia menoleh kearah jendela, menatap jalanan yang terlihat disana, dalam hati dia berbisik, "Harusnya aku senang untuk pulang kerumah, tapi kenapa saat ini terasa sangat menyesakan. Kegelisahan dan ketakutan akan apa yang terjadi setelah ini,"

30 menit kemudian mereka akhirnya sampai di perkarangan rumah Yusuf. Gerbang terbuka otomatis dengan remot yang digunakan oleh Yusuf untuk membuka gerbang rumah mewah itu.

Jantungnya tiba-tiba saja berdegup kecang saat kaki nya menginjak lapisan rumput hijau yang mengihiasi halaman rumah bernuansa putih itu.

Erna dan Bela tampak sumringah ketika sampai disana, dengan dibantu pak supir yang menurunkan barang bawaan mereka.

Dengan ragu langkah Yusuf terasa berat untuk berjalan. Erna dan Bella masih sibuk dengan barang-barangnya. Dan pria itu berjalan menuju pintu rumah, dengan ragu tangan itu menekan tombol bel di ujung pintu.

2 orang wanita yang sibuk di ruang tv langsung berlari menuju pintu usai mendengar suara bel itu dengan tawa riang bahagia,

"Papa pulang!"teriak Anaya sambil berlari menuju pintu, Zara mengejar putrinya yang terlihat sangat tidak sabaran itu. "Hati-hati sayang!"tegur Zara.

Saat pintu itu terbuka, muncul sosok yang begitu dirindukan oleh kedua wanita dihadapannya. Anaya langsung berteriak dan merentangkan kedua tangan untuk menerima pelukan hangat dari sang papa.

"PAPA?!"

"Hay sayangnya papa!"balas Yusuf mengangkat Anaya dalam pelukannya. "Papa pulang...,"lanjut Yusuf.

Zara masih terdiam disana, menatap Yusuf dan Anaya yang masih saling melepas rindu. Sampai mata pria itu melirik ke arahnya, Zara membalasnya dengan senyuman yang sangat manis namun terasa menyakitkan di hati Yusuf.

"Zara!"panggil pria itu, "Apa kabarmu?"sambungnya sambil memindahkan Anaya ke sisi gendongan kiri, lalu dia mengulurkan tangan kananya yang langsung di kecup Zara.

"Baik mas, Allhamdulillah,"balas wanita itu.

"Zara- aku,"belum sempat Yusuf melanjutkan perkataanya seliut Erna terlihat di belakang Yusuf, dan sosok lain disampingnya berhasil mencuri perhatian Zara.

"Mama?"gumam Zara, yang di dengar Yusuf membuat pria itu berbalik melihat kearah yang sama.

"Ma, apa kabar?"tanya Zara ramah saat mertuanya itu ada dihadapannya,

Wanita tua itu menjawab dengan ketus, "Kabarnya capek! Punya menantu gak ada pengertiannya liat mertua bawa barang banyak! Dibantuin kek!"

"Maaa!"tegur Yusuf tak suka. "biar Yusuf yang bawa!"pria itu mengambil alih belanjaan sang mama, lalu berjalan masuk ke dalam.

Erna pun ikut menyusul, dan saat wanita dibelakang Erna digandeng oleh Erna, Zara kemudian bertanya, "Siapa dia ma?"

Erna melirik sekilas, berkata dengan angkuh, "Tamu istimewa!" kemudian mereka berdua melewati Zara begitu saja dengan wanita dibelakang Erna yang hanya diam menunduk, dan Zara bisa tahu bahwa wanita itu sangat cantik.

Tanpa Zara sadari ternyata dia hanya tinggal sendiri berdiri terpaku didepan pintu, ketika menyadari sang putri telah bergabung dengan papa dan neneknya, juga dengan orang asing yang Zara tidak tahu siapa itu.

Tapi yang jelas dia punya firasat yang sangat buruk.

#Bersambung...

I'M SORRY MAMA! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang