Bab 10: KEBIMBANGAN...

3K 245 5
                                    

Yusuf benar-benar tak habis pikir dengan sang mama yang benar-benar menepati perkataannya. Bahkan mamanya itu benar-benar mempersiapkan segala sesuatu untuknya.

Ternyata benar dugaannya bahwa Erna memang merencanakan sesuatu setelah mengajaknya ke Singapura dengan alasan bisnis.

Erna ternyata sudah menysusun rencana untuk memperkenalkannya dengan wanita yang direncanakan Erna sebagai istri kedua Yusuf.

Yusuf benar-benar tidak ingin bertemu dengan wanita manapun. Sampai mamanya benar-benar mengancam dirinya dan memaksanya untuk menemui wanita itu di tempat yang sudah di rencanakan oleh Erna.

Dan disinilah Yusuf. Di sebuah cafe dengan latar suasana yang terkesan mewah dan modern. Pria itu benar-benar tidak nyaman dengan keadaannya saat ini. Sampai akhrinya dia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Zara.

"Anaya sudah tidur?"tulis pria itu. Dia menunggu beberapa detik sampai akhirnya pesan itu terbalas.

"Sudah mas! Apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Ya,"balas pria itu tanpa ekspresi saat menulis pesan pada Zara.

"Kapan kamu pulang? Alya sebentar lagi ulang tahun, kamu tidak lupa kan? Dia menunggumu pulang."

Yusuf mengernyit membacanya. Lalu pria itu membuka kalender di ponselnya. Dan benar saja, putrinya itu akan berulang tahun 4 hari lagi.

"Aku akan pulang 2 hari lagi,"

"Benarkah?! Aya pasti senang mendengarnya!"

"Ya, Sudah istirhatlah, aku sedang sibuk!"

"Oke, selamat malam mas,"

Tepat ketika Yusuf ingin membalas pesan Zara. Sebuah suara lembut menyapa dirinya. Seketika Yusuf menoleh dan tertegun melihat seseorang yang berdiri di depannya.

"Bella?!"

"Hay Yusuf! Apa kabar!"kata wanita itu.

Yusuf benar-benar tak mengira bahwa dia bertemu dengan seseorang dari masa lalunya. "Kamu sedang apa di sini?"tanyanya masih dengan nada terkejut.

Wanita itu tersenyum lembut. Menarik kursi dan duduk di hadapan Yusuf, mereka terpisah oleh meja di tengah mereka. "Tante Erna pasti sudah memberi tahumu,"

"Mama?"gumam Yusuf. Dia diam sejenak memikirkan sesuatu. Memorinya berputar pada kejadian pagi tadi. Yusuf sama sekali tidak membuka maap yang diberikan oleh Erna.

"Kamu...,"ah bahkan pria itu tidak bisa melanjutkan perkataannya.

Wanita bernama Bella itu menopang dagunya dan menatap Yusuf dalam. "Ada apa dengamu? Seperti tidak senang melihatku?"kata wanita itu dengan senyum manis yang tak pernah Yusuf lupakan.

Dia adalah seorang gadis kecil yang pernah Yusuf sukai saat mereka tumbuh bersama dan menjadi tetangga di Singapura dulu sebelum Yusuf melanjutkan kuliah ke negeri orang.

"Ah, tidak. Bagaimana kabarmu?"tanya pria itu berusaha menutupi kecanggungan yang cukup terasa antara dirinya dan Bella.

"Aku baik seperti yang kamu lihat."

Yusuf tampak tersenyum, "Ya, kamu terlihat sangat baik dan lebih cantik dari sebelumnya."

Memang benar, Bella terlihat sangat cantik. Dengan rambut panjang yang di gerai dan gaun baby blue yang membalut tubuh langsinga. Wanita keturunan belanda-singapura itu memang sudah mempesona bagi Yusuf bahkan sejak awal.

"Ah,kamu bisa saja. Kamu juga terlihat semakin tampan,"mereka melanjutkan pembicaraan kini dengan lebih intens dan membahas masa lalu mereka.

Ah, membahas masa lalu akan menjadi sebuah masalah bukan?

Ketika masa depan dihantui oleh hubungan di masa lalu, sudah pasti akan terjadi sesuatu yang membangkitkan rasa yang seharusnya sudah hilang dan tidak perlu kembali.

Bella dan Yusuf berbincang dengan bersemangat. Hingga mereka menikmati makan malam mereka yang sudah terasa seperti sebuah kecan romantis. Ya memang benar saja, semua sudah di persiapkan oleh Erna.

Wanita paruh baya itu, bahkan mengawasi keduanya dengan intens di balik tembok ujung cafe tak jauh dari mereka.

Erna terlihat menyeringai dari sana menatap keduanya yang sedang tertawa dengan bahagia.

"Rencana ini baru akan dimulai. Lihat Zara, kebagiaanmu sebentar lagi akan berakhir! Sudah cukup kau memiliki Yusuf selama ini, biar wanita lain yang memilikinya. Dan jelas, bisa memberikan seorang pewaris bagi keluarga Khaidar."

Wanita itu mengakat ponsel yang digenggamnya. Dia mengarahkan ponsel itu ke arah di mana Yusuf duduk dengan Bella

Creekk...

Sebuah foto terabadikan tepat pada saat Yusuf tertawa dan tersenyum dengan sangat lepas pada wanita di hadapannya.

Kemudian dia mengirimkan foto itu kepada Zara, dan tentu dengan nomor lain. Tak lupa dia menuliskan caption di bawah foto itu.

Kebahagiaanmu akan berakhir Zara! Tinggalkan dia atau dia yang akan meninggalkanmu. Dan kau tidak akan bisa memiliki apapun setelah itu. Tidak Yusuf ataupun Anaya-

#Bersambung..

I'M SORRY MAMA! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang